Kamis, 04 November 2010

PT Eterindo Wahanatama Tbk Tingkatkan Penjualan Biodiesel

JAKARTA - Perusahaan perdagangan dan distribusi produk kimia PT Eterindo Wahanatama Tbk akan memaksimalkan produksi biodiesel seiring peningkatan harga dan konsumsi produk tersebut, perseroan bahkan telah meningkatkan penjualan biodiesel ke Pertamina dari 2.000 kilo liter (kl) perbulan menjadi 3.000 kl.



Direktur Utama Eterindo Wahanatama Immanuel Sutarto mengatakan, perseroan baru saja meningkatkan penjualan biodiesel ke Pertamina dari 2.000 kl per bulan menjadi 3.000 kl per bulan. Volume penjualannya akan terus hingga lebih dari 5.000 kl seiring membaiknya harga biodiesel di pasar internasional.

“Kedepan kami memang ingin focus di Biodiesel karena lebih prospektif,” katanya, Rabu (3/11).

Peningkatan volume penjualan terbuka untuk dilakukan karena kapasitas produksi yang dimiliki perseroan mencapai 240.000 metrik ton per tahun dan saat ini belum separuhnya terpakai.

Menurut Immanuel, industri biodiesel dalam jangka panjang cukup prospektif didukung oleh kebijakan pemerintah yang ingin memaksimalkan penggunakan bahan bakar nabati. Untuk itu, pemerintah telah mengambil langkah positif dengan memberi subsidi pada Biodisel sama seperti subsidi untuk premium dan solar. Selain itu, harga beli dari Pertamina kepada produsen Biodiesel di dalam negeri juga tidak lagi dipatok tapi disesuaikan dengan harga di pasaran internasional.

Dengan demikian, produsen Biodiesel di dalam negeri bisa memetik untung lebih besar karena harga jualnya didasari atas fluktuasi harga internasional. Sementara itu, permintaan biodiesel di dalam negeri maupun di pasar internasional juga cukup tinggi.

Pertamina sendiri membutuhkan biodiesel sebanyak 30.000 kilo liter per bulan sementara kebutuhannya pertahun mencapai 800.000 kilo liter.

Oleh karena itu, kata Immanuel pihaknya akan terus mengenjot produksi biodiesel untuk memenuhi kebutuhan Pertamina dan perusahaan lainnya.

Seiring peningkatan volume penjualan Biodiesel, kontribusinya terhadap pendapatan juga terus meningkat dan di kuartal tiga 2010 ini kontribusinya mencapai lebih 50 persen padahal sebelumnya kontribusi pendapatan utama diperoleh dari perdagangan produk kimia.

Perseroan membukukan pendapatan 597,5 miliar rupiah di kuartal tiga ini, naik 8,1 persen dibanding periode sama 2009 yang 552,9 miliar rupiah sedangkan laba usaha naik 9,3 persen dari 15,4 miliar rupiah di kuartal tiga 2009 menjadi 16,83 miliar rupiah di kuartal tiga ini.

Di kuartal tiga ini juga kata Immanuel perseroan mengalami pertumbuhan jumlah asset dari 449,13 miliar rupiah di kuartal tiga 2009 menjadi 493,4 miliar rupiah di kuartal tiga ini.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia, Paulus Tjakrawan mengatakan, potensi perkembangan industri biodiesel memang sangat prospektif. Kapasitas produksi biodiesel Indonesia saat ini mencapai 4,3 juta kiloliter dan terus bertambah. Sementara itu, kebutuhan total solar untuk subsidi, nonsubsidi, dan pembangkit listrik mencapai 30 juta kiloliter.

Untuk itu pemerintah harus dapat memanfaatkan potensi pengembangan biodiesel. Salah satu caranya, kata dia dengan menerapkan kebijakan soal kewajiban industri menggunakan biodiesel. Kebijakan yang tu sudah diterbitkan sejak 2008 tersebut hingga kini belum berjalan. Padahal, kalau terlaksana pemerintah dapat menekan pihak ritel swasta untuk menyediakan biodiesel ke industri. Dengan demikian industri biodiesel makin semarak. (gus)



1 komentar:

Citra mengatakan...

Assalamu alaikum

perkenalkan nama saya citra. saya salah seorang mahasiswi salah satu PTN di Semarang.

saya sangat tertarik dengan artikel yang anda buat.
artikel yang anda buat berkaitan dengan tugas yang ingin saya susun yaitu potensi pemanfaatan biodiesel.

kalau boleh tau referensi artikel yang anda tulis ini datanya berasal dari mana ya?.

terimakasih atas perhatiannya.

wassalam.

(untuk jawaban bisa d kirim ke email saya sparkling_girls01@yahoo.co.id)