Selasa, 18 Mei 2010

Keterbatasan Lahan Hambat Pembangunan Rusun di Batam

BATAM – Pemerintah Kota Batam dipastikan hanya bisa membangun enam twin block Rumah susun (Rusun) Bagi pekerja atau separuh dari target yang telah ditentukan sebanyak 12 twin block pada tahun 2010 ini disebabkan tidak tersedianya lahan. Akibatnya, ribuan pekerja diperkirakan tidak bisa mendapat tempat tinggal layak selama bekerja di Batam.



Walikota Batam Ahmad Dahlan mengatakan, meningkatnya jumlah pekerja di Batam sebagai dampak dari pertumbuhan investasi menyebabkan kebutuhan rumah susun (Rusun) sewa pekerja mendesak untuk dibangun. Oleh sebab itu, pihaknya di awal tahun sudah bekerja sama dengan Departemen Pekerjaan Umum dan Kantor Kementerian Perumahan Raykat serta Transmigrasi untuk membangun 12 twin block Rusun di Batam.

Namun, keterbatasan lahan menyebabkan proyek pembangunan 12 twin block Rusun tersebut diperkirakan tidak tercapai.

Pemko Batam, kata Dahlan hanya bisa membangun sekitar enam twin block Rusun, sedangkan sisanya masih menunggu kepastian alokasi lahan dari Otorita Batam.

“Pemko akan menjemput bola ke OB (Otorita Batam) untuk mendapat alokasi lahan dalam rangka pembangunan Rusun sebanyak 12 twin block pada tahun ini, karena Pemerintah Pusat telah menyiapkan anggaran untuk pembangunan Rusun tersebut,” katanya, Selasa (18/5).

Ditambahkan, seiring dengan pertumbuhan investasi di Batam maka kebutuhan tempat tinggal yang layak seperti Rusun sangat dibutuhkan bagi pekerja di Batam. Jumlah Rusun yang dibutuhkan Batam saat ini sekitar 360 Twin Block sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang ada, namun saat ini yang baru dibangun sebanyak 60 twin block sehingga masih kurang dari separuhnya lagi.

Kepala Dinas Tata Kota Pemko Batam, Gintoyono menambahkan 12 twin block Rusun yang akan dibangun tahun ini merupakan kerjasama antara Pemko Batam dengan Departemen Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat serta Transmigrasi. Dalam proyek itu, Departemen PU akan menawarkan untuk membangun Sembilan twin block Rusun sedangkan Kepmenpera menawarkan pembangunan tiga twin block.

Untuk membangun satu twin blok Rusun dibutuhkan sekitar 3-4 hektare lahan, sehingga kebutuhan lahan untuk pembangunan Rusun seluruhnya pada tahun ini sekitar 36-48 hektare lahan.

Sementara itu Ketua DPD REI Khusus Kota Batam Mulya Pamadi mengatakan, lahan atau tanah merupakan kendala utama dalam pembangunan industri property di Batam. Selain macetnya pembangunan Rusun, sejumlah proyek properti seperti perumahan dan apartemen juga terkendala.

Persoalan lahan di Batam menurut dia sudah terjadi sejak lama yang intinya ada dua masalah yakni keterbatasan lahan dan status hukum lahan. Sebagai pulau kecil yang luasnya hanya 41.500 hektare menyebabkan nilai lahan di Batam menjadi sangat tinggi karena tidak seluruh lahan di Batam dialokasikan untuk pembangunan, sebagian lagi merupakan lahan hijau dan lahan hutan lindung.

Mulya berharap pemerintah pusat bisa mengakomodir kebutuhan lahan di Batam seiring dengan pesatnya pembangunan ekonomi, untuk itu alih fungsi lahan mutlak diperlukan. Selain itu, kejelasan status lahan juga dibutuhkan, karena yang terjadi selama ini seolah olah status tersebut tidak jelas, seperti yang terjadi di banyak perumahan di kawasan Batu Aji Batam.

Sejumlah pengembang, kata dia sudah melakukan pembangunan perumahan bahkan sudah ditempati ribuan kepala keluarga, namun dikemudian hari ternyata lahan tersebut berstatus hutan lindung sehingga sertifikat rumah yang dimiliki warga di kawasan itu tidak bisa dimanfaatkan oleh warga untuk mengajukan kredit. Dengan demikian, masyarakat telah dirugikan. (gus).

Inovisi Realisasikan Akuisisi Perusahaan Singapura

JAKARTA – Perusahaan jasa infrastruktur telekomunikasi bergerak, PT Inovisi Infracom Tbk segera merealisasikan akuisisi perusahaan Teknologi Informasi dari Singapura akhir Mei ini setelah mendapat kepastian dana hasil rights issue 90 miliar rupiah pada 20 Mei ini. Akuisisi itu akan memperbesar kinerja perseroan, namun baru berdampak terhadap pendapatan pada 2011 dengan proyeksi tambahan pertumbuhan 20-30 persen.




Sekretaris Perusahaan Inovisi Benita Sofia mengatakan, perseroan sudah melakukan penawaran saham kedua atau rights issue pada 11 Mei lalu dan akan berakhir 18 Mei ini. Hasil penawaran saham kedua itu diperkirakan akan melebihi dari target yang telah ditetapkan yang hanya 90 miliar rupiah karena tingginya minatnya investor, perseroan bahkan akan melakukan penawaran saham tambahan pada 20 mei ini.

“Rights Issue berjalan sukses dan hari ini (18/5) ditutup, dana yang diperoleh diperkirakan melebihi target sehingga kami bisa tuntaskan akuisisi perusahaan TI Singapura akhir Mei ini,” katanya, Senin (17/5).

Setelah adanya kepastian dana dari hasil Rights issue tersebut, perseroan akan menuntaskan akuisisi perusahaan Teknologi Informasi Singapura yakni Code Wireless Pte Ltd sekitar akhir Mei ini, dengan harga ditaksir 90 miliar rupiah.

Code Wireless adalah perusahaan yang berdiri pada September 2004 di Singapura dengan bidang usaha terdiri atas perusahaan induk dari usaha penyedia jasa programming, pengembangan piranti lunak (software development) serta jasa konsultan IT dan internet.

Pemegang saham Code Wireless adalah Fastwind Investments Limited (100 persen). Total aset per 31 Januari 2010 setara 180 miliar rupiah.

Menurut Benita, jika akuisisi rampung akan berdampak positif terhadap pendapatan, namun baru bisa terasa dampaknya pada tahun 2011, karena saat ini sudah mau pertengahan tahun sehingga tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja pendapatan 2010.

Dia optimistis kontribusi dari perusahaan yang baru di akuisisi itu bisa mencapai 20-30 persen sumbangannya terhadap pendapatan keseluruhan di 2011.

Terkait dengan kinerja tahun ini, Perseroan menergetkan laba bersih naik dua kali lipat pada tahun 2010 ini menjadi 28 miliar rupiah dibanding 2009 yang 14 miliar rupiah, penjualan ditargetkan sebesar 140 miliar rupiah atau naik 57,8 persen dibanding 2009 yang 88,7 miliar rupiah.


Laba Melonjak

Terkait dengan kinerja kuartal satu ini, menurut Benita perseroan membukukan pendapatan 16,4 miliar rupiah, lebih rendah dibanding periode sama 2009 yang 18,2 miliar rupiah. Namun, laba bersihnya melonjak hingga 180 persen dari 2,5 miliar rupiah menjadi 7 miliar rupiah.

Dikatakan, peningkatan laba bersih disebabkan sumbangan dari anak perusahaan yang ada di luar negeri. Sedangkan penurunan pendapatan merupakan hal yang biasa dan sering terjadi di kuartal pertama setiap tahun, selanjutnya pada kuartal kedua diperkirakan akan bergerak naik.

International Data Corporation (IDC) dalam riset mengenai prospek bisnis TI 2010 menyebutkan, industri TI dan komputer tahun ini tetap mengalami peningkatan positif, didukung oleh beberapa faktor pendorong seperti pertumbuhan ekonomi nasional.

Selain itu, pemerintahan sekarang sepertinya lebih terfokus pada sumberdaya TI untuk membantu tingkat produktivitas nasional, khususnya untuk bidang perbankan, pemerintahan dan pendidikan.

Faktor lain adalah ekspansi yang dilakukan oleh para stakeholders TI di Indonesia, seperti operator telekomunikasi, internet service providers, dan lainnya.

Pertumbuhan pasar perangkat TI dan komputer tersebut, sebenarnya sudah terlihat sejak 2009, di mana baik dari sisi hardware, software, dan services mengalami peningkatan yang positif, meski kondisi ekonomi dunia yang sedang melambat akibat dari dampak krisis global, dan itu akan terus berlanjut hingga tahun ini.

Overall market IT berdasarkan riset IDC tentang IT spending (software, hardware, dan services) untuk Indonesia tahun 2009 nilainya mencapai 7,5 miliar dolar. Artinya belanja TI mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,5 persen dibanding 2008 dan diprediksi akan mengalami pertumbuhan sebesar 8,1 persen pada 2010.(gus).

Destinasi Tirta Nusantara Incar Pasar Asia

JAKARTA – Perusahaan wisata, P.T Destinasi Tirta Nusantara Tbk berupaya meningkatkan pendapatannya dari konsumen di negara Asia dengan menjual paket wisata Bandung Provinsi Jawa Barat, targetnya kontribusi pendapatan dari pelanggan Asia bisa tumbuh lebih dari 12,2 persen terhadap total pendapatan.




Direktur sekaligus Sekrearis Perusahaan Destinasi Tirta Nusantara Achmad Sufyani mengatakan, jumlah pelanggan atau konsumen terbesar saat ini masih dari negara negara di kawasan Eropa Barat antara lain Perancis, Belanda dan Italia yang kontribusinya terhadap pendapatan sebesar 72,1 persen, sedangkan dari Asia hanya 12,2 persen dan dari Amerika Serikat 5,4 persen.

“Kami akan meningkatkan jumlah wisatawan dari Asia dengan menjual berbagai paket wisata di Bandung Provinsi Jawa Barat yang peminatnya cukup banyak dari Asia ,” katanya, Minggu (16/5).

Kecilnya pelanggan dari Asia disebabkan kurangnya promosi dan perseroan juga memang sedang fokus mengarap pasar Eropa saat ini. Namun, seiring dengan membaiknya perekonomian negara negara Asia, perseroan bermaksud untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari Asia seperti Jepang , Korea dan Cina. Jumlah wisatawan dari negara Asia ditargetkan bisa tumbuh lebih dari 12,2 persen pada tahun ini.

Untuk meningkatkan jumlah wisatawan dari Asia, kata Achmad, perseroan akan menjual berbagai paket wisata di Provinsi Jawa Barat khususnya Bandung .

Dipilihnya Bandung, karena jumlah kunjungan wisatawan mancanegara khususnya dari Asia ke Jawa Barat dalam kurun waktu empat tahun terakhir ini mengalami peningkatan, disebabkan langkah Pemda Jawa Barat yang tidak pernah berhenti untuk berbenah diri dalam meningkatkan potensi pariwisatanya.

Ditambahkan, Bandung adalah ibukota Provinsi Jawa Barat, dikenal sebagai “Parijs Van Java” pada zaman belanda yang terkenal dengan wisata belanja dan kulinernya. Selain itu, Bandung juga memiliki lokasi wisata yang menarik untuk dikembangkan dan dipromosikan ke mata International seperti kesenian dan keindahan alam.

Oleh sebab itu, kata Achmad, perseroan kini mulai melirik Jawa Barat khususnya Bandung sebagai salah satu alternative Incentive Destination setelah Bali dan Jogjakarta yang ditawarkan kepada Incentive Planer dari mancanegara, khususnya Asia. Hal itu didasari oleh kenyataan bahwa Wisata Kuliner dan Belanja di Kota Bandung semakin digemari oleh para wisatawan baik itu lokal maupun internasional, Khususnya pangsa pasar Asia

Pada tahun 2009, kata dia, perseroan telah mendatangkan wisatawan dari Asia sekitar 400 groups series ke Bandung dengan rata- rata 30 orang per group dan menginap dua malam. dan pada Januari – April 2010 ini perseroan telah mendatangkan 150 grup wisatawan mancanegara Eropa ( Belanda, German, Swizerland dll) maupun Asia berkunjung ke Bandung.

Tingginya jumlah kunjungan wisatawan dari Januari-April itu menyebabkan pendatapan perusahaan meningkat. Dari laporan keuangan perseroan membukukan pendapatan di kuartal satu ini sebesar 43,63 miliar rupiah, naik 11,3 persen dibanding kuartal satu 2009 yang 39,2 miliar rupiah. Namun, laba bersihnya turun 10 persen dari 363,8 miliar rupiah di kuartal satu 2009 menjadi 327,44 miliar rupiah di kuartal satu ini.

Riset yang dilakukan Pefindo pada 28 Desember 2009 menyebut, PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk diproyeksikan akan membukukan pendapatan 287,8 miliar rupiah, lebih tinggi dari 2009 yang 228,7 miliar rupiah. Sedangkan laba bersih diproyeksikan 9,5 miliar rupiah lebih tinggi dari 2009 yang 6,7 miliar rupiah.

Peningkatakan kinerja perseroan pada tahun 2010 ini dipengaruhi oleh peningkatakan GDP (Gross Domestic Product) negara negara yang menjadi pelanggan utama perusahaan itu, seperti Belanda (0,59 persen), Italia (0,12 persen) dan Perancis (1,13 persen).

Disamping itu, peningkatan kinerja perseroan juga di topang oleh perkembangan pariwisata nasional yang tumbuh rata rata 13 persen per tahun selama periode 2006-2008. Pada 2006 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara 4,9 juta orang dan 2008 menjadi 6,2 juta orang dan pada 2009 mencapai 6,5 juta orang sedangkan tahun 2010 ini ditargetkan 7 juta wisawatan mancanegara.

Faktor pendukung peningkatan kinerja perusahaan juga adalah stabilitas politik dan ekonomi dalam negeri yang menarik Wisatawan untuk datang ke Indonesia . Selain itu, meningkatnya pengeluaran wisatawatan selama di Indonesia juga ikut memicu peningkatan pendapatan perusahaan itu. Pada 2006 jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia sebesar 100,48 dollar AS per orang per hari, lalu meningkat menjadi 107,70 dollar AS per orang per hari dan pada 2008 meningkat lagi menjadi 137,38 dollar per orang per hari. (gus).

Tersangka Kerusuhan Drydock Dicekal

BATAM – Pekerja asing asal India, Prabaharan Ganesh dicekal oleh kantor Imigrasi Batam seiring dengan status hukumnya sebagai tersangka dalam kasus kerusuhan di perusahaan galangan kapal PT Drydock World pada 22 April lalu.




Kapolda Kepri Brigjend Pudji Hartanto mengatakan, Prabaharan Ganesh sudah dinyatakan sebagai tersangka dalam kasus kerusuhan di Perusahaan galangan kapal milik investor asal Dubai, PT Graha World di Batam pada 22 April lalu. Dalam kerusuhan itu, perseroan mengalami kerugian miliaran rupiah akibat terbakarnya sejumlah asset oleh ribuan buruh.

Kerusuhan bermula dari perkataan Prabaharan Ganesh yang menyebut pekerja Indonesia bodoh yang memicu kemarahan dari pekerja local dan mengakibatkan pengeroyakan terhadap pekerja asal India serta dibakarnya sejumlah asset milik perusahaan seperti mobil dan gudang.

“Pencekalan dilakukan agar tersangka tidak bisa pergi ke luar negeri selama penyidikan masih berlangsung,” kata Pudji.

Meski sudah dicekal, kata Pudji, Ganesh hingga saat ini masih belum ditahan oleh pihak kepolisian karena kondisi kesehatannya yang belum memungkinkan dan masih dilakukan perawatan.

Paska kerusuhan di Drydock, Pudji memberi jaminan kepada pengusaha terhadap iklim investasi di Batam, menurutnya pihak kepolisian akan meningkatkan keamanan di Batam khususnya dan Provinsi Kepri umumnya.

Sementara itu, Ketua Apindo Kepri, Cahya menyambut baik langkah antisipatif yang dilakukan kepolisian dan tindakan yang cepat atas kerusuhan di Drydock sehingga tidak melebar ke perusahaan lainnya.

Untuk itu, Apindo Kepri memberi penghargaan kepada Kapolda Kepri dan Kapoltabes Barelang atas langkah cepat yang dilakukan mengatasi kerusuhan di Drydock tersebut. (gus).

Penerbangan Garuda ke Eropa Tingkatkan Pendapatan Perusahaan Wisata

JAKARTA – Perusahaan pariwisata, PT Panorama Sentrawisata Tbk meyakini pendapatannya tahun ini bisa melebihi dari target yang telah ditentukan sebesar 10 persen, seiring dengan telah dibukanya kembali rute penerbangan Garuda ke Eropa. Pada kuartal satu ini saja, pendapatan perusahaan itu naik 18 persen.




Sekretaris Perusahaan Panorama Sentrawisata Bondan Nurdiyanto mengatakan, dibukanya kembali penerbangan Garuda Indonesia Airways ke Eropa pada Juni ini diperkirakan bakal mendongkrak pendapatan perusahaan sebab turis dari Eropa barat yang selama ini menjadi pasar utama akan bergairah kembali karena penerbangan sudah bisa langsung dilakukan antara Jakarta-Eropa.

“Dibukanya kembali penerbangan Eropa-Jakarta sudah pasti akan mendongkrak pendapatan kami, dan kami yakin kinerja tahun ini bisa melebihi target,” katanya, Senin (10/5).

Menurut Bondan, Negara negara Eropa khususnya Eropa Barat seperti Belanda, Jerman, Perancis dan Inggris meruapakan pasar utama yang memberi kontribusi cukup besar terhadap pendapatan perusahaan, oleh karena itu dibukanya kembali rute penerbangan Jakarta-Eropa bakal meningkatkan tamu dari kawasan tersebut.

Dia yakin, dengan dibukanya kembali rute Jakarta-Eropa target turis asing sebesar 100.000 orang pada tahun ini bisa tercapai, bahkan melebihi dari target tersebut. Padah kuartal satu ini saja, jumlah turis dari Eropa sudah meningkat, sayangnya dia tidak bersedia menyebut jumlah peningkatannya.

Peningkatan jumlah turis dari Eropa itu, katanya bisa dilihat dari naiknya pendapatan pada kuartal satu ini sebesar 18 persen, dari 282,6 miliar rupiah di kuartal satu 2009 menjadi 333,43 miliar rupiah di kuartal satu 2010.

Peningkatan pendapatan itu menyebabkan laba bersih naik 30,8 persen dari 1,3 miliar rupiah di kuartal satu 2009 menjadi 1,7 miliar rupiah di kuartal satu ini.

Menurut Bondan, peningkatan kinerja di kuartal satu ini juga didorong oleh langkah perusahaan yang tetap fokus pada industri pariwisata, selain itu pihaknya juga terus mengembangkan paket-paket wisata menarik bagi turis asing maupun domestic.

Untuk turis asing, selama ini penjualan paket wisata yang paling digemari adalah paket wisata di sekitar Jawa Bali dan perseroan saat ini sedang berusaha membuat paket baru dengan menjual paket wisata di Sumatra khususnya di Palembang Provinsi Sumatra Selatan.

Sedangkan paket wisata ke luar negeri yang masih menjadi primadona bagi masyarakat Indonesia adalah paket wisata ke Cina dan Korea .

Untuk meningkatkan pertumbuhan konsumen dari Eropa, kata Bondan, pihaknya juga telah meningkatkan anggaran promosi dan menambah kegiatan pameran.

Perseroan sendiri telah mengalokasikan belanja modal lebih dari 80 miliar rupiah pada tahun ini yang diambil dari kas internal dan pinjaman bank, komposisinya diperkirakan 60 persen kas internal dan 40 persen pinjaman bank.

Sementara itu, Rilis dari Departemen Pariwisata dan Kebudayaan menyebut pada kuartal satu ini jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang mengunjungi Indonesia mencapai 1,61 juta orang, naik 14,59 persen dibanding periode yang sama 2009 yang 1,41 juta orang.

Tingkat Penghunian Kamar atau occupancy hotel berbintang di 17 provinsi pada Maret 2010 mencapai rata-rata 50,04 persen, atau naik 2,73 poin dibanding occupancy Maret 2009 sebesar 47,31 persen.

Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di 17 provinsi selama Maret 2010 adalah 2,19 hari naik 0,15 poin dibanding keadaan Februari 2010.(gus).

Laba Mitra Adiperkasa Tumbuh 55 Persen

JAKARTA - Perusahaan ritel, PT Mitra Adiperkasa Tbk membukukan laba bersih 30 miliar rupiah di kuartal satu ini, melonjak hingga 55 persen dibanding periode sama 2009 yang 19 miliar rupiah disebabkan naiknya penjualan yang dipicu langkah perseroan menambah gerai baru.




Sekretaris Perusahaan Mitra Adiperkasa Fetty Kwartati mengatakan, kinerja penjualan dan laba di kuartal satu tahun ini meningkat signifikan, dimana penjualan bersih naik 13 persen menjadi 1,05 triliun rupiah dari 930 miliar rupiah pada kuartal satu 2009.

Sementara itu, laba bersih melonjak hingga 55 persen, dari 19 miliar rupiah pada kuartal satu 2009 menjadi 30 miliar rupiah.

"MAP mengawali tahun fiskal 2010 dengan baik. Fundamental yang kuat di kuartal pertama ini mencerminkan kemapanan dan kekuatan portofolio merek yang kami kelola, yang terdiri dari lebih dari 90 merek ternama dunia. Posisi MAP yang kuat semakin mendorong pertumbuhan usaha dan mengukuhkan keberadaaannya sebagai pemimpin pasar ritel gaya hidup di Indonesia," kata Fetty dalam keterangan pers yang diterima Koran Jakarta, Minggu (9/5).

Hingga akhir tahun, Fetty optimistis penjualannya bisa tumbuh hingga 20 persen. Untuk itu perseroan telah menyiapkan dana 250 miliar sampai 280 miliar rupiah dari kas internal untuk pengembangan gerai yang ada dan menambah gerai baru. Perseroan akan mengembangkan gerainya di seluruh Indonesua dengan menambah luas yang totalnya mencapai 50.000 meter persegi.

Selain mengembangkan atau menambah luas gerai yang sudah ada, kata dia, perseroan juga akan membuka gerai baru di beberapa kota seperti Balikpapan dan beberapa kota di Jawa serta Sumatra, sayangnya dia belum bisa menyebut jumlah gerai baru yang akan dibangun. Sampai saat ini, perseroan telah memiliki 717 gerai di 23 kota besar Indonesia.

Gerai baru yang akan ditambah serta dikembangkan pada tahun ini akan difokuskan pada gerai yang memberi kontribusi terbesar terhadap pendapatan seperti Departemen Store dan Fashion and Lifestyle.

Perseroan saat ini memiliki beberapa konsep gerai seperti Departemen Store dengan brand SOGO, SEIBU, Debenhams, Harvey Nichols dan Java / Lotus, kemudian Fashion & Lifestyle dengan brand gerainya Loewe, Salvatore Ferragamo, MaxMara, Tumi, Zara, Massimo, Dutti, Pull and Bear, Next, Marks & Spencer, Nautica, Lacoste, Topshop/Topman, Kipling, Miss Selfridge, Principles, Sole Effect, Dorothy Perkins, Swatch, Boots, H2O+, Molton Brown dan Samsonite.

Untuk gerai Olah raga nama gerainya Planet Sports, Sports Station, The Athlete's Foot, The Sports Warehouse, Golf House, Rockport, Reebok, Converse dan Adidas Sports.

Untuk gerai Food and Beverage nama gerainya Starbucks, Burger King, Cold Stone Creamery, Pizza Marzano, Domino's Pizza, Restoran Chatterbox dan Courtyard.

Sedangkan untuk gerai anak anak nama gerainya Kidz Station, Oshkosh B'Gosh dan Barbie Boutique.

Selain usaha ritel, perseroan juga merupakan distributor utama untuk lebih dari 90 merek internasional, di antaranya Reebok, Speedo, Wilson , Converse, Diadora, Lotto, Airwalk, Superman, Batman, OshKosh B’Gosh, dan Thomas & Friends.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Benjamin Mailool mengatakan, pertumbuhan omzet ritel pada 2010 bisa mencapai 20 persen karena kondisi perekonomian yang mulai membaik setelah krisis berangsur-angsur selesai.

"Pada 2010 saya melihat akan tetap lebih baik dari 2009, sebab 2009 ada dampak krisis global dan pemilu, jadi harusnya 2010 kondisi akan lebih baik. Pertumbuhan ritel bisa mencapai 20 persen dari sisi nilai penjualan," katanya.

Dijelaskan, selama 2009 ini pertumbuhan omzet ritel agak tertahan karena pelaku banyak berhati-hati dalam melakukan ekspansi tokonya. Namun, tahun 2010 peritel diperkirakan akan lebih ekspansif mengingat sektor properti terutama pembangunan mal juga mulai kembali berkembang. (gus).

Ancol Batal Terbitkan Obligasi

JAKARTA – Perusahaan wisata milik Pemerintah DKI Jakarta, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dipastikan batal menerbitkan obligasi sekitar 200 miliar rupiah tahun ini, karena perseroan mengurangi biaya investasi atau belanja modal dari 520,93 miliar rupiah menjadi 300 miliar sampai 350 miliar rupiah, sehingga bisa digunakan dana dari internal untuk pembiayaannya.





Sekretaris Perusahaan Ancol Fransiscus Xaverius Husni mengatakan, perseroan awalnya membutuhkan belanja modal atau dana investasi tahun ini sejumlah 520,93 miliar rupiah, yang akan digunakan untuk menambah fasilitas dan membangun wahana bermain baru. Dana itu diperoleh dari kas internal sebesar 300 miliar sampai 350 miliar rupiah dan dari pasar dengan cara menerbitkan obligasi sekitar 200 milar rupiah.

Namun, dalam perkembangan selanjutnya, perseroan hanya membutuhkan dana 300 miliar sampai 350 miliar rupiah disebabkan ada beberapa proyek yang ditunda pengerjaanya tahun depan. Dengan demikian, rencana penerbitan obligasi dibatalkan, karena perseroan dapat menggunakan dana internal untuk mendanai proyek tahun ini.

“Dana yang ada di kas internal kami saat ini sekitar 400 miliar rupiah, sehingga bila kebutuhan investasinya hanya 300 miliar sampai 350 miliar rupiah bisa menggunakan dana internal dan tidak perlu menerbitkan obligasi,” katanya, Jumat (7/5).

Dana 300 miliar sampai 350 miliar tersebut akan digunakan untuk mengerjakan beberapa proyek antara lain, membangun wahana bermain rivers osmosis sekitar 50 miliar rupiah, pengembangan Dunia Fantasi 50 miliar rupiah, membangun Eco Park sekitar 100 miliar rupiah dan beberapa proyek pengembangan wahana bermain lainnya.

Terkait dengan kinerja di kuartal satu ini, Fransiscus mengatakan perseroan membukukan pendapatan 156,5 miliar rupiah naik 19,1 persen dibanding periode sama 2009 yang 131,4 miliar rupiah, kemudian laba bersih naik 18,3 persen dari 11,5 miliar rupiah di kuartal satu 2009 menjadi 13,6 miliar rupiah di kuartal satu ini.

Dijelaskan, peningkatan laba dan pendapatan dikuartal satu ini dipengaruhi oleh langkah perusahaan yang menaikan harga tiket rata rata 20 persen di wahana bermain, selain itu juga di sumbang dari peningkatan jumlah pengunjung dan sumbangan dari sector property.

Sektor property, katanya memberi kontribusi cukup besar karena beberapa proyek yang sudah dibeli pada tahun lalu oleh konsumen sudah dilakukan pembayaran pada kuartal satu ini, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan keseluruhan naik dari biasanya hanya 40 persen menjadi 50 persen terhadap total pendapatan. Kontribusi dari sector property juga diperkirakan akan terus meningkat pada tahun ini, seiring dengan telah dilaunchingnya proyek baru yang diberi nama Marina Rivers.

Franciscus optimistis hingga akhir tahun nanti, target pertumbuhan pendatapan 10-15 persen bisa dicapai. Pihaknya juga yakin target peningkatan jumlah pengunjung sebesar 5 persen bisa tercapai karena adanya wahana bermain baru dan beberapa permaianan yang lama juga sudah dilakukan pengembangan dan penataan yang lebih baik. Sementara itu, jumlah pengunjung pada 2009 sebesar 14 juta pengunjung.

Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Dipo Akbar Panuntun dalam riset yang dipublikasikan Maret 2010 menyebut, kinerja Ancol tahun ini cukup prospektif. Pada tahun 2009 lalu perseroan mendatangkan lebih dari 14 juta orang pengunjung. Jika dirata-rata, setiap dua detik perseroan menjual satu tiket kepada satu pengunjung, sepanjang tahun.Untuk terus mendongkrak perolehan tiket rekreasi, perseroan menargetkan peresmian Eco-park pada triwulan IV tahun ini, yang terdiri dari taman burung, taman bercocok tanam anak-anak dan kanal-kanal pesiar mini.

Perseroan juga berencana menambah wahana permainan baru di Dunia Fantasi (Dufan) yang mulai beroperasi pada akhir 2010. Dipo menilai rencana tersebut akan berdampak langsung pada kinerja tahun ini, meski wahana tersebut baruterealisasi pada akhir tahun."Didukung Eco-park dan wahana baru, kami memperkirakan penjualan Jaya Ancol dari tiket rekreasi akan tumbuh 11,8 persen pada 2010 dan rata-rata sebesar 18,7 persen per tahun hingga 2013," katanya.

Sebagai sarana rekreasi terbesar, lanjutnya, pendapatan Jaya Ancol dari tiket rekreasi akan terus meningkat tiap tahun. Pada 2005 hingga 2009, Pefindo mencatat pendapatan perseroan dari tiket rekreasi tumbuh dengan rerata pertumbuhan sebesar 20 persen per tahun.Penjualan tiket tersebut menjadi penyelamat kinerja Jaya Ancol pada tahun lalu. Ketika pendapatan perseroan dari sektor properti turun 79 persen secara tahunan, pendapatan dari penjualan tiket justru naik 20 persen secara tahunan, diikuti peningkatan pendapatan hotel dan restoran sebesar 29 persen.(gus).

Laba PT Citra Tubindo Tbk Anjlok

BATAM – Perusahaan pipa baja berbasis di Batam, PT Citra Tubindo Tbk mengalami penurunan laba bersih hingga 73,6 persen di kuartal satu ini menjadi hanya 1,4 juta dollar AS dari 5,3 juta dollar AS di kuartal satu 2009 yang di picu oleh turunya angka penjualan dan meningkatnya harga bahan baku baja.




Direktur Pengembangan Usaha Citra Tubindo Herman Hermanto mengatakan, anjloknya laba bersih pada kuartal satu ini disebabkan harga bahan baku yang meningkat signifikan menyebabkan biaya produksi naik, meskipun pihaknya sudah menyesuaikan harga beberapa waktu lalu. Perseroan hanya membukukan laba bersih 1,4 juta dollar AS anjlok hingga 73,6 persen dibanding periode sama 2009 yang 5,3 juta dollar AS.

“Penurunan laba dipengaruhi faktor harga,” katanya, Kamis (6/5).

Selain itu, penurunan laba juga dipicu oleh turunya penjualan sebesar 26,43 persen. Perseroan hanya membukukan penjualan 58,96 juta dollar AS pada kuartal satu ini, turun 26,43 persen dibanding periode sama 2009 yang 80,1 juta dollar AS.

Untuk kinerja kuartal dua, Herman optimistis akan meningkat laba dan penjualannya karena kontrak yang dipesan awal tahun lalu dari perusahaan luar negeri dan dalam negeri akan direalisasikan, pihaknya juga sudah melakukan penyesuaian harga jual terhadap peningkatan bahan baku produksi.

Sebelumnya Presiden Direktur Citra Tubindo Kris Willuan mengatakan, pihaknya telah mendapat kontrak baru pengadaan pipa baja dari Timur Tengah yakni Qatar untuk pengadaan distribusi jaringan proyek Minyak dan Gas di negara tersebut dengan volume yang cukup tinggi senilai 100 juta dollar AS (1 triliun rupiah).

Perseroan juga sedang mengincar kontrak dari beberapa perusahaan seperti dari Conoco Philips di Cina Selatan yang sedang melakukan tender pengadaan pipa baja senilai 25 juta sampai 30 juta dollar AS dan proyek dari TOTAL yang juga sedang melakukan tender senilai 50 juta sampai 60 juta dollar AS.

Dengan telah diterimanya kontrak tersebut, ditambah lagi adanya kecenderungan peningkatan harga pipa baja, maka perseroan optimistis target tahun ini senilai 303,33 juta dollar AS naik 32,5 persen dibanding proyeksi pendapatan 2009 yang 299 juta dollar AS bisa dicapai.

Menurut Kris, harga pipa baja di kuartal dua ini diprediksi lebih tinggi dibanding 2009 karena meningkatnya konsumsi yang dipicu oleh maraknya aktivitas eksplorasi minyak dan gas paska meredanya dampak krisis keuangan global yang mendorong peningkatan permintaan terhadap minyak dan gas untuk kegiatan industri.

Kinerja perusahaan bahkan bisa lebih tinggi dari target, kata dia bila pemerintah RI mau meningkatkan kandungan lokal penggunaan barang dan jasa dalam industri penunjang migas di dalam negeri, pasalnya banyak konstruksi migas di tanah air masih menggunakan barang dan jasa asing untuk penunjang operasionalnya padahal industri dalam negeri sudah bisa berproduksi dengan kualitas yang cukup bersaing.

Kris berharap pemerintah mau meningkatkan kandungan lokal penggunaan barang dan jasa industri penunjang Migas menjadi 100 persen sehingga, perusahaan dalam negeri bisa berkembang.

Wakil Ketua Bidang Flat Product Asosiasi Industri Baja dan Besi Indonesia (Indonesian Iron & Steel Industry Association/IISIA) Irvan Kamal Hakim mengatakan, industri baja termasuk pipa baja tahun ini akan dihadapi dengan persaingan cukup ketat dari produksi Cina paska berlakunya perjanjian perdagangan bebas Cina dan Asean sejak 1 Januari 2010.

Untuk itu, pemerintah perlu melindungi industri dalam negeri dengan memberlakukan ketentuan wajib verifikasi impor besi atau baja untuk membendung serbuan produk Cina. Saat ini saja, kata dia sudah mulai terasa penurunan penjualan produk dalam negeri, itu terlihat dari utilisasi pabrik pipa baja dalam negeri yang tinggal 28,4 persen dari total kapasitas terpasang 2,23 juta ton. (gus).

Pulihkan Citra Batam



foto : Walikota Batam Ahmad Dahlan

Kerusuhan yang terjadi di Perusahaan galangan kapal milik investor asing asal Dubai di Batam pada 22 April 2010 lalu yang menyebabkan sejumlah tenaga kerja asing asal India terluka dan sejumlah asset perusahaan dibakar buruh menyebabkan citra Batam sebagai surga investasi sedikit terganggu.



Walkota Batam, Ahmad Dahlan sebagai pimpinan daerah langsung mengambil langkah sigap agar kerusuhan tidak meluas dan berupaya keras mengembalikan citra positif Batam sebagai tempat investasi terbaik bagi pemilik modal asing. Lalu, langkah apa yang telah dilakukan dan akan dilakukan selanjutnya, berikut petikan wawancara dengan Walikota Batam, Drs Ahmad Dahlan.

Apa tanggapan anda atas kejadian kerusuhan di Drydock beberap waktu lalu ?..

Saya sempat terkejut mendengar berita itu, karena sudah pasti akan mencoreng citra positif Batam terhadap investor asing, karena kerusuhan itu terjadi di perusahaan asing. Untuk itu saya segera mengambil tindakan agar kerusuhan tidak meluas dan dampaknya bisa diminimalisir.

Pertama saya berkordinasi dengan manajemen perusahaan tersebut dan berkordinasi dengan aparat keamanan untuk mengetahui persoalan sebenarnya dan mendari solusi jangka pendek, kemudian kami membentuk tim yang terdiri dari berbagai unsur untuk mencari solusi permanen dan laporan dari tim itu selanjutnya kami sampaikan ke Pemerintah Pusat.

Yang terpenting, kerusuhan itu tidak sampai meluas dan investor asing yang ada di Batam juga cukup mengerti dengan kejadian itu sehingga tidak ada relokasi pabrik yang ada di Batam dan semuanya sudah berjalan normal pada saat ini.

Dari kordinasi dengan manajemen Drydock apa yang dihasilkan ?..

Begini… kami beberapa kali mengadakan pertemuan tertutup dengan manajemen Drydock paska ejadian itu, dan baru beberapa hari lalu juga kami melakukan rapat bersama.

Dari hasil kordinasi itu, kesimpulannya perusahaan tidak akan memecat pekerja lokal dan pekerja asing akan dikurangi, kemudian perseroan juga akan tetap beroperasi secara normal dan itu sudah terjadi saat ini, karena terdapat pesanan lima kapal dari Norwegia dan baru dua kapal yang dikirim sedangkan tiga kapal lagi sedang dikerjakan, sehingga perusahaan itu harus cepat beroperasi.

Bagaimana dengan pekerja asal India yang menjadi pemicu kerusuhan tersebut ?..

Beberapa hari lalu, Duta Besar India di Indonesia telah berkunjung ke Batam dan pada prinsifnya kita sudah saling memahami dan mengerti satu sama lain, sehingga tidak ada lagi yang perlu di pertentangkan. Tenaga kerja asal India sendiri masih dibutuhkan di perusahaan itu, karena terdapat beberapa bagian produksi yang memang harus dikerjakan oleh pekerja India karena belum bisa dilakukan oleh pekerja lokal. Untuk itu, kami berharap pekerja asal India bisa kembali bekerja seperti biasa di perusahaan itu.

Akibat kerusuhan itu, apakah bisa mencoreng iklim investasi di Batam ?..

Secara keseluruhan saya piker tidak, karena itu hanya kejadian kecil, buktinya beberapa hari lalu kami kedatangan Duta Besar Cina di Indonesia Zhang Wi Yue yang membicarakan tentang rencana investasi sekitar 15 perusahaan Cina ke Batam pada tahun ini.

Kita sudah jelaskan soal iklim investasi di Batam kepada Ibu Duta Besar Cina, dan responnya positif, kita juga menjelaskan bahwa Batam merupakan daerah special zone yang sangat dekat dengan Singapura serta Malaysia sehingga punya nilai lebih dibanding kawasan lain di dunia

15 perusahaan Cina yang akan investasi di Batam bergerak dibidang industri besi beton, industri percetakan, industri mur dan baut, industri peralatan dari logam dan industri paku, mur dan baut serta industri logam dasar bukan besi dan penyediaan tenaga listrik.

Apakah saat ini sudah terdapat investor asal Cina di Batam ?...

Sudah ada, sekitar 12 perusahaan namun nilai investasinya masih relative kecil bila disbanding dengan investor asal Singapura, Malaysia, Inggris, Jepang dan Taiwan.

Oleh karena itu, kami terus melakukan promosi ke Cina untuk menjaring investor asal negara tersebut,

karena saat ini banyak perusahaan di Cina yang sedang gencar melakukan ekspansi usaha, dan peluang itu perlu ditangkap sebelum didahului oleh negara lain.

Kami juga mengajak investor Cina untuk berinvestasi dalam pengembangan pelabuhan container Batu Ampar, karena kapasitasnya saat ini sudah tidak memungkinkan lagi akibat melonjaknya volume kontainer yang masuk serta keluar. Dan Dubes Cina tertarik untuk mendanani proyek itu, namun pengerjaanya diharapkan bisa dilakukan perusahaan lokal. (gus).


Laba PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk Melonjak

JAKARTA – Produsen plat baja berbasis di Surabaya, PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk membukukan laba bersih 40,4 miliar rupiah di kuartal satu ini, melonjak dibanding periode sama 2009 yang mengalami rugi bersih hingga 122,4 miliar rupiah. Peningkatan laba dipicu naiknya harga jual plat baja hingga 100 persen dari 400-500 dollar AS per ton di kuartal satu 2009 menjadi sekitar 800 dollar AS per ton pada kuartal satu 2010.




Direktur Gunawan Dianjaya Steel Hadi Sutjipto mengatakan, kinerja perseroan di kuartal satu ini cukup mengembirakan dengan diperolehnya laba bersih 40,4 miliar rupiah, Padahal di periode sama tahun 2009 pihaknya mengalami rugi bersih hingga 122,4 miliar rupiah.

“Meski penjualan kami turun di kuartal satu ini, namun laba bersihnya melonjak disebabkan naiknya harga jual hingga 100 persen sedangkan harga bahan baku turun,” katanya kepada Koran Jakarta, Rabu (5/5).

Meski laba bersih melonjak, kata dia penjualan di kuartal satu ini turun 27,9 persen dari 514,2 miliar rupiah pada kuartal satu 2009 menjadi 370,9 miliar rupiah di kuartal satu ini. Penurunan penjualan disebabkan pasar masih melakukan konsolidasi paska krisis keuangan global.

Dengan capaian yang diperoleh pada kuartal satu ini, kata Hadi pihaknya semakin optimistis kinerja penjualan dan laba bersih hingga akhir tahun bisa tumbuh 40-60 persen sesuai dengan target awal.

Sikap optimistis itu didukung oleh sudah penuhnya orderan pipa baja dari sejumlah negara dan dari pembeli domestik. Nilai penjualan di kuartal dua 2010 ini diperkirakan sekitar 400 miliar rupiah, lebih tinggi dari perolehan di kuartal satu 2010 yang 370,9 miliar rupiah.

“Order hingga Juni ini sudah penuh dari pembeli luar negeri dan domestic,” katanya.

Beberapa negara yang sudah order pipa baja hingga Juni 2019 antara lain, Jerman, Singapura, Timur Tengah dan Australia . Penjualan ekspor di kuartal dua nanti diperkirakan lebih tinggi dari penjualan domestik atau mencapai 60 persen. Sementara itu, harga jualnya cukup fluktuatif namun rata rata sekitar 800 dollar AS per ton.

Hadi mengatakan perseroan sudah memprediksi kinerja tahun ini bakal positif karena mulai pulihnya pasar global paska krisis keuangan. Oleh karena itu pihaknya sudah sejak awal tahun meningkatkan produksi hingga 25 persen dari 24.000 ton per bulan menjadi 30.000 ton perbulan.

Untuk meningkatkan produksi, perseroan menyiapkan dana sekitar 12 juta dollar AS pada 2011-2012 untuk mengenjot kapasitas produksi terpasang hingga 35 persen menjadi 540 ribu metrik ton (mt) dari saat ini 400 ribu mt.

Untuk itu, perseroan akan mengganti mesin penunjang berupa hot leveller, penambahan fasilitas gas cutting line, dan penggantian main motor sebagai penggerak rolling. Selain itu, juga akan menambah fasilitas dapur pemanas (re-heating furnace).

Perseroan sendiri masih mengandalkan pasar ekspor karena harga jualnya cukup tinggi, oleh karena itu penjualan ekspor ditargetkan mencapai 70 persen dari total produksi sedangkan sisanya di jual di dalam negeri.

Sementara itu, penjualan PT Krakatau Steel (Persero) naik 52 persen pada kuartal satu ini menjadi 593.000 ton baja berupa finish product dari 391.000 ton di kuartal satu 2009.

"Penjualan kita naik 52 persen, di negara lain juga kenaikannya mirip. Ini juga yang ikut mendasari kenaikan harga baja, karena demand sudah ada jadi tidak perlu kasih diskon lagi," kata Direktur Pemasaran Krakatau Steel Irvan Hakim.

Dikatakan, hampir di seluruh negara produsen baja terjadi kenaikan harga hingga dua kali lipat, tidak terkecuali Indonesia . Selain permintaan yang tinggi, kenaikan harga baja juga didorong oleh naiknya harga bahan baku baja.

Menurutnya, hingga akhir tahun 2010, permintaan baja nasional akan mencapai 8 juta ton. Pasar masih akan menyerap baja hasil produsen baja nasional karena memang tidak memiliki pilihan lain. Sementara itu, permintaan baja dunia diperkirakan akan naik sebanyak 12 persen tahun ini. Hingga tahun 2009 lalu, permintaan baja inetrnasional mencapai 1,3 miliar ton.

Cina masih menjadi produsen baja terbesar di dunia dengan menyumbang 620 juta ton baja di tahun 2009 lalu. Sementara krakatau Steel berniat memproduksi baja sebanyak 2,4 juta ton tahun 2010 ini.(gus).

Potret Pekerja Batam



Foto : Para pekerja di pabrik PT Sat Nusa Persada Tbk Batam.

Batam, seperti halnya Jakarta merupakan kota heterogen dimana penduduknya adalah kaum urban atau pendatang. Banyak suku dan ras yang bercampur baur dalam pulau seluas Singapura ini, bahkan banyak pula imigran-imigran gelap dari negara tetangga.



Sebagian besar atau sekitar 60 persen penduduk Batam adalah pekerja di berbagai industri manufacturing, galangan kapal, hotel dan restoran. Mereka (Pekerja) bukan penduduk tempatan, melainkan berasal dari hampir seluruh wilayah Indonesia dan bahkan banyak juga warga negara asing yang mencari nafkah di Batam.

Sekitar tahun 1960-an pulau Batam berupa pulau kering tidak berpenduduk dan hanya terdapat hutan dan hewan liar. Pulau ini menjadi primadona bagi pencari kerja sejak pemerintah membuka kawasan ini sebagai zona bebas.

Berawal pada 1971 dengan dijadikannya Batam sebagai basis perminyakan bagi Pertamina, kala itu dibawah kepemimpinan Ketua Otorita Batam Ibnu Sutowo belum banyak terjadi pembangunan di Batam.

Saat BJ Habibie menjabat Ketua Otorita Batam yang ke tiga pada 1978, Batam mulai membangun dan berbagai infrastruktur di dirikan untuk menjaring investor masuk ke kawasan ini, alhasil dalam tempo beberapa tahun saja sudah banyak investor asing khususnya dari Singapura membuka usaha di Batam dan menjadikan Batam sebagai basis produksinya.

Seiring dengan pembangunan yang terjadi di Batam, kota ini mulai diserbu pekerja dari berbagai daerah di Indonesia . Mereka banyak bekerja sebagai operator pabrik elektronik dan di perusahaan galangan kapal.

Sebagai kaum pendatang atau Urban, pekerja Batam yang menjadi penduduk kota ini secara alamiah membentuk kelompok atau komunitas sendiri, sehingga di Batam terdapat kampung jawa, kampung ambon, kampung jambi, kampung cina, kampung flores, kampung madura dan lainnya. Penamaan kampung itu, menandakan banyaknya komunitas yang berasal dari daerah tersebut.

Disadari atau tidak ternyata porsi pembagian kerja di Batam terkadang ditentukan oleh etnis tertentu, misalnya untuk pekerjaan keamanan atau security mayoritas di kuasai oleh etnis yang berasal dari Flores, sedangkan operator pabrik kebanyakan dari etnis Batak da jawa dan pekerja di hotel serta restoran kebanyakan dari jawa barat dan manado.

Sosialisasi antar pekerja atau penduduk Batam bisa dikatakan cukup harmonis, seperti yang terlihat di kawasan Dormitori atau tempat penginapakan pekerja di kawasan industri Batamindo.

Di Dormitori tersebut terdapat ribuan tenaga kerja yang menjadikan tempat itu sebagai tempat tinggal, dan mereka berasal dari berbagai suku. Hubungan atau sosialisasi tetap berjalan secara harmonis dan tidak ada pertentangan yang berarti.

Salah seorang pekerja yang berasal dari Medan Andi Napitupulu (20) mengatakan hubungan atau sosialisasi dengan pekerja dari etnis lain berjalan cukup harmonis dan tidak ada pertentangan, bahkan kebanyakan hubungan para pekerja cukup erat karena mereka menyadari sama sama merantau dan mengadu nasib di Batam.

Sementara itu, pekerja asing di Batam kebanyakan bertempat tinggal di Apartemen atau mess yang disediakan perusahaan. Seperti yang terlihat di Apartemen Harmoni yang kebanyakan dihuni oleh pekerja asal Amerika Serikat dan Eropa yang bekerja di berbagai perusahaan di Batam.

Factory Manager PT Tectrons Manufacturing Ivan Leo yang berkebangsaan Singapura mengatakan hubungan kerja antar pekerja asing dan lokal menurutnya berjalan cukup baik dan mereka saling menghargai, oleh karena itu dia cukup terkejut dengan kerusuhan yang terjadi di perusahaan Galangan kapal PT Drydock beberapa waktu lalu.

Menurutnya, kerusuhan itu tidak akan merembet ke perusahaan lainnya dan tidak akan berdampak negative terhadap kegiatan produksi perusahaan lainnya, karena pekerja sudah sibuk dengan pekerjaanya masing masing, sehingga tidak terlalu memperhatikan kerusuhan yang terjadi di Drydock tersebut.

Ketua Kadin Batam, Nada F Soraya mengatakan, meskipun kerusuhan di Drydock tidak memberi dampak negatif terhadap iklim investasi di Batam tapi pemerintah harus segera mengatasinya, karena Batam sejak dahulu sampai saat ini sering terjadi kerusuhan baik itu antar etnis maupun antar pekerja. Kondisi itu bila dibiarkan terus menerus akan memuncak dan menimbulkan insiden yang lebih besar.

Sebagai kota urban atau kota baik kaum pendatang, konflik antar etnis menurut Nada tidak bisa dihindari, karena secara fisikologis akan terjadi kecemburuan jika melihat seseorang berhasil sementara yang lain menderita.

Terlebih para pendatang di Batam tidak semuanya memiliki keahlian atau kemampuan untuk bekerja sehingga bagi pendatang yang tidak memiliki keahlian akan menganggur dan untuk mempertahankan hidupnya harus bekerja apapun.

Namun, bagi pekerja yang memiliki keahlian akan mendapat pekerjaan yang layak seperti menjadi operator pabrik dengan gaji sekitar 1,2 juta per bulan dan jika lembur bisa mendapat 2,5 juta rupiah per bulan.

Desakan tuntutan ekonomi dan gaya hidup yang ada di Batam membuat gaji 2,5 juta rupiah per bulan itu dirasa kurang bagi sebagian besar pekerja di Batam.

Erik salah seorang pekerja di Galangan kapal mengatakan, gaji yang diterimanya terkadang hanya bertahan untuk hidup selama tiga minggu dan untuk minggu terakhir biasanya dia sudah cash bon ke perusahaan untuk membeli makanan.

Namun, kata Erik saat ini pihaknya belum bisa bekerja karena perusahaanya yakni PT Drydock baru terjadi kerusuhan dan sampai saat ini dia belum menerima gaji dari perusahaan untuk pekerjaan bulan lalu.

Erik mengatakan, kerusuhan yang terjadi di Drydock pecan lalu disebabkan sikap congkak dari pekerja asal India yang seolah olah pintar, dan menekan pekerja lokal.

“Sebagai pekerja lokal kami tidak ingin di jajah la pak, jadi ketika dia bilang kami stupid maka kerusuhan terjadi sebab sebelumnya sudah panas duluan,” kata dia kepada Koran Jakarta, Senin (3/5).

Hubungan kerja yang terjadi di Drydock katanya sudah panas terlebih dahulu sebelum kerusuhan, karena pekerja di perusahaan itu kebanyakan pekerja asing dari India yang mendapat banyak pasilitas dari perusahaan sedangkan pekerja lokal hanya digaji 7.000 rupiah per jam.

Padahal, kata Erik, Pekerja asal India tersebut bila di Singapura hanya bekerja sekelas helper. Oleh karena itu, pekerja lokal di Batam sudah memendam rasa kesal terhadap pekerja asal India tersebut. (gus).

Senin, 03 Mei 2010

Apindo beri penghargaan kepada Kapolda Kepri



Foto : Ketua Apindo Kepri Ir Cahya memberi penghargaan kepada Kapolda Kepri Puji Hartanto.





Kapolda Kepri menerima penghargaan dari Apindo Kepri atas kesigapannya dalam mengatasi kerusuhan yang terjadi di PT Drydock World pada 22 April 2010 yang menyebabkan sejumlah pekerja asal India terluka dan sejumlah aset perusahaan terbakar.

Kapoltabes Barelang Terima Penghargaan dari Apindo



Foto : Ketua Apindo Kepri, Cahya Memberi penghargaan kepada Kapoltabes Barelang, Leonidas Braksan




Kepoltabes Barelang, Leonidas Braksan mendapat penghargaan dari Apindo Kepri atas kesigapannya dalam mengatasi kerusuhan yang terjadi di PT Drydock World pada 22 April 2010 yang menyebabkan sejumlah pekerja asal India terluka dan sejumlah aset perusahaan di bakar buruh.

Penerbangan Langsung Batam-Cina Mendesak



Foto : Ketua ICBC Kepri menerima Pataka dari Ketua Umum ICBC Ali Markus di Planet Holiday Batam

Kepri Ingin Penerbangan Langsung ke Cina
“15 Perusahaan Cina Segera Masuk Batam”

BATAM – Pengusaha Provinsi Kepulauan Riau yang tergabung dalam Indonesia-Cina Business Council (ICBC) menginginkan adanya rute penerbangan langsungdari Batam ke Cina (Ghuang Zhou atau Shen Zhen), mengingat tingginya transaksi dagang antara kawasan dan diperkirakan akan terus meningkat menyusul berlakunya perjanjian Asean-Cina Free Trade Agrement.



Ketua ICBC Provinsi Kepri yang baru saja dilantik (2/5), Cahya mengatakan hubungan dagang antara Cina dan Kepri sudah dimulai sejak lama, namun banyak melalui perantara atau tengkulak di Singapura. Akibatnya, keuntungan yang diterima oleh pengusaha di Kepri berkurang karena harus berbagi untung dengan tengkulak di Singapura.

“Saya sangat optimistis, jika sudah ada rute penerbangan Batam-Cina maka hubungan dagang antara Kepri dan Cina akan meningkat dan itu juga mengurangi biaya produksi sehingga pengusaha dalam negeri bisa lebih efisien dan keuntungannya yang diperoleh juga bisa lebih besar karena tidak lagi melewati tengkulak di Singapura,” katanya, Senin (3/5).

Selama ini, kata Cahya ekspor dari Kepri ke Cina harus melalui Singapura dan Impor Cina dari Kepri juga harus melalui Singapura. Itu disebabkan minimnya pengetahuan pengusaha Kepri tentang peluang bisnis di Cina begitupun sebaliknya.

Selain itu, belum adanya penerbangan langsung antara Kepri dan Cina juga menghambat kontak dagang dengan Cina. Padahal kontak dagang antara pengusaha Kepri dengan Cina terus mengalami peningkatan.

Pada 2009 saja, melalui data resmi yang dimiliki pemerintah nilai ekspor Kepri ke Cina sejumlah 449 juta dollar AS dan impor 231 juta dollar AS. Itu merupakan angka resmi pemerintah, dan angka rillnya lebih tinggi dari angka tersebut, karena banyak ekspor Kepri ke Cina dilakukan di Singapura sehingga tidak tercatat sebagai ekspor Kepri.

Selain rute penerbangan langsung dari Kepri ke Cina, Provinsi ini juga membutuhkan keberadaan Bank of Cina di Batam, pasalnya selama ini transaksi dagang yang terjadi antara pengusaha Kepri dan Cina banyak di lakukan melalui Bank of Cina di Singapura dan Jakarta, akibatnya pengusaha di Kepri terpaksa kehilangan pendapatan karena harus membayar sejumlah fee di Jakarta atau Singapura.

Oleh karena itu, kata Cahya pihaknya sudah melakukan pembicaraan secara langsung dengan Duta Besar Cina di Indonesia, Zhang Qi Yue yang juga hadir dalam pelantikan ICBC Kepri.


Investasi Cina

Walikota Batam, Ahmad Dahlan yang menerima kunjungan Duta Besar Cina untuk Indonesia, Zhang Wi Yue Senin (3/5) mengatakan, nilai investasi Cina di Batam masih relatif kecil disbanding investasi dari Singapura, Malaysia, Jepang dan Taiwan.

Saat ini saja baru terdapat 12 perusahaan asal Cina yang beroperasi di Batam dan 15 perusahaan lainnya masih dalam proses aplikasi dengan total nilai investasi ditaksir 618.330,00 Dollar AS.

“Kita sudah jelaskan soal iklim investasi di Batam kepada Ibu Duta Besar Cina, dan responnya positif, kita juga menjelaskan bahwa Batam merupakan daerah special zone yang sangat dekat dengan Singapura serta Malaysia sehingga punya nilai lebih dibanding kawasan lain di dunia,” katanya. Ditambahkan, infrastruktur di Kota Batam juga cukup bagus begitu juga dengan kondisi keamanan.

Dari hasil pertemuan dengan Dubes Cina, mereka (Cina) mengharapkan adanya kemudahan dalam pengurusan perizinan, oleh sebab itu untuk 15 perusahaan yang akan melakukan ekspansi ke Batam dalam waktu dekat ini, Pemerintah Kota Batam akan membantu untuk mempercepat proses perizinan sehingga dalam tahun ini ke-15 perusahaan itu sudah bisa beroperasi.

Menurutnya dari segi infrastruktur Batam sangat siap menerima investasi dari Cina, namun yang masih kendala saat ini belum adanya Permanent Kontainer Port (Pelabuhan container yang permanent).

Jika Permanent Kontainer Port telah ada, kata dia maka pembangunan Batam akan signifikan.Untuk pembangunan pelabuhan kontainer itu Dubes Cina menawarkan pembiayaan, dan pengerjaannya bisa dilakukan pengusaha lokal.

“Saya katakan siap membantu proses aplikasi perusahaan Cina sebab perusahaan Cina ini betul-betul ingin ekspansi ke luar, jadi apabila kita tidak tangkap, mereka bisa keluar Batam. Apalagi Cina memiliki modal yang cukup besar,” katanya.

Dikatakan, 15 perusahaan Cina yang akan investasi di Batam bergerak dibidang industri besi beton, industri percetakan, industri mur dan baut, industri peralatan dari logam dan industri paku, mur dan baut serta industri logam dasar bukan besi dan penyediaan tenaga listrik. Ke 15 perusahaan ini sudah melakukan aplikasi ke Kota Batam sejak Juni 2009.(gus).

Drydock Beroperasi Kembali 5 Mei

BATAM – Perusahaan galangan kapal milik investor asal Dubai, PT Drydock World Graha diperkirakan beroperasi kembali pada 5 Mei ini, paska kerusuhan yang terjadi pada 22 April yang memicu eksodusnya ratusan tenaga kerja asal India serta terbakarnya sejumlah asset milik perusahaan itu.



Walikota Batam Ahmad Dahlan mengatakan, meskipun kerusuhan yang terjadi di Drydock tidak mempengaruhi iklim investasi di Batam Provinsi Kepulauan Riau (kepri), namun kejadian itu dikuatirkan bisa menciptakan pengangguran bila perusahaan tersebut tidak segera mulai berproduksi.

Pemko sendiri, kata Dahlan telah melakukan dua langkah antisipasi untuk menghindari semakin meluasnya kejadian itu ke perusahaan lain, pertama berkoordinasi dengan manajemen Drydock untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut dan kedua membentuk tim investigatif dan pengkajian. Hasil kajian tim itu nantinya akan disampaikan ke Menteri Tenaga Kerja guna proses kebijakan selanjutnya oleh Pemerintah Pusat.


Dari hasil kordinasi dengan manajemen Drydock, diperoleh informasi bahwa perusahaan itu akan memulai operasionalnya kembali pada 5 Mei ini.

“''Kita berharap agar semuanya berjalan baik dan lancar khususnya bagi tenaga kerja asal India agar mereka juga segera kembali secepat mungkin untuk bekerja begitu juga dengan pekerja lokal dan sesuai dengan inforamsi yang kami terima dari manajemen Drydock, perusahaan akan mulai beraktivitas pada 5 Mei ini,” kata Dahlan dalam konferensi pers usai shalat Jumat (30/4).

Dikatakan, paska kerusuhan tersebut, ribuan pekerja asal India eksodus pulang ke kampung halamannya, akibatnya pihak perusahaan belum bisa memulai aktivitas produksi karena terdapat bagian tertentu dari bidang pekerjaan yang memang harus dikerjakan pekerja asal India sesuai dengan kemampuannya. Pekerja asal India yang bekerja di Drydock sendiri sekitar 7.883 orang.

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Batam, Elang Tri Pratomo mengatakan, pihaknya juga telah mengirim tim untuk memantau secara langsung kerusuhan yang terjadi di Drydock, pasalnya, perekonomian Kepri secara umum cukup tergantung pada industri shipyard dan sebagai salah satu perusahaan shipyard terbesa, keberadaan Drydock menjadi penting.

Perusahaan itu, kata Elang diketahui mendapat pesanan dari Norwegia sejumlah lima kapal besar dengan harga seluruhnya mencapai 1.000 juta dollar AS. Pihak perusahaan, sudah mengirim dua kapal dan kapal ketiga mestinya dikirim pada Mei ini, namun diperkirakan terlambat karena proses produksi terganggu paska kerusuhan.

Meski demikian, kerusuhan tersebut tidak sampai menganggu iklim investasi di Batam dan Provinsi Kepri, karena sejumlah investor asing yang dihubungi masih merasa nyaman berinvestasi di Batam.

Bahkan menurut Elang, perekonomian Batam khususnya dan Provinsi Kepri pada umumnya akan tumbuh signifikan pada tahun ini. Itu disebabkan mulai pulihnya pasar global secara merata sehingga perusahaan di Batam kebanjiran order.

Pemberlakuan perdagangan bebas antara Asean dan Cina juga memberi dampak positif bagi perekonomian Kepri karena, perusahaan asing yang beroperasi di Kepri khususnya di Batam semakin mudah memperoleh bahan baku dan barang modal dari Cina dan tentunya dengan harga yang lebih murah sehingga menurunkan ongkos produksi dan membuat perusahaan lebih kompetitif.

“Selain itu, kerjasama dagang dengan Cina juga memperluas pasar ekspor Kepri ke Cina dari dominasi Singapura,” katanya.

Menurut Elang, dari riset yang dilakukan Bank Indonesia Batam disebutkan bahwa perekonomian Kepri tahun ini bisa tumbuh double digit, pada kuartal pertam 2010 saja pertumbuhan ekonominya mencapai 9,3 persen dan kuartal dua diprediksi tumbuh 9,4 persen. Itu tidak terlepas dari tingginya penyaluran kredit perbankan yang mencapai 13 triliun rupiah pada kuartal satu ini, naik 16,7 persen dibanding periode sama tahun lalu. (gus).

Batam Surga Investasi



Foto : Ahmad Dahlan, Walikota Batam

“Sejak dulu sampai sekarang Batam menjadi tujuan utama investor global untuk menanamkan modalnya, dan kami akan terus membangun infrastruktur yang handal dengan birokrasi yang efisien untuk menjadikan Batam sebagai surga investasi” (Ahmad dahlan/Walikota Batam).




Batam Surga Investasi
Persaingan antar zona ekonomi bebas di belahan dunia untuk menarik investor global kian ketat, seiring langkah banyak negara yang memberi banyak fasilitas untuk kemudahan berinvestasi. Meski demikian, Batam masih tetap menjadi tujuan utama investor asing untuk menanamkan modalnya. Itu tidak terlepas dari tersedianya infrastruktur yang handal berstandar internasional serta birokrasi yang efisien serta banyaknya fasilitas yang diberikan pemerintah RI dalam menjalankan bisnis di Batam.

Tabel : Indikator Ekonomi Batam

Indikator 2006 2007 2008
Kumulatif Investasi total (US$ miliar) 12,42 13,08 13,66
Kumulatif investasi pemerintah (US$ miliar) 2,45 2,61 2,77
Kumulatif investasi asing (US$ Miliar) 4,47 4,76 5,18

Di bawah kepemimpinan Walikota Batam Ahmad Dahlah serta Wakil Walikota Ria Saptarika, Batam terus membangun infrastruktur seperti jalan, fasilitas listrik, air bersih, telepon dan lainnya.

Untuk menciptakan kemudahan bagi tenaga kerja telah dibangun ribuan rumah sewa pekerja yang terdiri dari beberapa gedung. Pemerintah Kota Batam saat ini sedang mengembangkan pembangunan Rumah susun sewa pekerja di beberapa kawasan industri di Muka Kuning, Tanjung Uncang, Sekupang, Batu Ampar, Batam Centre dan Kabil dengan target pembangunan 756 twin tower rumah susun, saat ini yang baru dibangun sebanyak 31 twin blok.

Pemerintah kota Batam juga terus meningkatkan kualitas jalan dan membangun jalan baru., tidak itu saja fasilitas pengendali banjir juga dibangun yang terintegrasi dalam pembanguna jalan.

Adapun panjang jalan arteri saat ini 260,90 Km, panjang jalan kolektor 138,05 Km dan panjang jalan lokal 688,83 meter. Pemerintah Kota Batam juga membangun fasilitas pendukung jalan yakni dengan memasang lampu penerang jalan sebanyak 5.500 titik tiang lampu.

Walikota telah menargetkan pada akhir tahun 2009, Batam menjadi terang benderang. Selain penerangan jalan di Batam, dalam tiga tahun terakhir, Pemko Batam juga fokus melakukan perbaikan drainase guna mengatasi banjir. Persoalan banjir memang menjadi Pekerjaan Rumah yang belum tuntas, tetapi secara perlahan, angka titik banjir sudah berkurang dibandingkan tiga atau empat tahun silam.

Sebagai daerah industri andalan nasional, Batam juga terus membangun infrastruktur pelabuhan dan bandara sebagai tempat keluar masuk barang produksi.
Bekerjasama dengan Otorita Batam/Badan Pengusahaan FTZ Batam, kualitas pelabuhan kargo Batu Ampar dan Bandara Hang Nadim terus ditingkatkan. Untuk itu, pemerintah daerah akan mengandeng investor asing untuk mengembangkan pelabuhan kargo Batu Ampar agar bisa melayani bongkar muat barang yang lebih besar selain itu pelayanan yang ada juga bisa lebih cepat dan murah.

Selain itu, untuk kelancaran dalam bertransaksi keuangan di Batam juga telah tersedia lebih dari 40 bank, diantaranya 22 milik swasta serta Bank Asing seperti HSBC sedangkan Bank Pemerintah sebanyak 6 Bank selebihnya adalah Bank Milik Pemerintah Daerah dan Bank Perkreditan Rakyat. Dengan demikian, investor asing menjadi lebih mudah melakukan transaksi internasional.

Selain ketersediaan Infrastruktur yang handal, Daya saing Batam dibanding kawasan di belahan dunia lainnya adalah birokrasi yang lebih efisien dan bersih. Itu terlihat dari sistem digital atau on line dalam pengurusan perijinan investasi.

Layanan digital itu dinamakan dengan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE) yang terletak di fasilitas layanan investasi satu atau atau one stop service di Gedung Sumatra Promotion Centre, Batam.
Dengan layanan berbasis digital tersebut, investor bisa mengajukan aplikasi investasi hanya dengan mengakses website yang telah disediakan, sehingga proses pengurusan dokumen investasi lebih mudah, murah dan cepat. Bagi investor yang ingin mengurus langsung secara manual, kawasan ini juga telah memiliki pusat layanan satu atap untuk mengurus seluruh perijinan investasi.

Infrastuktur yang handal serta birokrasi yang super cepat dan murah tidak hanya menjadi daya tarik bagi Batam, Pemerintah RI telah memberi fasilitas tambahan berupa status sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas sejak satu tahun lalu. Bersamaan dengan itu, berbagai insentif dan kemudahan dalam proses investasi dan kemudahan beroperasi serta insentif pajak diberikan untuk menjadikan kawasan ini lebih unggul dibanding kawasan sejenis di negara lain.

Bersamaan dengan itu, berbagai aturan perpajakan dan cukai dipermudah bahkan dihilangkan sama sekali yang tercermin dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 240, 241 dan 242 tahun 2009. Peraturan itu merupakan revisi dan penyederhanaan dari peraturan sebelumnya yakni PMK nomor 45,46 dan 47.

Dengan peraturan baru tersebut, arus bongkar muat barang dan pengurusan dokumen menjadi tidak hanya cepat tetapi super cepat dan super murah, tidak itu saja
pungutan liar atau Pungli juga sudah dijamin tidak ada lagi.

Tidak hanya itu saja, Batam juga punya keunggulan lain di banding kawasan bebas di negara lain yakni posisinya yang sangat strategis berada di jalur selat malaka sehingga memudahkan pengusaha untuk mendistribusikan barangnya ke seluruh dunia. (adv)





Kerusuhan Drydock

Nasionalisme Atau Memang “Stupid”

Sulit memilih jawaban atas kerusuhan yang terjadi di perusahaan galangan kapal Batam, PT Drydock World Graha… apakah dipicu oleh semangat nasionalisme yang demikian tinggi dari pekerja lokal yang marah atas ucapan pekerja asal India yang menyebut All Indonesian Stupid. Faktanya akibat ucapan dari pekerja asal India itu menyebabkan beberapa pekerja India babak belur di hakimi buruh lokal dan tidak itu saja… sejumlah aset milik perusahaan yang bukan milik pekerja asal India juga menjadi sasaran amuk buruh, sehingga pemilik perusahaan asal Dubai tersebut harus menanggung rugi miliaran rupiah, belum termasuk rugi akibat tertundanya pesanan kapal yang mestinya harus dikirim Mei ini.




Ketua Kamar Dagang dan Industri Batam Nada Faza Soraya mengatakan, kalau di lihat dari kemapuan atau keahlian maka tenaga kerja Indonesia tidak diragukan lagi, artinya hampir seluruh proses produksi dalam industri manufacturing dan lainnya bisa di kerjakan pekerja Indonesia.

“Artinya pekerja Indonesia tidaklah bodoh,” kata dia.

Meski demikian, dalam perhitungan bisnis setiap perusahaan mempunyai kebijakan tersendiri dalam merekrut pekerjanya. Banyak perusahaan mewajibkan sertifikan keahlian (sertifikasi) bagi pekerja untuk pekerjaan tertentu, dan sertifikasi itu jarang dimiliki oleh pekerja Indonesia meskipun mereka bisa mengerjakannya.

Akibatnya, upah yang diterima tenaga kerja Indonesia relatif kecil dibanding pekerja asing yang ada di Batam. Misalnya untuk bagian operator pabrik di Batam hanya di gaji berdasarkan UMK yakni sekitar 1.100 ribu rupiah per bulan (dengan asumsi jam kerja 8 jam per hari), dan dengan perhitungan lembur (12 jam perhari) upah yang bisa diterima menjadi sekitar 2 juta sampai 2,5 juta rupiah.

Bandingkan dengan pekerja asing yang upahnya minimal 10 jura rupiah per bulanbelum lagi berbagai fasilitas yang diterima seperti makan, tempat tinggal dan lainnya.

Selain itu, perusahaan asing yang beroperasi di Batam juga merekrut pekerjanya tidak secara langsung tapi menggunakan jasa perusahaan tenaga kerja yang menjadi mitranya, sehingga gaji yang diterima pekerja lokal bertambah kecil karena harus dipotong oleh perusahaan yang merekrutnya.

Akibatnya, sering terjadi demonstrasi pekerja yang menuntut peningkatan gaji dan itu juga terjadi di Batam.

Kerusuhan yang terjadi di PT Drydock beberapa hari lalu, kata Nada dipicu oleh perkataan asal India yang mengatakan pekerja Indonesia bodoh, namun persoalannya tidak semudah itu, karena kerusuhan itu terjadi disebabkan kompleksitasnya mengenai ketenagakerjaan di Indonesia.

Pemerintah RI agaknya telat memahami bahwa, arus investasi asing kini makin deras ke Indonesia sehingga bermunculan banyak perusahaan di berbagai daerah termasuk di Batam yang mayoritas perusahaannya milik asing. Itu menyebabkan kebutuhan pekerja meningkat. Sayangnya Pemerintah belum membenahi soal ketenagakerjaan di dalam negeri, termasuk soal yang menyangkut hak pekerja, soal sistem Outshourching atau pekerja kontrak, soal upah minimum, ketentuan mengenai pekerja asing serta tentang produktivitas tenaga kerja Indonesia.

Banyak pihak beranggapan rendahnya upah yang diterima pekerja Indonesia karena produktivitasnya juga rendah, namun itu masih perlu pembuktian.

Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) Apindo Djimanto kepada Koran Jakarta mengatakan, tenaga kerja Indonesia sebenarnya tidak kalah saing dengan pekerja dari negara lain dari segi keahlian namun sayangnya produktifitas tenaga kerja Indonesia masih rendah. Itu bisa dilihat dari hasil produksi yang dihasilkan pekerja Indonesia relatif sedikit bila dibanding tenaga kerja asing seperti dari Vietnam dengan jam kerja yang sama. Persoalan tingkat produktivitas yang rendah tersebut sering dikeluhkan investor asing.

Untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dapat digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia, yakni jam-jam kerja yang harus dibayar dan jam-jam kerja yang dipergunakan untuk bekerja. Jam kerja yang harus dibayar meliputi semua jam-jam kerja yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang tidak digunakan untuk bekerja namun harus dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit, tugas luar dan sisa lainnya.

Kerusuhan yang terjadi atas perusahaan asing di Batam, hendaknya bisa menjadi pelajaran bagi pemerintah Indonesia untuk membenahi sistem ketenagakerjaan nasional, karena mau tidak mau tenaga kerja Indonesia harus siap menghadapi kompetisi global, karena keterbukaan ekonomi tidak hanya akan membuka ruang bagi produk dari berbagai negara masuk ke Indonesia namun, pekerja asing juga akan berseliweran di dalam negeri, jadi bila pemerintah tidak segera menyiapkan sumber daya manusia yang handal maka bisa dipastikan masyarakat Indonesia hanya akan menjadi penonton di negerinya sendiri.

Namun kerusuhan yang terjadi di Batam juga menjadi bukti bahwa tenaga kerja menjadi salah satu faktor risiko dalam berbisnis di Indonesia, karena walaubagaimanapun aksi brutal yang dilakukan buruh tidaklah tepat, karena merugikan semuanya, terlebih pemilik perusahaan yang tidak tahu menahu atas kerusuhan tersebut.

Jadi.. perkataan stupid dari pekerja asal India itu bisa jadi benar bisa juga tidak. Benarnya.. karena aksi brutal buruh tidak hanya melukai pekerja asal India lainnya yang tidak tahu menahu persoalan tersebut dan parahnya lagi, ribuan pekerja ikut ikutan membuat suasana menjadi panas hingga sejumlah asset milik perusahaan di baker, padahal tidak ada sangkut pautnya dengan pemicu persoalan. Apakah.. tindakan kekerasan tersebut memang potret bangsa Indonesia … ?.. (gus).

Penjualan Perusahaan Coklat Turun 58 Persen

JAKARTA – Perusahaan coklat PT Davomas Abadi Tbk mengalami penurunan penjualan hingga 58 persen pada kuartal satu ini karena menurunnya order dari pembeli utama, meski demikian perusahaan itu masih optimistis kinerja pendapatannya tahun ini bisa tumbuh 50 persen sesuai dengan target industri coklat.



Sekretaris Perusahaan Davomas Hasiem Wily mengatakan, kinerja kuartal satu ini belum mengembirakan, itu terlihat dari nilai penjualan hanya 148,34 miliar rupiah turun 57,6 persen dibanding periode sama 2009 yang 349,7 miliar rupiah. Meski demikian, perseroan mengalami penurunan rugi bersih cukup signifikan yakni dari 837,5 miliar rupiah di kuartal satu 2009 menjadi hanya 3,8 miliar rupiah di kuartal satu ini.

“Penurunan penjualan di kuartal satu biasa saja dan hampir terjadi setiap tahun, namun penjualan akan meningkat di kuartal selanjutnya sehingga kami masih optimistis pada target pertumbuhan penjualan pada tahun ini,” katanya, Rabu (28/4).

Menurut Hasiem penurunan penjualan dikuartal satu ini di sebabkan pembeli utama mengurangi ordernya. Pembeli utama tersebut adalah, Thobroma yang hanya melakukan pembelian 50,02 miliar rupiah, lebih rendah dari pembelian di kuartal satu 2009 yang 83,3 miliar rupiah. Kemudian, Incresa yang hanya melakukan pembelian senilai 35 miliar rupiah lebih rendah dibanding periode sama 2009 yang 100,97 miliar rupiah, lalu Agromodity hanya 32,98 miliar rupiah lebih rendah dibanding nilai pembelian di periode sama 2009 yang 115,6 miliar rupiah.

Meski penjualan di kuartal satu ini turun, katanya pihaknya tetap optimistis pertumbuhan penjualan tahun ini bisa sama dengan pertumbuhan industri coklat yakni 50 persen. Pasalnya, perseroan cukup ekspansif pada tahun ini paska rampungnya proses restrukturisasi utang dengan sejumlah kreditor asing dan nasional.

Davomas akan memacu produksi coklat untuk memenuhi pasar Amerika dan Eropa yang sudah mulai pulih paska krisis keuangan global di 2008, selain itu juga untuk memenuhi pasar domestik yang cukup tinggi permintaanya.

Untuk meningkatkan produksi tersebut, perseroan akan meningkatkan pembelian bahan baku biji coklat dari petani yang akan diproduksi menjadi kakao lemak (cocoa butter) dan kakao bubuk (cocoa powder).

Untuk itu telah dianggarkan belanja modal sejumlah 7 juta dollar AS atau sekitar 70 miliar rupiah dengan kurs 10.000 rupiah per dollar AS dari kas internal yang akan digunakan untuk belanja rutin dan persiapan membeli bahan baku biji coklat.

Pihaknya sendiri belum akan melakukan investasi baru seperti perluasan pabrik atau penambahan mesin karena kapasitas yang ada saat ini dinilai masih bisa memenuhi permintaan konsumen. Peningkatan produksi tersebut diyakini bisa memacu pendapatan pada tahun ini.

Tahun lalu, kata Hasiem kegiatan produksi terganggu bahkan terhenti pada Mei 2009 akibat proses restrukturisasi yang sedang dijalani. Namun, prosesnya sudah rampung ketika kreditor menyetujui untuk melakukan pembebasan utang atau hair cut kepada debitur Singapura sebesar 50 persen dari total utang perseroan sebesar 243 juta dollar AS.

Dari utang outstanding 2009 sekitar 243 juta dollar AS yang sudah diexchange 117 juta dollar AS. Namun, ada kreditur yang existing dengan nilai dana sekitar 3,9 juta dollar AS sehingga total utang perseroan pada saat ini tinggal 120 juta dollar AS.

Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) menargetkan produksi biji kakao, baik fermentasi maupun non-fermentasi pada tahun ini sebesar 540.000 ton, lebih tinggi dibanding produksi 2009 yang 500.000 ton. Dari jumlah produksi kakao nasional yang 500.000 ton pada 2009, sebagian besar atau sekitar 360.000 ton di ekspor sedangkan yang diserap di pasar dalam negeri hanya 140.000 ton sesuai dengan kebutuhan nasional.

Industri coklat dalam negeri sendiri, memiliki kapasitas terpasang hingga 230.000 ton setiap tahunnya namun utilisasinya masih 140.000 ton. (gus).


Penyaluran Kredit Tumbuh 17 Persen di Kepri

BATAM – Penyaluran kredit perbankan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada kuartal satu ini tumbuh 16,7 persen menjadi 13 triliun rupiah dibanding periode sama tahun lalu. Itu menunjukan bergeraknya sektor rill sehingga pertumbuhan ekonomi terus meningkat, angka pertumbuhan ekonomi di kuartal satu sebesar 9,3 persen dan kuartal dua diproyeksikan 9,4 persen.



Kepala Bank Indonesia Batam, Elang Tri Pratomo mengatakan, kinerja industri perbankan di Provinsi Kepri pada kuartal satu ini ekspansif, dengan total asset perbankan mencapai 25,5 triliun rupiah naik 19,4 persen disbanding periode sama tahun lalu. Sementar itu, dana masyarakat yang dihimpun sebesar 18,5 triliun rupiah naik 6,5 persen dibanding periode sama 2009. Total kredit perbankan yang telah disalurkan mencapai 13 triliun rupiah naik 16,7 persen dibanding periode sama tahun lalu.

“Peningkatan jumlah kredit di Kepri menandakan bergeraknya sektor rill sehingga pertumbuhan ekonomi terus meningkat, pada kuartal satu 9,3 persen dan kuartal dua 2010 kami proyeksikan naik menjadi 9,4 persen,” katanya, Rabu (28/4).

Penyaluran kredit paling tinggi, kata dia terjadi pada sektor industri ringan dan berat sebesar 25 persen dari total kredit yang disalurkan, kemudian kredit konsumsi sebesar 24 persen, kredit konstruksi dan property 10,7 persen serta kredit perdagangan 5,2 persen.

“Lonjakan kredit yang paling tinggi terjadi pada kredit untuk modal kerja dari 16,3 persen pada akhir 2009 menjadid 21,4 persen pada kuartal satu ini,” katanya.

Meskipun penyaluran kredit cukup tinggi di Kepri, namun risiko gagal bayarnya relatif

kecil, itu bisa dilihat dari rasio NPLs (gross) yang hanya 3,06 persen dengan Loan to deposit 70,1 persen.

Ketua Apindo Batam, Oka Simatupang mengatakan, penyaluran kredit di Kepri bisa lebih tinggi bila perbankan mau memberikan jumlah kredit yang besar, saat ini yang baru bisa disetujui perbankan di Kepri hanya kredit kecil kurang dari lima miliar rupiah, sedangkan untuk pengajuan kredit lebih dari lima miliar rupiah harus melalui kantor bank wilayah yang lokasinya bukan di Kepri.

Waspada Inflasi

Menurut Elang, meskipun industri perbankan terus menerus mendorong pertumbuhan kredit untuk meningkatkanpertumbuhan ekonomi, namun pada kuartal dua ini perlu diwaspadai peningkatan angka inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga komoditas seperti minyak bumi, emas dan batu bara.

Riset ekonomi yang dilakukan Bank Indonesia Batam bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, laju inflasi Kepri pada kuartal satu 2010 (Januari-Maret) 1,72 persen dan laju inflasi year on year (tahunan) 2,97 persen.

Peneliti Bank Indonesia Batam Oikos Mando Panjaitan mengatakan selain dipicu oleh peningkatan harga komoditas, perkiraan naiknya laju inflasi pada kuartal dua juga dipengaruhi oleh kenaikan tarif listrik dan Air pada Mei ini.

Oleh sebab itu, BI Batam menyarankan pada pemerintah untuk tidak memberlakukan peningkatan tarif air dan listrik secara bersamaan, karena akan menimbulkan stress pasar sehingga harga bakal melonjak.

Terkait dengan kerusuhan yang terjadi di perusahaan Galangan Kapal milik investor asal Dubai PT Drydock World Graha menurut dia akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kepri bila perusahaan itu tidak segera melakukan aktivitas operasionalnya.

Pasalnya, nilai ekspor Kepri hampir 50 persen di sumbang dari penjualan kapal dari perusahaan galangan kapal yang ada di Batam. Sementara itu, PT Drydock sendiri diketahui mendapat pesanan lima kapal pada tahun ini dengan harga satu kapal sekitar 200 juta dollar AS atau 2 triliun rupiah dengan kurs 10.000 rupiah per dollar.

Dari lima kapal tersebut, yang sudah dikerjakan sebanyak dua kapal dan kapal ke tiga rencananya akan dikirim pada Mei ini, namun dengan berhentinya aktivitas produksi diperkirakan pengiriman kapal ke tiga tersebut akan mundur jadwalnya.

Jika sampai bulan Juni kapal belum dikirim, maka nilai ekspor dari Kepri akan menurun sehingga pertumbuhan ekonomi bisa terganggu. (gus).