Kamis, 04 November 2010

Nelayan Kepri Waspadai Kabut Asap

BATAM – Nelayan dari Provinsi Kepulauan Riau mulai waspada untuk mencari ikan di laut seiring kian tebalnya kabut asap di perairan Kepri akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah provinsi Sumatra.



Ketua Paguyuban Nelayan Tradisional Kabupaten Karimun Provinsi Kepri, Acai Lim mengatakan, pihaknya sudah menghimbau kepada seluruh nelayan untuk berhati hati dan meningkatkan kewaspadaannya ketika mencari ikan di laut, karena perairan Kepri saat ini sudah diselimuti kabut asap yang semakin tebal.

"Kami sudah menghimbau kepada nelayan untuk waspada karena asap menyelimuti perairan. Sejauh ini sebagian besar nelayan Karimun sudah memiliki lampu navigasi yang baik, namun mereka harus tetap waspada" katanya akhir pekan lalu.

Menurut Acai Lim kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di sejumlah provinsi di Sumatra tersebut kian hari semakin tebal dan mulai menyulitkan nelayan ketika mencari arah atau navigasi. Kondisi itu menurutnya sangat berbahaya dan bisa menimbulkan tabrakan antar kapal nelayan.

Dijelaskan, berdasarkan Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (P2TL) 1972, kondisi perairan yang berkabut harus diwaspadai nakhoda terhadap kemungkinan bertabrakan dengan kapal lain.

Kewaspadaan itu dilakukan dengan cara menggunakan semboyan kenavigasian, seperti bunyi gong, gaung atau terompet sehingga keberadaan kapal dapat diketahui dengan cepat oleh kapal lain. Selain itu sarana navigasi seperti radar dan GPS (global positioning system) harus dioptimalkan untuk memantau lalu lintas kapal.

Waspadai ISPA

Sementara itu, di Rumah Sakit Otorita Batam Sekupang banyak warga yang datang membawa anaknya yang menderita penyakit batuk dan penyakit sesak napas serta ISPA (inpeksi Saluran pernapasan akut).

Salah seorang warga, Nizar (36) ketika dikonfirmasi mengatakan, dia membawa dua orang anaknya yang masih berumur 7 dan 9 tahun ke RSOB karena menderita penyakit batuk dan sesak napas.

“Dua anak saya ini sudah tiga hari kena batuk, kalau bernafas mengeluarkan bunyi, yang paling besar mengeluh sesak dan kalau malam susah tidur,” katanya.

Kasi Data dan Informasi BMKG Hang Nadim Batam, Agus mengatakan, kabut asap yang terjadi di Batam dan sejumlah daerah di Provinsi Kepri sudah terjadi sejak satu minggu terakhir dan kondisinya saat ini kian tebal.

Jarak pandang saat ini dibawah 4.000 meter dan masih bisa ditolerir namun jika sudah dibawah 1.000 meter maka akan menganggu penerbangan dan berpotensi menimbulkan penyakit ISPA yang semakin akut bagi warga.

Kian tebalnya kabut asap di Kepri kata dia disebabkan masih banyaknya ditemukan titik api disejumlah provinsi di Sumatra, seperti Sumatra Utara, Sumatra selatan, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Bangka Belitung dan Lampung.

Untuk itu, Agus menghimbau warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah karena bisa terkena penyakit ISPA khususnya bagi anak anak. Kemudian bagi perusahaan penerbangan agar mewaspadai cuaca buruk akibat kabut asap tersebut, jika diperlukan sebaiknya melakukan penundaan penerbangan sampai cuaca normal dan layak untuk diterbangi. (gus).

Tidak ada komentar: