Minggu, 14 November 2010

Pengusaha Shanghai Incar Perikanan Natuna

NATUNA – Pemerintah Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dan Asosiasi Pengusaha Perikanan Shanghai, Cina akan bekerjasama dalam hal perdagangan dan pengembangan industri perikanan di daerah itu, seiring besarnya potensi yang ada.



Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Natuna, Hadi Candra mengatakan, sejumlah anggota DPRD Komisi dua Kabupaten Natuna pada 22 Oktober sampai 29 Oktober lalu melakukan kunjungan kerja ke Shanghai Cina. Dalam kunjungan tersebut, anggota DPRD Natuna mempromosikan potensi sumber daya kelauatan khususnya perikanan di Natuna yang sangat besar.

“Pengusaha Shanghai ingin membeli secara langung perikanan di Natuna seperti udang, cumi, ikan kerapu, ikan napoleon yang sangat digemari masyarakat di sana,” katanya, Senin (8/11).

Oleh karenanya, sejumlah pengusaha perikanan di Shanghai yang tergabung dalam Asosiasi Perikanan Shanghai dalam waktu dekat akan berkunjung ke Natuna. Pengusaha Shanghai tersebut berencana membeli secara langsung ikan yang berasal dari Natuna.

Menurut Hadi, keinginan pengusaha Shanghai untuk membeli langsung ikan dari Natuna sangat menguntungkan nelayan karena harga belinya diperkirakan lebih tinggi dibanding dengan harga jual yang ada saat ini. Hal itu cukup beralasan sebab harga ikan di Shanghai sangat tinggi.

Selain membeli ikan, pengusaha dari Shanghai yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Perikanan Shanghai juga akan memberikan wawasan dan pengetahuan kepada nelayan lokal, tentang cara mengembang biakkan ikan dengan baik seperti yang dilakukan di Shanghai.

Hadi menyambut baik keinginan pengusaha Shanghai tersebut dan rencana itu diyakini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Natuna yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.

Kabupaten Natuna merupakan salah satu wilayah di Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari sembilan Kecamatan. Natuna berada di laut Cina Selatan yang berbatasan langsung dengan Negara Vietnam dan Kamboja di sebelah utara, Kabupaten Kepulauan Riau di sebelah selatan, Semenanjung Malaysia dan Pulau Bintan di sebelah barat.

Selain kaya dengan sumber daya alam Minyak dan Gas, potensi perikanan di Natuna juga berlimpah. Itu disebabkan 97,9 persen luas wilayah Natuna merupakan perairan yang memiliki banyak jenis ikan yang punya nilai ekonomis tinggi seperti ikan Napoleon, kerapu, tongkol, lobster, kuwe, cumi-cumi dan kepiting.

Volume produksi perikanan tangkap di Natuna pada 2004 baru mencapai sekitar 98.119,6 ton , sedangkan produksi perikanan budidaya pada tahun 2005 masih rendah, yaitu 303,45 ton.

Rendahnya produksi perikanan Natuna, kata Hadi disebabkan pengelolaan atau penangkapan ikan selama ini hanya dilakukan secara tradisional. Ironisnya banyak nelayan asing khususnya dari Cina yang mencari ikan di perairan Natuna yang menggunakan teknologi canggih.

Menurut Hadi, industri perikanan di Natuna memang harus segera diperbaiki, selain cara penangkapan yang harus di modernisasi, teknologi paska produksi juga harus segera dimulai. Pasalnya, banyak pesanan atau order dari negara luar negeri hanya menginginkan ikan segar dan teknologi itu masih belum dikuasai nelayan setempat. (gus).

Tidak ada komentar: