Sabtu, 05 November 2011

Pulau Nipah Dikembangkan Jadi Terminal BBM

NIPAH – Pemerintah berencana mengembangkan Pulau Nipah yang merupakan pulau terluar berbatasan dengan Singapura sebagai terminal bahan bakar minyak (BBM) selain pangkalan TNI. Untuk itu Menteri Kelautan dan Perikanan telah menunjuk satu perusahaan yang akan mengelola pulau tersebut. Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhamad mengatakan pemerintah telah melakukan reklamasi dengan biaya miliaran rupiah untuk menjaga Pulau Nipah yang merupakan pulau terluar agar tidak tenggelam. Saat ini, pulau tersebut sudah dijadikan pangkalan TNI dan selanjutnya akan dikembangkan menjadi kawasan komersil. Sebagai kawasan komersil, Pulau Nipah akan dikembangkan menjadi terminal bahan bakar minyak karena peluangnya sangat menguntungkan seiring banyaknya kapal kapal besar dari berbagai Negara yang melintasi pulau tersebut. Untuk itu, kata Fadel pihaknya telah menunjuk satu perusahaan yang akan mengelola kawasan tersebut. Dengan dikembangkanya pulau Nipah diharapkan bisa membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar pulau. “Satu perusahaan sudah diberikan hak untuk mengelola pulau tersebut,” katanya, saat berkunjung ke Batam beberapa waktu lalu. Sayangnya Fadel tidak menyebutkan nama perusahaan. Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat mengunjungi pulau Nipah Kamis (21/7) mengatakan, untuk pengembangan pulau Nipah sebagai pangkalan TNI dan pusat ekonomi, pihaknya melakukan observasi dan peninjauan langsung yang dilakukannya bersama rombongan ke Pulau Nipah sebagai langkah awal sekaligus bentuk keseriusan pemerintah untuk mengembangkan pulau itu sebagai pusat pertahanan dan perekonomian. Kedepanya, Pulau Nipah akan dijadikan contoh dan model pembangunan pulau-pulau terluar Indonesia. Saat ini pembangunan infrastruktur pertahanan sedang berlangsung dan setelah selesai Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan membangun sarana pendukung perekonomian kelautan. Pembangunan infrastruktur perlu segera dilakukan untuk mendukung kinerja KKP yang nantinya akan bekerja sama dengan investor untuk pengembangan kegiatan perekonomian di pulau tersebut. Terkait sulitnya komunikasi di Pulau Nipah, Sjafrie mengatakan, Kementerian Pertahanan akan segera membangun sarana komunikasi di pulau tersebut sehinggaakses informasi bisa cepat diterima dan komunikasi akan dapat dilakukan lebih baik. Dalam kunjungannya ke Pulau Nipah kemarin, Sjafrie didampingi pejabat Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), Mabes TNI, KKP, dan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Pulau Nipah adalah salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan perairan Singapura. Dahulunya, pulau nipah hanya sebatas pulau karang dan setelah dilakukan reklamasi luasnya saat ini mencapai lebih dari 10 hektar. Sejak dulu, pulau itu tak berpenghuni dan saat ini terdapat prajurit TNI yang disiagakan secara bergantian di pulau yang masuk dalam wilayah Kecamatan Belakangpadang Kota Batam Provinsi Kepri. (gus).

Puluhan Pejabat Bintan Terlibat Korupsi Dana Koperasi

BINTAN – Puluhan pejabat Pemerintah Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau diduga terlibat korupsi dana bantuan koperasi senilai 5 Miliar rupiah karena sejak dikucurkan pada tahun 2003 hingga saat ini dana tersebut belum dikembalikan. Ketua Pusat Koperasi Distribusi (PKD) Bintan Provinsi Kepri Baharudin mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bintan pada tahun 2003 mengucurkan dana bantuan modal koperasi senilai 5 miliar rupiah melalui Pusat Koperasi Distribusi (PKD). Banyak penerima pinjaman bukan berbentuk koperasi bahkan ada yang atas nama pribadi baik dari pejabat maupun anggota dewan. Padahal dana tersebut mestinya digunakan untuk membantu penguatan koperasi. “Sejumlah pejabat, anggota DPRD dan orang dekat pejabat serta oknum wartawan ikut menerima pinjaman bantuan koperasi senilai 5 miliar rupiah yang dikucurkan tahun 2003 dan sampai sekarang sebagian besar dana tersebut belum dikembalikan,” katanya, Kamis (21/7). Dijelaskan, seorang kenalan Bupati Bintan Ansar Ahmad yang bernama Baharudin Yusuf bahkan memperoleh pinjaman sebesar 1 miliar rupiah dan belum pernah mengangsur pinjaman tersebut hingga dia meninggal dunia sehingga asetnya berupa bangunan rumah disita. Kemudian penerima pinjaman modal lainnya yang memperoleh bantuan puluhan juta rupiah antara lain, Alan Wahsyahlan yang merupakan wartawan salah media harian terbitan Batam, Henrio Supono mantan Kadis Koperasi Kabupaten Kepulauan Riau, M Hendri mantan Kepala Dinas Koperasi UKM Perindag Bintan. Benny Subandi mantan Ketua PKD Kepri, Iskandar mantan Ketua III PKD Kepri yang kini menjabat Kepala Bidang Koperasi Dinas UKM Koperasi Perindag Bintan, Ponijan pegawai Dinas Koperasi Kepri, Sugito Rusmin mantan Sekretaris PKD Kepri dan sejumlah nama lainnya. Sejumlah anggota dan mantan anggota DPRD Bintan juga mendapat pinjaman seperti Djoko Zakaria , Mastur Taher dan Zulkifli. Pengungkapan nama nama tersebut kata Bahar bukan untuk mendiskreditkan seseorang. Namun untuk membuktikan bahwa dana bantuan untuk PKD Kepri itu juga turut dinikmati oleh sejumlah pihak. Oleh karenanya, Bahar yang baru memegang kendali PKD Kepri sejak tahun 2007 merasa perlu menjelaskan kepada masyarakat soal kekosongan keuangan PKD saat ini. Desakan untuk mengungkapkan data penerima pinjaman PKD Kepri sebelumnya datang dari berbagai pihak. Anggota DPRD Djoko Zakaria meminta PKD untuk berani mengungkapkan siapa saja penerima pinjaman tersebut. Pemerintah daerah juga diminta untuk mengejar piutang PKD yang masih ada. Dukungan kepada PKD untuk membeberkan nama-nama peminjam bermasalah juga disampaikan mantan Bupati Bintan, Huzrin Hood. Ironisnya, Huzrin diduga terlibat dalam pengucuran dana tersebut karena pada dokumen naskah perjanjian kerja sama bantuan koperasi senilai 5 miliar rupiah tertanggal 1 Oktober 2003 tersebut mendapat persetujuan dari Huzrin. Dokumen itu ditandatangani oleh tujuh pengurus PKD waktu itu yakni Benny Subandi Anda ketua umum, Mayor (Laut) Thamrin Ferly ketua I, Burhan Usman ketua II, Iskandar ketua III, Sugito Rusmin sekretaris I, Warakinis sekretaris II dan Soenarno sebagai bendahara. Selain pengurus, perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani oleh Hendrio Supono, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kepri waktu itu. Dua orang saksi M.Yatim kepala Perindag Kepri dan Raja Muhamad Akib Rachim Kepala Bagian Ekonomi Kabupaten Bintan turut meneken serta nama Huzrin Hood Bupati Bintan sebagai pihak yang mengetahui. (gus).

Adu Kuat Peritel Berebut Pasar



Besarnya jumlah penduduk Indonesia dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan warganya yang terus meningkat menjadi peluang bagi peritel untuk mengeruk keuntungan setinggi tinggnya menyebabkan persaingan antar perusahaan ritel kian terbuka dan semakin kentara untuk menjadi yang terbaik dan paling besar.

Kompetisi itu tidak hanya terjadi antar peritel besar seperti Hypermart, Carrefour, Giant Lotte, serta Hero dan Ramayana serta Matahari tetapi juga terjadi pada peritel menengah seperti Alfamart, Indomaret dan 7 – Eleven serta Circle K. Sebagai kompetitor baru di bisnis minimarket, 7-Eleven menerapkan konsep convenience store. Berbeda dengan minimarket lainnya yang umumnya hanya menjual produk-produk kebutuhan rumah tangga, gerai retail milik anak usaha PT Modern Internasional Tbk itu menambahkan fasilitas meja dan kursi di halaman depan toko. Meja dan kursi tersebut bisa digunakan konsumen untuk nongkrong sembari menyantap makanan atau minuman yang dibeli di 7-Eleven.

Strategi itu untuk sementara dinilai berhasil menjadikan 7-Eleven sebagai tempat nongkrong alternatif teramai di Jakarta. Toko itu juga mampu menyediakan fasilitas nongkrong bagi kaum muda dengan biaya murah. Konsep convenience store yang diusung 7-Eleven diterjemahkan dengan penataan dekorasi, suasana, tata pencahayaan gerai, baik indoor maupun outdoor, yang mampu membuat pengunjung betah berlama-lama menghabiskan waktu di sana.

Ketua Departemen Dana dan Informasi Pasar Aprindo Roy N Mandey mengatakan, kompetisi antar perusahaan ritel tidak dapat dihindari dan itu juga terjadi di bisnis lainnya. Oleh karena itu, manajemen perusahaan ritel harus mampu memberi inovasi dan layanan terbaik pada konsumenya agar loyalitas konsumen bisa dijaga.
Terlebih, semakin banyak peritel asing masuk ke Indonesia dengan investasi yang besar. Misalnya Lotte grup dari Korea yang sudah mengandeng PT Ciputra Property Tbk (CTRP) untuk memperluas pasarnya di Indonesia dengan menyewa seluruh area mal Ciputra World yang investasinya senilai 27 juta dollar AS.

Presiden Direktur Lotte Departemen Store, Chang-Suk Suh saat konferensi pers di Ciputra Galery Marketing, Kuningan, Jakarta, Selasa (12/7) mengatakan, Lotte Departemen Store akan menyewa seluruh area mal di Ciputra World Jakarta seluas 130 ribu meter persegi (m2) selama 20 tahun. Perseroan juga akan melakukan inovasi dengan menawarkan paradigma baru dalam berbelanja bagi konsumen Indonesia.

"Kami menawarkan area berbelanja baru yang memungkinkan konsumen untuk mendapat informasi fesyen terkini. Kami juga mengambangkan gerai yang berfokus pada konsumen serta memberikan kontribusi kepada lingkungan melalui kegiatan CSR dengan konsumen," katanya.

CEO Senayan City, Handaka Santosa mengatakan, dinamika perkembangan usaha di bidang ritel tumbuh dengan pesat, ditandai dengan semakin banyaknya gerai gerai ritel modern dan makin tumbuhnya daya beli konsumen di sektor ini. Namun persaingan usaha di bidang ritel pun semakin kuat hingga bila tidak pandai mengelola sumber sumber daya yang di miliki bisa jadi apa yang di kelola akan menjadi tersisihkan oleh para pesaing.

Untuk memenangkan persaingan tersebut ada beberapa langkah yang harus dilakukan perusahaan ritel, pertama, perusahaan ritel harus pandai mengikuti situasi pasar, dan jeli melihat yang diinginkan oleh pasar lokal.

”Ciptakan sesuatu yang baru, misalnya membuat suasana belanja yang berbeda,” katanya. Untuk itu, bisa dilakukan perbandingan atau kajian dari peritel lainnya yang sudah memiliki manajemen yang baik, namun tidak dianjurkan meniru.

Kedua, terapkan inovasi sesuai kondisi, untuk itu perusahaan ritel dituntut untuk mampu berinovasi dengan sumber daya yang dimiliki, namun harus sesuai dengan sasaran. Ketiga, harus diperhitungkan ketersediaan sarana penunjang. Misalnya jika ingin menggelar acara dimalam hari, maka harus diperhatikan ketersediaan angkutan seperti taksi atau kendaraan umum lainnya. Keempat, pelayanan kepada konsumen harus ramah layaknya menjamu tamu. Lalu berusaha untuk memilih atau menjual merek ternama yang sudah dikenal. Kemudian yang juga harus diperhatikan adalah Maintenance, untuk itu pekerja harus memberikan pelayanan yang ramah, jujur, dan penuh senyuman. Jangan memburu pelanggan atau membuat mereka merasa diikuti atau diawasi. Patuhi jam operasional, namun tetap fleksibel jika ada pelanggan yang masih ingin berbelanja.

Yang tak kalah penting, kata dia harus diperhatikan Desain interior karena pandangan mata merupakan hal yang menentukan. Desain yang apik dan menarik akan mengundang pengunjung untuk masuk, lalu harus diperhatikan juga faktor kebersihan dan kenyamanan. (gus).

Sebanyak 87 Imigran Srilanka Bertahan di Atas Kapal



BATAM – Sebanyak 87 imigran gelap asal Srilanka yang ditangkap di perairan Kepulauan Riau pada Kamis (7/7) masih bertahan di atas kapal MV Alicia dan tidak mau dipindahkan ke rumah tahanan imigrasi (Rudenim) meskipun sudah didesak turun oleh United Nations Hight Commisioner Refugees (UNHCR). Para imigran ingin meneruskan perjalanan ke Selandia Baru.

Dari perundingan yang dilakukan UNHCR dan Empat perwakilan imigran Srilanka disebutkan bahwa para Imigran menolak dipindahkan ke Rumah Tahanan Imigrasi dan minta aparat Indonesia untuk membebaskan mereka untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke Negara tujuan Selandia Baru. Para Imigran bahkan mendesak UNHCR dapat menghadirkan Dutabesar (Dubes) Selandia Baru untuk menemui mereka di atas kapal MV Alicia.

Kepala Seksi Pengawasan Imigrasi Tanjungpinang, Poltak Simanjuntak mengatakan, kalau melihat kondisi dan keinginan ke 87 warga negara Srilanka ini, semakin aneh-aneh dan terkesan tidak konsiten dengan omongan dan permintaan sebelumnya. Saat ditangkap Ditpolair, mereka mengaku bersedia dibawa dan ditempatkan di Rudenim Pusat di Tanjungpinang. Namun, setelah sampai di Pelabuhaan Tanjungpinang, imigran Srilanka kembali meminta agar IOM dihadirkan. Setelah IOM datang, mereka kembali meminta agar UNHCR dapat dihadrikan.

“Setelah IOM dan UNHCR dihadirkan, imigran Srilanka kembali meminta pada UNHCR dan pemerintah Indonesia agar dapat menghadirkan Dubes Selandia Baru untuk menemui mereka. " katanya, Rabu (20/7). Permintan itu jelas sesuatu yang tidak mungkin dipenuhi.

Kepala Rudenim Pusat Tanjungpinang Sugio mengatakan, akan tetap mengusahakan lobi untuk membujuk ke-87 warga negara Srilanka itu mau turun dari kapal MC Alicia.

”Kami akan menempuh langkah terakhir pemberlakukan UU Imigrasi jika para Imigran tidak juga turun dari Kapal. Namun, saat ini Kita akan tetap meminta dan negosiasikan agar mereka mau turun untuk diregistrasi serta diverifikasi UNHCR," katanya.

Sebagaimana diketahui, imigran gelap asal Srilanka ditangkap setelah kapal MV Alisia berbendera Indonesia yang mereka tumpangi rusak di perairan Pulau Galang. Penangkapan berawal dari informasi pihak kepolisian Kanada melalui pesan singkat telegraf yang dikirim langsung ke Polda Kepri. Melalui pesat tersebut, Ditpolair Polda Kepri bersama satuan polisi udara serta seluruh jajaran terkait, langsung mencari kapal yang diduga membawa imigran gelap tersebut.

"Kita langsung melacak informasi yang diberikan kepolisian Kanada itu melalui kerja sama seluruh jajaran Polda Kepri. Tepat pada Kamis (7/7), kita menemukan kapal itu tengah berlayar di perairan Utara Bintan dan Singapura," kata Direktur Polair Polda Kepri Kombes M Yassin Kosasih.

Setelah mengetahui posisi kapal, Polair Polda Kepri melakukan pengintaian di sekitar perairan tersebut. Akan tetapi, ketika sampai di perairan yang dimaksud, kapal yang sebelumnya bernama MV Adrian IV tersebut telah hilang dari lokasi pencarian. "Mereka hilang, akan tetapi kita terus mengejar ke mana hilangnya kapal itu. Dan akhirnya, tepat pada Sabtu (9/7) pada pukul 10.45 WIB, mereka kembali terlacak oleh kita dan sedang berada di perairan Pulau Galang. Khawatir mereka menggunakan senjata api, kita mengerahkan kemampuan kepolisian, baik kapal, helikopter dan sebagainya, untuk langsung terjun menangkap kapal itu," katanya.

Menurut keterangan salah seorang Imigran, Kumaran (40) yang tidak mau disebutkan namanya, mereka membeli kapal tersebut dengan harga 2 juta dolar AS di Malaysia. Tujuan mereka bukan ke Indonesia, melainkan ke Selandia Baru untuk mencari suaka politik.

"Negara kami sedang kacau, kami bukan ke Indonesia, tapi mau ke Selandia Baru. Kami mohon lepaskan dan biarkan kami hidup bebas," kata Kumaran. (gus).

Bisnis Ritel Semakin Mengiurkan



Naiknya indeks kepercayaan konsumen berimplikasi pada peningkatan konsumsi di dalam negeri sehingga target pertumbuhan ritel 20 persen dengan omset 120 triliun rupiah tahun ini diperkirakan tercapai seiring langkah perusahaan ritel yang kian ekspansif.


Tabel : Kinerja Perusahaan Ritel

Emiten Penjualan Bersih (Rp) Laba (rugi) Bersih (Rp)
Q1 - 2010 Q1- 2011 Q1 – 2010 Q1 - 2011

PT Matahari Putra
Prima Tbk 3,26 triliun 2,064 triliun 44,77 Miliar 22,49 Miliar
PT Sumber Alfaria
Trijaya Tbk 2,8 Triliun 3,89 triliun (24,7 Miliar) (14,75 Juta)
PT Ramayana Lestari
Sentosa Tbk 893,6 Miliar - 25,5 Miliar -
PT Hero Supermarkettbk 1,7 Triliun 1,96 Triliun 43,9 Miliar 55,5 Miliar
PT Mitra AdiperkasaTbk 1 Triliun 1,3 Triliun 30,2 Miliar 44 Miliar
Sumber : Bursa Efek Indonesia

Riset yang dilakukan Danareksa Research Institute (DRI) menyebut indeks kepercayaan konsumen (IKK) meningkat 0,7 persen pada Mei 2011 menjadi 90,6 dari 90,0 pada April 2011 disebabkan masyarakat terus memberikan penilaian yang lebih baik terhadap keadaan ekonomi saat ini dan kemampuan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga, termasuk harga pangan. Kepercayaan konsumen terhadap kemampuan pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugasnya juga terus menguat pada bulan Mei. Indeks Kepercayaan Konsumen terhadap Pemerintah (IKKP) naik sebesar 1,23 persen menjadi 93,6 dari 92,4 pada bulan April 2011.

Ketua Departemen Dana dan Informasi Pasar Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia), Roy N Mandey kepada Koran Jakarta mengatakan, naiknya indeks kepercayaan konsumen menandakan kecenderungan masyarakat berbelanja di dalam negeri meningkat sehingga konsumsi tumbuh signifikan.

“Naiknya indeks kepercayaan konsumen dan terjaganya inflasi serta proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional 6,5 persen menjadi dasar bagi perusahaan ritel untuk tetap ekspansif sehingga target pertumbuhan ritel 20 persen tahun ini optimistis tercapai,” katanya, Rabu (20/7).

Terlebih penetrasi ritel nasional saat ini masih terbilang kecil yakni kurang dari 20 persen, dimana dari 1 juta penduduk hanya terdapat 52 ritel sedangkan Singapura 200 ritel, Korea Selatan 360 ritel, Taiwan 520 ritel dan Malaysia 165 ritel (Riset AC Nielsen). Itu menunjukan sektor ritel sangat prospektif, sehingga peritel asingpun tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Menurut Roy ada beberapa perusahaan ritel asing yang akan membuka gerainya di tanah air hingga akhir tahun ini, selain itu peritel asing yang sudah ada juga berencana melakukan ekspansi usahanya seperti yang akan dilakukan Carrefour (Canada), Lotte (Korea) dan lainnya. Kondisi itu akan memicu tingkat kompetisi yang semakin ketat sehingga manajemen harus memperbaiki dan menyempurnakan layanannya kepada konsumen agar loyalitas terjaga.

Meskipun industri ritel kedepannya cukup prospektif, namun menurut Roy investor juga harus memperhatikan faktor risikonya, antara lain kemungkinan pertumbuhan ekonomi yang stagnan, gejolak suku bunga bank, peningkatan inflasi dan kondisi politik yang tidak stabil. Jika hal itu terjadi, kata dia akan memicu penurunan daya beli masyarakat sehingga penjualan akan mengalami penurunan.

Untuk menjaga pertumbuhan industri ritel tersebut, Pemerintah juga diminta berperan lebih besar, caranya dengan menyederhanakan regulasi dan birokrasi, khususnya yang terkait dengan ijin usaha di daerah, biaya pengurusan ijin. Selama ini, pengusaha ritel nasional masih harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk mengurus ijin-ijin usaha, padahal di negara lain biayanya sangat minim.

Kinerja Perusahaan

Sejumlah perusahaan ritel berencana membuka puluhan gerai hingga akhir tahun ini untuk memperbesar keuntunganya. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau Alfamart berencana membuka 800 sampai 1.000 gerai baru di sejumlah kota besar Indonesia. Itu dilakukan untuk mencapai target penjualan 18 triliun rupiah pada tahun ini, naik 28,57 persen dibanding tahun lalu yang 14 triliun rupiah.

Komisaris Utama Sumber Alfaria Trijaya Djoko Susanto mengatakan, hingga saat ini perseroan telah memiliki sekitar 5.200 gerai yang tersebar di Indonesia, dan jumlahnya akan terus bertambah. Selain menambah gerai, perseroan juga berinovasi dengan membuka bidang usaha baru penyediaan makanan siap saji (ready to serve and ready to drink). Namun, dia belum dapat memastikan kapan hal itu dapat direalisasikan.

Terkait dengan kinerja kuartal tiga ini, perseroan optimistis tumbuh signifikan dipicu peningkatan konsumsi jelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Pada bulan bualn tersebut, kontribusi penjualan biasanya mencapai 40 persen. Sementara itu, pada kuartal satu 2011, perseroan sudah membukukan penjualan 3,89 triliun rupiah naik 38,9 persen dibanding periode sama 2010 yang 2,8 triliun rupiah. Sedangkan rugi bersihnya turun dari 24,7 juta rupiah menjadi 14,7 juta rupiah.

Perusahaan ritel lainnya, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) juga mengalami pertumbuhan signifikan. Laba bersih pada kuartal satu 2011 naik 45 persen menjadi 44 miliar rupiah disbanding periode sama tahun sebelumnya 30 miliar rupiah. Penjualan bersih mengalami peningkatan sebesar 21 persen menjadi 1,269 triliun rupiah disbanding periode sama 2010 yang 1,048 triliun rupiah.

Corporate Secretary Mitra Adiperkasa, Fetty Kwartati mengatakan, kontribusi penjualan didapat dari divisi department store sebesar 26 persen, specialty store 59 persen, food and bevarage sebesar 12 persen, dan lainnya sebesar tiga persen. Secara geografis, kontribusi penjualan paling banyak berasal dari Jakarta sebesar 74 persen dan sisanya dari daerah sekitar Jawa dan Sumatra serta Sulawesi dan Kalimantan. Perseroan saat ini mengoperasikan 887 gerai di 25 kota di seluruh Indonesia dengan total area seluas 425.721 m2. Adapun ritel internasional terbaru yang telah diluncurkan pada kuartal pertama antara lain, Stradivarius, Bershka, dan Payless ShoeSource.

Sementara itu, PT Hero Supermarket Tbk juga kian ekspansif dengan rencana menambah empat gerai baru Giant hingga akhir Juli 2011. Dua di antaranya akan dibuka di Jababeka, Bekasi, dan Jonggol, Bogor. Dengan demikian, perseroan memiliki gerai sebanyak 500 dari sebelumnya 496 gerai.

Presiden Komisaris Hero Ipung Kurnia menyatakan, pihaknya senantiasa membuka gerai baru setiap tahun untuk memperbesar kapasitas perusahaan dalam memenangi persaingan antar perusahaan ritel.

Menurutnya, persaingan industri retail yang ketat sebenarnya menunjukkan adanya potensi pasar yang besar. Apalagi, lanjut dia, pasar modern sudah merakyat. "Selama ini, market yang diciptakan Hero selalu disambut baik oleh publik. Untuk luar Jawa, asal ada market-nya, akan kami kembangkan," katanya.

Terkait kinerja tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan dan laba bersih 15 persen.

Pada kuartal satu 2011 saja, perseroan telah membukukan laba bersih 55,5 miliar rupiah dengan penjualan 1,96 triliun rupiah, lebih tinggi dibanding perolehan tahun lalu. Perseroan saat ini telah mengoperasikan 38 gerai Giant Hypermarket, 46 gerai Hero Supermarket, 76 gerai Giant Supermarket, 208 Guardian (kesehatan dan kecantikan), dan 129 gerai Starmart (minimarket). Kelima jenis gerai menyerap 13.400 tenaga kerja.

Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang sebelumnya mengatakan industri ritel akan tumbuh 15 persen pada tahun ini didukung pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan bisa mencapai 6,6 persen, indeks pendapatan per kapita yang tumbuh menjadi 3.230 dollar AS dari tahun sebelumnya sebesar 3.004 dollar AS, serta perkiraan pertumbuhan kredit pada kisaran 20-22 persen selama tahun ini.

Edwin mengingatkan perusahaan yang bergerak di bidang usaha ritel tetap menajamkan pandangan untuk melihat setiap peluang yang ada, serta menciptakan inovasi baru, baik dari sisi produk maupun pemasaran untuk mengatasi ketatnya persaingan.

Hal senada juga juga diungkapkan oleh analis Infovesta Utama Praska Putrantyo. Dia melihat pertumbuhan ekonomi mencerminkan masih tingginya konsumsi masyarakat dan pemerintah pada tahun ini. Hal itu juga membuat kinerja perusahaan-perusahaan di bidang industri ritel atau perdagangan eceran bisa tumbuh setidaknya 15 persen pada tahun ini. Rencana ekspansi sejumlah perusahaan ritel dengan menambah gerai di sejumlah wilayah di luar Pulau Jawa juga diyakini dapat meningkatkan kinerja emiten-emiten tersebut. (gus).

Selasa, 09 Agustus 2011

Dicari Investor Untuk Kembangkan Pulau Dompak

Dicari investor atau mitra strategis untuk pengembangan kawasan wisata terpadu di Pulau Dompak Provinsi Kepulauan Riau. Luas Lahan 300 hektare peruntukan untuk kawasan wisata berada di pinggir laut deket pusat pemerintahan provinsi kepri.

Kamis, 21 Juli 2011

Indonesia-Malaysia Patroli Bersama di Selat Malaka

BATAM - Direktorat Jenderal Bea Cukai Republik Indonesia dan Jabatan Kastam Diraja Malaysia melakukan patroli bersama di Selat Malaka pada 18-30 Juli 2011 untuk mencegah sekaligus memberantas penyelundupan yang marak di perairan tersebut.



Direktur Jenderal Bea Cukai Agung Kuswandono mengatakan, Patroli Terkoordinasi Kastam Indonesia Malaysia atau Patkor Kastima merupakan agenda tahunan yang sudah dilakukan sejak 1994, sebagai bentuk silaturahmi sekaligus menandakan eratnya hubungan bilateral dalam bidang kepabeanan antara kedua Negara.

“Adapun tujuan dari Patkor Kastima untuk meningkatkan penegakan hukum yaitu undang-undang kepabeanan kedua negara, lalu menjalin saling pengertian dan kerjasama antara Direktorat Jendral Bea dan Cukai bersama Kastam Diraja Malaysia dalam melaksanakan patroli laut, baik secara koordinasi maupun patroli laut rutin,” katanya, Selasa (19/7).

Patroli itu juga merupakan upaya preventif maupun represif untuk menghambat, menangkal dan memberantas perkembangan perdagangan ilegal dan penyelundupan nakotika.

Dikatakan, dalam kegiatan Patkor Kastima tahun ini, Indonesia mengerahkan kapal patroli FPB BC 30001, kapal patroli FPB BC 7003, kapal patroli FPB BC 70005 dan kapal patroli VSV BC 1608. Sedangkan dari Malaysia kapal Perantas KB 85, Perantas KB 51, Penumpas P005, Perantas KB 82 dan Perantas KB90.

”Patroli ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kedua negara di wilayah yuridiksi masing-masing dalam upaya pencegahan serta pemberantasan penyelundupan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Pengarah Jabatan Kastam Diraja Malaysia, M Khalid bin Yusuf yang hadir saat pembukaan kegiatan mengatakan, kegiatan itu merupakan perwujudan kerja sama dan koordinasi dalam upaya mencegah dan memberantas kegiatan penyelundupan di sepanjang perairan Selat Malaka.

“Kegiatan ini penting untuk mempererat komunikasi kedua instansi. Komunikasi seperti surat-menyurat lebih bersifat formalitas dan kurang efektif di tataran lapangan,” katanya.

Selain di Selat Malaka, Indonesia dan Malaysia juga sudah bersepakat untuk memberantas penyelundup barang serta jasa yang melintasi daerah perbatasan Kalimantan-Sabah, sebab di daerah itu sering terjadi perselisihan paham akibat pelanggaran batas wilayah.

Rawan Penyelundupan

Peredaran barang-barang ilegal di wilayah Kepulauan Riau Selat Malaka, sering terjadi dan sulit dihapus secara tuntas disebabkan banyaknya pulau-pulau kecil yang menjadi pintu masuk. Barang-barang selundupan tersebut banyak ditemukan mulai dari pakaian bekas sampai mobil mewah, menjadi komoditas yang tak luput diselundupkan ke wilayah Selat Malaka.

Berdasarkan hasil laporan Direktorat Bea dan Cukai Kepulauan Riau, sejak periode Oktober 2009 hingga Oktober 2010 ada 78 kegiatan keluar masuk barang ilegal yang ditindak Bea dan Cukai. Jumlahnya terus meninggat hingga tahun 2011 ini.

Kabid Penindakan dan Sarana Operasi Ditjen Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau Untung Purwoko mengatakan, modus operandi yang digunakan antara lain memanfaatkan perairan perbatasan yang dekat dengan jarak tempuh singkat. Menggunakan kapal kayu hingga speed boat berkecepatan tinggi yang biasa mengangkut mobil. Lalu memanfaatkan kondisi geografis yang berbatasan dengan Negeri Jiran,

“Mereka menunggu kelengahan petugas dan luasnya daerah pengawasan. Para penyelundup cukup cerdik, mereka menyebarkan orang untuk melakukan counter intelejen. Jadi saat pengawas lengah, kapal mereka melaju," kata Untung.

Barang-barang selundupan yang sering ditemukan antara lain, barang bekas, barang elektronik, HP, dan beras. Sementara untuk ekspor ilegal, barangnya biasanya adalah kayu, BBM, dan pasir timah. (gus).