Rabu, 17 November 2010

PT Citra Marga Nushapala Persada Tbk Pertanyakan Sikap Pemerintah Soal Permodalan

JAKARTA - Perusahaan jasa konstruksi, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) mempertanyakan sikap pemerintah khususnya Kementrian Pekerjaan Umum yang meminta setoran modal sebesar 30 persen dari ekuitas dan 70 persen sindikasi perbankan terhadap tender proyek jalan tol yang telah dimenangkan hingga batas waktu Desember 2010 ini, karena tidak jelas urgensinya. Pasalnya proyek tersebut hingga saat ini masih di evaluasi dengan pemerintah dan diperkirakan baru rampung minggu ketiga Desember 2010.



Sekretaris Jenderal Kementerial Pekerjaan Umum telah melakukan evaluasi terhadap rencana pembangunan 24 proyek jalan tol, hasilnya 14 ruas jalan tol lolos dan bisa diteruskan sedangkan 8 ruas jalan tol diminta untuk mencari mitra baru untuk memenuhi ekuitasnya, salah satunya proyek tol Depok-Antasari yang dikerjakan PT Citra Wapphutowa anak usaha PT Citra Marga Nushapala Persada Tbk. Selanjutnya Kementrian pekerjaan umum memberi batas waktu hingga Desember tahun 2010 ini bagi pemenang tender untuk menyetor modalnya jika tidak kontrak akan diputus.

Direktur Utama PT Citra Wapphutowa yang merupakan anak usaha PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, Tri Agus Riyanto mempertanyakan sikap pemerintah soal kewajiban setoran modal tersebut karena proyeknya sendiri belum diketahui kapan dikerjakan.

“Setoran modal itu untuk apa, proyeknya sendiri belum jelas dan masih di evaluasi,” katanya kepada Koran Jakarta, Senin (15/11).

Menurut Agus, dalam pengerjaan proyek tol Depok-Antasari pihaknya hanya berpegang pada prosedur yang ada di Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 6 tahun 2010. Dalam peraturan tersebut tidak ada batas waktu penyetoran modal, tetapi pemenang tender hanya memberitahukan kesanggupan pemenuhan modal.

Untuk itu, perseroan telah menyiapkan modal sekitar 900 miliar rupiah untuk pekerjaan awal hingga berakhirnya proyek tersebut. Kebutuhan dana untuk pengerjaan proyek itu juga akan dipenuhi oleh tiga perusahaan mitra yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Menurut Agus, proyek tol Depok-Antasari saat ini masih dalam proses evaluasi dengan pemerintah terkait naiknya nilai proyek seiring melonjaknya harga tanah. Evaluasi yang sudah dikerjakan sejak awal tahun lalu hingga saat ini masih berlangsung dan ditargetkan selesai Minggu ketiga Desember ini.

“Proyek tol Depok-Antasari masih di evaluasi dengan pemerintah dan Minggu ketiga Desember ini diharapkan selesai,” katanya.

Jika evaluasi selesai, kata dia akan diketahui apakah proyek tersebut masih layak dan menguntungkan secara bisnis sehingga perseroan bisa mengambil sikap akan meneruskan atau keluar dari proyek itu.

Proyek tol Depok-Antasari mestinya sudah dikerjakan pada tahun 2005 ketika perseroan memenangi tendernya. Namun hingga saat ini belum juga dikerjakan disebabkan masyarakat yang memiliki tanah di lokasi proyek tidak mau melepas tanahnya dengan harga yang telah disepakati dengan pemerintah.

Akibatnya anggaran untuk pembebasan tanah yang awalnya 700 miliar rupiah, naik menjadi 1,8 triliun rupiah dan angka itu akan terus meningkat seiring dengan perjalanan waktu. Oleh karena itu, Perseroan telah mengajukan usulan kepada pemerintah agar proses pembebasan lahan diambil alih oleh pemerintah sedangkan pengerjaan konstruksinya dilakukan perusahaan. Usulan tersebut sedang dibahas dalam evaluasi proyek dengan Kementerian Pekerjaan Umum.

Meskipun pengerjaan proyek tol Depok-Antasari tertunda, kinerja CMNP tetap meningkat. Hingga September ini perseroan membukukan pendapatan 552 miliar rupiah naik 24,71 persern dibanding periode sama tahun lalu. Sedangkan laba bersih naik 398 persen menjadi 480,348 miliar rupiah.

Direktur Keuangan CMNP Indrawan Sumantri mengatakan pihaknya masih tetap optimistis bahkan tahun depan telah disiapkan belanja modal sekitar 500 miliar rupiah yang akan digunakan untuk penyelesaian proyek jalan tol Ruas Depok-Antasari. Sebagian besar dana tersebut atau 300 miliar rupiah akan diambil dari kas internal.

Selain Citra Marga, perusahaan kontruksi lainnya yang diberi warning oleh Kementerian Pekerjaan umum soal kewajiban penyetoran modal adalah PT Bakrieland Development tbk yang memenangi tender proyek tol Ciawi-Sukabumi.

Direktur Utama Bakrieland Hiramsyah S. Thaib pernah mengatakan akan mengejar penyelesaian proyek tol sepanjang 54 km dengan nilai investasi 1,4 triliun rupiah tersebut dan ditargetkan dapat selesai pada 2014.

Meski proyek itu belum diselaikan, kinerja perseroan tetap meningkat hingga kuartal tiga ini. Perseroan membukukan pendapatan hingga 900 miliar rupiah naik hampir empat kali lipat dibandingkan perolehan di periode sama tahun 2009 yang 287 miliar rupiah.(gus).



Tidak ada komentar: