Senin, 29 November 2010

Merger Island Concepts dan Pulau Mas Tunggu Restu Pemegang Saham

JAKARTA - Perusahaan jasa akomodasi perhotelan berbasis di Bali, PT Island Concepts Indonesia Tbk diperkirakan batal melakukan penggabungan usaha atau merger dengan PT Pulau Mas Nopember ini, karena masih menunggu persetujuan pemegang saham yang baru melakukan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) pada Januari 2011. Perseroan optimistis kinerjanya bisa tumbuh signifikan paska merger.



Sekretaris Perusahaan Island Concepts, Elmid Hendro mengatakan, persiapan penggabungan usaha atau merger dengan PT Pulau Mas Utama sudah rampung sekitar 80 persen seperti audit laporan keuangan dan penilaian dari tim penilai serta lawer. Saat ini, perseroan tinggal menunggu restu dari pemegang saham dan Bapepam-LK.

“Kinerja penjualan dan laba tahun ini kami yakin lebih tinggi dibanding 2009, sedangkan kinerja tahun 2011 akan tumbuh lebih besar lagi karena proses merger diperkirakan sudah rampung sehingga neraca perseroan bisa dikonsolidasikan dengan PT Pulau Mas Utama,” katanya, Rabu (24/11).

Perseroan kata dia sudah memberi laporan kepada Bapepam-LK terkait rencana merger tersebut, dan rencana itu akan diumumkan ke publik melalui media massa nasional pada 26 Nopember 2010 lalu rancangan mergernya akan kembali dipublikasikan di Media Massa pada 13 Desember 2010. Selanjutnya akan digelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 11 Januari 2011 dengan agenda utama meminta persetujuan rencana merger.

Merger dengan PT Pulau Mas yang merupakan perusahaan jasa konstruksi memiliki nilai strategis sebab produk properti yang di hasilkan Pulau Mas nantinya bisa dipasarkan Island Concepts yang juga bergerak dalam bidang pemasaran properti. Hingga saat ini, perseroan masih mengandalkan pendapatannya dari jasa akomodasi dan investasi yang ditanamkan di sejumlah bisnis restoran. Jasa akomodasi yang dimaksud adalah jasa penyediaan tempat tinggal khususnya bagi orang asing. Perseroan saat ini memiliki memiliki sejumlah Villa di Jimbaran dan beberapa daerah lainnya di Provinsi Bali .

Dengan demikian kinerja perseroan akan meningkat signifikan, dan penjualan konsolidasi paska merger ditaksir lebih dari 70 miliar rupiah, naik signifikan dibanding nilai penjualan saat ini yang dibawah lima miliar rupiah. Dengan demikian, suspensi saham perusahaan di pasar bisa dibuka kembali.

Terkait dengan kinerja tahun 2010 ini, Elmi yakin penjualan dan laba yang diraih lebih tinggi dibanding 2009 kontribusi dari restoran yang baru dikembangkan cukup besar selain dari pendapatan utama yakni jasa akomodasi atau villa. Sayangnya dia belum bisa menyebutkan karena masih dilakukan perhitungan.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik merilis industri hotel dan restoran akan tumbuh diatas rata rata pertumbuhan ekonomi nasional yang 5-6 persen tahun ini. Pada paruh pertama tahun ini saja pertumbuhannya 9,3 peren diatas rata rata nasional yang 5,7 persen.

Oleh karena itu, banyak perusahaan property yang mengembangkan usaha perhotelan dan salah satunya PT Intiland Tbk yang membangun hotel baru di Jogjakarta.

Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk, Theresia Rustandi mengatakan pihaknya berharap bisnis perhotelan dapat menjadi salah satu mesin bisnis dan kontributor pendapatan usaha bagi perseroan di masa mendatang, saat ini kontribusinya baru sekitar 10 persen.

Selain membangun hotel baru di Jogjakarta, perseroan juga sedang mengincar lahan di sejumlah daerah untuk membangun hotel baru. (gus).



Tidak ada komentar: