Kamis, 04 November 2010

Laba Berlina Meroket

JAKARTA - Perusahaan plastik kemasan, PT Berlina Tbk membukukan laba bersih 25,2 miliar rupiah hingga September tahun ini, naik 110 persen dibanding periode sama 2009 yang 12 miliar rupiah, dengan demikian perseroan optimistis target pertumbuhan laba 30 persen tahun ini bisa tercapai.



Direktur Berlina, Lioe Cu Ling dalam keterbukaan informasi menyebut perseroan membukukan laba bersih 25,2 miliar rupiah hingga September 2010 ini, naik 110 persen dibanding periode sama tahun lalu yang 12 miliar rupiah. Peningkatan laba itu disebabkan naiknya penjualan 9,8 persen dari 389,4 miliar rupiah di kuartal tiga (Januari-September 2009) menjadi 427,6 miliar rupiah di kuartal tiga ini.

Peningkatan laba dan penjualan juga dipengaruhi oleh penyesuaian harga jual yang dilakukan perseroan bulan lalu. Selain itu, perseroan juga telah menambah volume produksi seiring rampungnya pabrik yang ada di Cina.

Perseroan memiliki pabrik di Cina yang dikelola anak usahanya Hefei Paragon Plastic Packaging co ltd (HPPP). Anak usahanya itu telah mendapat pinjaman sebesar

1,5 juta dollar AS setara dengan 13,5 miliar rupiah dengan kurs 9.000 rupiah per dollar AS dari Bank International of Ningbo pada bulan lalu sehingga pengerjaan pabrik diperkirakan tuntas sesuai rencana kuartal empat ini.

Jika pengembangan pabrik di Cina itu rampung maka kapasitas produksi pabrik diharapkan bisa naik sekitar 15-20 persen dari posisi saat ini yang 14.445 metri ton per tahun, seiring dengan bertambahnya mesin produksi yang akan dibeli nantinya. Dengan demikian, kontribusi pendapatan dari pabrik di Cina bisa diharapkan mencapai 50 persen dari total pendapatan, lebih tinggi dari kontribusinya saat ini yang 30 persen.

Lioe optimistis pertumbuhan penjualan dan laba di kuartal tiga ini akan terjadi hingga akhir tahun sehingga target pertumbuhan laba 30 persen optimistis bisa dicapai, begitupun dengan target pertumbuhan pendapatan 13 persen dari 537,142 miliar pada 2009 menjadi 607,4 miliar rupiah pada 2010 yakin bisa dicapai.

Pencapaian target itu dipicu dengan membaiknya permintaan plastik kemasan global seiring mulai membaiknya pertumbuhan ekonomi di banyak negara termasuk Indonesia yang memicu naiknya konsumsi plastic kemasan untuk berbagai produk consumer goods dan lainnya. Selain itu, stabilitas nulai tukar rupiah juga ikut mendorong pencapaian target tersebut, pasalnya sebagian besar bahan baku masih di impor yang pembayarannya menggunakan mata uang Dollar AS. (gus).



Tidak ada komentar: