Senin, 30 November 2009

Saham Kehilangan Momentum Kenaikan Menyusul Prediksi Perbankan yang Pesimistik

Pjs Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution sebagaimana diberitakan menyatakan bahwa pertumbuhan kredit perbankan sebesar tahun 2010 berkisar antara 15% - 17%. Pernyataan ini sekali lagi membuka kotak Pandora bahwa perekonomian Indonesia tahun depan masih belum keluar dari bayang-bayang resesi ekonomi dunia. Hari ini kami memperkirakan pelaku pasar kehilangan gairah beli atas saham-saham unggulan seiring dengan semakin langkanya daya tarik bursa.







Meskipun dalam pernyataan selanjutnya Darmin menegaskan bahwa Bank Indonesia akan menyediakan insentif-insentif bagi sektor perbankan untuk mengucurkan kredit lebih besar lagi, namun penegasan BI tentang rendahnya pengucuran kredit memberikan arah investasi bagi pemodal.

Meskipun hari ini Biro Pusat Statistik merencanakan jumpa pers untuk mengumumkan inflasi November 2009, yang mana diperkirakan rendah di kisaran 0,1% hingga 0,3%, namun hal tersebut sudah masuk ke dalam pertimbangan investasi. Justru saat ini pelaku pasar menunggu-nunggu prediksi ekonomi Indonesia 2010 serta perkembangan politik khususnya bergulirnya hak angket Bank Century.

Mengenai hal terakhir, DPR telah menyiapkan proses Hak Angket dalam waktu dekat. Menteri Keuangan sebagai Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan juga secara tegas menyatakan siap meladeni proses Hak Angket DPR. Hak Angket adalah hak DPR dalam Proses Pemakzulan (impeachment) Presiden dan Wakil Presiden. Pada Pemerintahan Abdurrachman Wahid, DPR akhirnya berhasil memakzulkan Presiden Wahid secara politik.
Kami melihat bahwa langkah Pemerintah SBY dan koalisi partainya yang menyetujui Hak Angket ini memberikan jawaban bahwa Pemerintahan SBY memiliki komitmen tinggi terhadap pemberantasan korupsi. Langkah tersebut juga kami nilai positif karena menunjukkan kepercayaan Koalisi Kebangsaan yang dipimpin oleh Partai Demokrat akan mampu mengatasi proses Pemakzulan ini.

Di lain pihak, penghentian proses hukum atas wakil ketua KPK non aktif Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah juga diharapkan meredakan amarah publik dan tuduhan bahwa Pemerintahan SBY tidak bersih. Bahkan sebaliknya, Pemerintahan SBY diuntungkan dengan isu-isu tersebut dengan langkah-langkah penggantian pejabat Polri dan Kejagung.

Rekomendasi Saham Defensif

Atas perkembangan di atas, kami melihat kecenderungan pasar bergerak ke teritori negatif akibat aksi ambil untung atau ambil posisi bargain hunting. Kami menyarankan investor untuk membeli saham-saham defensive, antara lain saham JSMR, INDF, Jalan tol dan Properti, Konsumen dan Telekomunikasi.

Saham di Jakarta Akan Naik Di Tengah Krisis Dubai

Kekhawatiran tentang Krisis Dubai telah mereda dan pemodal di Asia kembali menubruk saham-saham. Menurut hemat kami, Krisis Dubai sedikit pengaruhnya bagi pergerakan saham di Jakarta. Salah satu faktornya adalah perbankan dan pasar modal Indonesia tidak memiliki keterkaitan portofolio investasi dan surat hutang di Dubai.







Krisis Dubai meledak hari Rabu minggu lalu tatkala Kesultanan, yang dikenal dengan gaya hidup super mewah dan gedung pencakar langit tertinggi di dunia, menyatakan akan mengemplang hutang sebesar $59 miliar di salah satu dari perusahaan-perusahaannya, Dubai Inc., telah membuat pemodal naik pitam dan mendorong pasar global jatuh. Salah satu icon portofolio properti yang terkenal daeri Dubai Inc. adalah Burj Al Arab.

Malahan Krisis Dubai akan memberikan berkah bagi investor untuk mengambil posisi di tingkat harga terendah manakala saham-saham unggulan di Bursa Efek Indonesia mendapat tekanan dari pasar.

Selanjutnya para pemodal juga diperkirakan akan mengantisipasi pengumuman inflasi November besok siang oleh Biro Pusat Statistik. Prediksi inflasi November diperkirakan rendah di kisaran 0,1% - 0,3% dan bahkan cenderung deflasi. Pelaku pasar memang sudah memasukkan hal inflasi rendah ke dalam ekspektasi mereka. Namun yang ditunggu-tunggu adalah apakah Pemerintah memiliki program untuk mengantisipasi inflasi tahun 2010 jika ekonomi dunia pulih dan harga-harga komoditi kembali mengalami apresiasi. Inflasi 2010 diperkirakan akan meningkat lagi seiring dengan perkiraan tentang pemulihan ekonomi global, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya beli dan menaikkan permintaan agregat.

Kemudian pelaku pasar juga menunggu apa langkah-langkah nyata Pemerintah guna mendorong ekspor Indonesia? Ekspor Indonesia terpuruk sejak awal tahun 2009 seiring dengan kelesuan ekonomi serta kecenderungan negara-negara maju seperti AS dan Uni Eropa yang semakin proteksionis. Pemerintah telah menghidupkan kembali Eximbank (dulu Bank Ekspor Indonesia) setelah Bank Ekspor Impor Indonesia (bank Exim) merjer dengan 4 bank BUMN lainnya seperti Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara serta Bapindo dan berubah nama menjadi Bank Mandiri.(rilis)

Minggu, 29 November 2009

Produsen Plastik Siapkan Investasi Rp100 Miliar

BATAM – Perusahaan plastik kemasan, PT Berlina Tbk diketahui menyiapkan dana sekitar 100 miliar rupiah dari pinjaman bank dan kas internal, untuk membeli mesin produksi baru dan membangun pabrik di Cina pada tahun depan. Itu dilakukan untuk mengejar target pertumbuhan pendapatan dan laba 20-30 persen di 2010.






Director Corporate Secretary Berlina Lioe Cu Ling mengatakan, perseroan telah menyiapkan beberapa rencana investasi yang akan dilakukan tahun depan antara lain membeli mesin produksi baru dan menyelesaikan pembangunan pabrik di Heifei Cina.

“Kami sangat optimistis dengan kinerja tahun depan dan growth nya diharapkan 20-30 persen,” katanya kepada Koran Jakarta, Minggu (29/11).

Pembelian mesin produksi baru, kata dia perlu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi, sebab kapasitas produksi yang ada saat ini sebesar 14.455 metrik ton per tahun sudah maksimal sehingga perlu ditambah.

Dengan dibelinya mesin produksi baru tersebut, kapasitas produksi diharapkan bisa naik 15-20 persen.

Sementara itu untuk pembangunan pabrik di Cina, kata Lioe merupakan rencana yang sudah ditetapkan awal tahun 2009 dan sampai saat ini baru dalam tahap penyelesaian desain konstruksi. Untuk konstruksi awal direncanakan akan dikerjakan Desember 2009, dan pengerjaan konstruksi diharapkan selesai kuartal tiga tahun depan sehingga produksi awal bisa dilakukan kuartal empat 2010. Meski demikian, pihaknya mewaspadai cuaca di Cina yang saat ini sedang dalam musim salju yang dapat menghambat pembangunan konstruksi pabrik.

Pembangunan pabrik di Cina perlu dilakukan karena kapasitas produksi pabrik di Cina juga sudah maksimal sehingga perlu ditambah, mengingat pasar Cina sangat potensial dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.

Menurut Lioe, bila pabrik di Heifei Cina rampung, maka kontribusi pendapatan dari Cina diharapkan bisa mencapai 50 persen dari total pendapatan, lebih tinggi dari saat ini yang masih 30 persen.

Dengan investasi itu, perseroan optimistis kinerja penjualan dan laba nya tahun depan bisa tumbuh 20-30 persen dibanding tahun 2009.

Sementara itu, terkait dengan kinerja penjualan di 2009 diperkirakan sama dengan 2008 yang 479,9 miliar rupiah. Hingga September 2009, perseroan telah membukukan penjualan bersih 389,4 miliar rupiah naik 11,4 persen dibanding periode sama 2008 yang 349,6 miliar rupiah. Sedangkan laba usaha 36,1 miliar rupiah naik 7,1 persen dibanding periode sama 2008 yang 33,7 miliar rupiah.


Siapkan Rp100 M

Untuk merealisasikan rencana investasi tahun depan, kata Lioe, perseroan telah menyiapkan dana investasi sekitar 100 miliar rupiah yang berasal dari pinjaman bank dan kas internal. Jumlah investasi itu, lebih tinggi dibanding investasi yang dilakukan tahun ini yang hanya 60 miliar rupiah.

Untuk itu, pihaknya telah menjajaki pinjaman dengan sejumlah bank nasional dan asing. Dari Bank ICBC dan HSBC sampai saat ini sudah ada komitmen pinjaman sekitar 20 miliar sampai 25 miliar rupiah.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Industri Plastik Hilir Indonesia Tjokro Gunawan mengatakan industri plastik di Indonesia cukup prospektif karena Indonesia membutuhkan sekitar 850.000 ton bahan baku plasti setiap tahunnya. Dari jumlah itu, yang baru bisa di pasok oleh perusahaan dalam negeri hanya 300.000 ton sedangkan 450.000 ton lagi impor.

Meski demikian, perusahaan plastik perlu mewaspadai gejolak harga karena sebagian besar bahan baku plastik kemasan masih di impor yang dibeli dengan mata uang dollar AS, sedangkan penjualan di dalam negeri dalam bentuk Rupiah. Selain itu, tingginya bea masuk bahan baku plastik sekitar 15 persen akan meningkatkan biaya produksi. (gus).

Rabu, 25 November 2009

Load factor Mandala Capai Lebih Dari 90%

JAKARTA : Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada long weekend dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berkumpul bersama keluarga. Mandala mencatat peningkatan load factor secara signifikan hingga mencapai rata-rata lebih dari 90% pada tanggal 26-29 November 2009, bahkan rute-rute tertentu telah fully-booked.







Head of Corporate Communication Mandala, Trisia Megawati KD mengatakan bahwa kenaikan jumlah penumpang ini juga disebabkan karena banyak masyarakat yang ingin berkumpul bersama keluarga sambil merayakan Idul Adha selama long weekend. “Masyarakat ingin merayakan Hari Raya Idul Adha bersama seluruh keluarga di kampung halamannya masing-masing dalam long weekend kali ini,” ujar Trisia.

Trisia menambahkan bahwa pemesanan tiket untuk tanggal 25 sampai 30 November 2009 sudah melonjak terutama di beberapa rute seperti Bengkulu, Balikpapan, Jogjakarta, Surabaya, Batam, Padang, Pekanbaru dan Denpasar berkisar antara 95% sampai 99%.

“Beberapa rute di kota-kota besar seperti dari Batam ke Padang dan Batam ke Pekanbaru, Jakarta ke Jogjakarta, dan Jakarta ke Padang termasuk rute Jakarta ke Surabaya dan Denpasar ke Surabaya telah habis terjual. Hal ini karena mereka yang bekerja di kota-kota tersebut memanfaatkan liburan panjang ini untuk bertemu dengan keluarga atau berlibur,” kata Trisia.

Lebih lanjut, Trisia menambahkan bahwa untuk mengakomodir permintaan perjalanan udara yang meningkat secara signifikan, Mandala telah mengalokasikan tambahan 1,800 kursi untuk beberapa rute utama seperti Surabaya dan Denpasar. “Kami menawarkan 6 extra flight untuk rute penerbangan Surabaya dan Denpasar pada tanggal 26 dan 29 November 2009. Kami harap penambahan penerbangan ini masih dapat melayani seluruh permintaan masyarakat”, ujarnya (rilis).

Paket promosi ke Cina





Selasa, 24 November 2009




Saham Diperkirakan Menurun Menjelang Musim Libur Desember

Bursa Efek Indonesia nampaknya menunjukkan penurunan daya tarik seiring sepinya info-info seputar emiten. Namun mulai maraknya pasar perdana diperkirakan akan mengurangi minat beli investor terhadap saham-saham di pasar sekunder. Faktornya adalah persepsi pemodal bahwa harga-harga saham saat ini relatif tinggi. Mereka melakukan aksi bargain hunting untuk memburu saham dengan harga yang lebih murah atau mencari diskon di pasar perdana (primer).






Minat beli pemodal terhadap IPO BTN dan Latinusa diperkirakan cukup tinggi. Penawaran harga saham IPO BTN berada di kisaran masing-masing Rp750-Rp1.100 dengan PBV 2,0x – 2,5x. Sementara itu penawaran harga saham IPO Latinusa berada pada kisaran Rp315-Rp405 yang merefleksikan PER2010 sebesar 9.8x dan 12.7x.

Sementara itu perkembangan bursa global masih juga berlangsung tidak menentu. Laporan-laporan ekonomi AS hari ini yang memaparkan tentang ketatnya likuiditas di sana di tengah rendahnya suku bunga juga telah menggoyang lantai bursa. Meskipun tadi malam hari waktu Jakarta, indeks Dow tertahan dari kejatuhan seiring adanya revisi target pertumbuhan ekonomi dari bank sentral AS, The Federal Reserve, namun arah pemulihan ekonomi ini dirasakan oleh para ekonom di sana sebagai gerakan pemulihan yang sangat lamban. Biasanya pertumbuhan ekonomi pascar resesi seperti ’seseorang orang naik rodeo’. Namun yang terjadi adalah pemulihan yang lamban.

Pada perkembangan di pasar uang, Rupiah pagi ini diperdagangkan agak melemah terhadap USD namun relatif stabil di titik 9.645. Faktor utamanya adalah pelaku pasar masih melanjutkan penjualan besar-besaran cadangan devisa negara-negara berkembang dan beralih kembali ke emas atau komoditi lainnya.

Demikian pula harga minyak mentah di New York Mercantile Exchange mulai turun ke titik 76 per barel. Faktor utamanya adalah lesunya persepsi atas pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat. Sebaliknya harga emas mulai merambat lagi ke titik 1.116 per once troy.

Mencermati perkembangan di atas, maka kami berkesimpulan bahwa hari ini hingga besok, saham-saham di Jakarta berpeluang untuk mengalami koreksi dari strategi pemodal untuk aksi ambil untung sekaligus aksi berburu saham murah (memasang penawaran di harga rendah dari hari kemarin). Pemodal berspekulasi saham-saham rontok akan pulih kembali dalam beberapa hari.

Cuaca Buruk Hambat Evakuasi Korban Tenggelamnya KM Dumai Ekspress 10

BATAM – Proses evakuasi korban tenggelamnya kapal KM Dumai Ekspress 10 sampai saat ini masih dilakukan namun tidak maksimal akibat cuaca buruk. Tinggi gelombang diketahui mencapai enam meter dengan kecepatan angin 30 knot.







Kordinator Tim SAR, Dan Lanal Karimun Letkol Laut Edwin kepada sejumlah wartawan mengatakan, proses evakuasi korban masih terus dilakukan guna menemukan korban hilang yang jumlahnya masih simpang siur, diperkirakan sekitar 22 orang. Korban hilang tersebut diduga terjebak di lambung kapal sehingga tidak muncul ke permukaan laut.

Namun, kata dia evakuasi tidak bisa maksimal karena cuaca sangat buruk, tinggi gelombang diperkirakan mencapai enam meter, padahal normalnya hanya 0,5 sampai 2 meter, selain itu kecepatan angin mencapai 30 knot. Dengan kondisi tersebut, sulit bagi kapal kecil yang dimiliki Tim SAR saat ini untuk berlayar karena berisiko dihantam gelombang.

“Gelombang tinggi dan angin kencang menghambat proses evakuai korban yang masih tersisa,” kata Edwin, Selasa (24/11).

Proses evakuasi korban kata dia, dilakukan dengan menerjunkan tiga unit kapal KRI, satu helikopter TNI AL, Kapal SAR dan kapal penolong lainnya yang berjumlah 14 unit.

Sementara itu, Ketua Tim Sar Tanjung Pinang Kolonel Bambang kepada Koran Jakarta menambahkan, proses evakuasi kemarin memang terkendala oleh cuaca yang sangat buruk. Tim SAR kata dia tidak melakukan evakuasi ke tengah laut tempat musibah itu terjadi namun hanya dilakukan penyisiran di pinggir laut.

Kapal Tim SAR tidak bisa ketengah laut, karena ada himbauan dari Ditjen Hubla yang melarang pelayaran ke tengah laut akibat cuaca buruk. Meski demikian, kata Bambang, evakuasi dengan menggunakan Helikopter dilakukan ketengah laut, namun jangka waktunya tidak terlalu lama mengingat daya tahan Helikopter tersebut sangat terbatas.

Hingga berita ini diturunkan, menurut Bambang belum ada korban yang berhasil di evakuasi baik yang tewas maupun yang selamat.

Jumlah korban yang masih di cari, kata dia masih simpang siur dan tidak dapat dipastikan, pihaknya sendiri tidak menggunakan data dari perusahaan pelayaran Dumai Ekspress karena data manifest dan data lapangan berbeda.

Oleh karena itu, Tim SAR menggunakan data secara natural artinya, hanya menentukan jumlah korban hilang berdasarkan laporan dari masyarakat yang melaporkan kerabatnya hilang, dan jumlahnya diperkirakan sekitar 22 orang.

“Kami tidak dapat memastikan berapa jumlah korban yang masih tersisa, karena data yang kami pakai hanya secara natural saja, artinya berdasarkan laporan masyarakat yang menyebut kerabatnya hilang,” kata dia, Selasa (24/11).

Sementara itu, dari Posko Musibah tenggelamnya kapal KM Dumai Ekspress 10 di Karimun menyebutkan jumlah korban yang masih hilang sekitar 22 orang yakni Mantan Kepala Dinas Pertanahan Kota Batam Amiruddin AT (58) beserta istrinya Khodijah (46) dan dua anaknya Raihan (6) serta Irsad (4).

Korban hilang lainnya, Ronal Alfitra (11), Sri Yanti (37), Putri Hariyanti (9), Aisyah Heriyanti (2,5), Aura Binti Rika Putra (2), Dahnil (65), Ratna Juwita (63), Nurkolidah Arafah (63), Syahdu Maharani (2), Ema atau Amau (67), Hafis Riyan (3,5), Enni (29), Maulina (19), Jesika (6), Okta (4), Zakia (2), Lisna (22), dan satu orang ABK Kapal bernama Heri.

Sementara itu, korban tewas sejumlah 27 orang yang telah berhasil dievakuasi telah dibawa kerabatnya, sedangkan korban yang hidup akan dipulangkan ke daerah asalnya masing masing menunggu cuaca baik.

Berdasarkan data dari Posko di Karimun, jumlah korban selamat sebanyak 255 orang yang terdiri dari 154 perempuan dan 101 laki laki. Seluruh biaya pemulangan korban yang masih hidup tersebut akan ditanggung oleh perusahaan KM Dumai Ekspress 10 ditambah uang saku sejumlah 200 ribu rupiah dari Pemerintah Kabupaten Karimun.

Kapolres Karimun AKBP Imam Santoso kepada wartawan mengatakan, pihaknya masih menyelidiki dan meminta keterangan dari beberapa saksi penyebab tenggelamnya kapal KM Dumai Ekspress 10.

“Kita akan memeriksa petugas Adpel dan Nahkoda bila ada indikasi kelalaian maka akan diproses sesuai hukum yang berlaku,” katanya. Sementara itu, Nahkoda kapal, Johan Hutajulu dan ABK nya saat ini diamankan oleh Markas Komando Angkatan Laut (Mako Lanal) Karimun.

Juru bicara Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) JA Barata belum bisa memastikan penyebab tenggelamnya kapal tersebut. Pihaknya masih menunggu laporan dari tiga orang tim yang diterjunkan langsung ke Karimun pada Minggu (22/11) lalu. (gus).


Ekspansi PT Eterindo Wahanatama Tbk Terganjal Kebijakan Pemerintah

BATAM – Perusahaan perdagangan dan distribusi produk kimia yang telah beralih ke bisnis biodiesel PT Eterindo Wahanatama Tbk diketahui telah mengurangi produksi Biodieselnya hingga 90 persen menjadi hanya 24.000 metrik ton (mt) per tahun dari 240.000 mt per tahun disebabkan rendahnya harga jual yang dipicu kebijakan pemerintah yang kurang berpihak pada industri Bahan Bakar Nabati (BBN).







Direktur Utama Eterindo Wahanatama Immanuel Sutarto kepada Koran Jakarta mengatakan, perseroan saat ini memiliki kapasitas produksi Biodiesel lebih dari 240.000 metrik ton pertahun yang diproduksi dari pabrik di Cikupa dan Gressik. Total produksi pada 2005 hampir maksimal yakni 240.000 metrik ton pertahun karena pada saat itu banyak permintaan dari dalam negeri untuk kebutuhan Pertamina dan permintaan ekspor dari USA , Eropa dan Australia .

“Produksi Biodiesel kami saat ini hanya 10 persen dari kapasitas produksi yang mencapai 240.000 metrik ton per tahun karena harga jual rendah akibat kebijakan pemerintah yang dinilai kurang berpihak pada pengembangan industri BBN,” kata dia, Selasa (24/11).

Namun, sejak tahun lalu, pihaknya hanya memproduksi Biodiesel 10 persen dari kapasitas produksi yang ada yakni sekitar 24.000 metrik ton karena harga yang ditawarkan Pemerintah atau Pertamina sebagai pembeli siaga dibawah harga keekonomian. Rendahnya harga yang ditawarkan pemerintah tersebut disebabkan patokan harga yang digunakan pemerintah menggunakan patokan harga bahan baker fosil padahal mestinya pemerintah menggunakan patokan harga bahan bakar nabati.

Akibatnya, kata dia, harga yang ditawarkan pemerintah dibawah harga produksi sehingga perseroan terpaksa mengurangi jumlah produksinya sampai ada kebijakan baru dari pemerintah soal harga BBN.

Polemik soal harga Biodiesel tersebut menyebabkan rencana ekspansi usaha untuk membangun pabrik biodiesel dan pengembangan dari pabrik yang sudah ada ditunda.

Perseroan juga kata dia, akhirnya berkonsentrasi pada bisnis lama yakni distribusi produk kimia, padahal sejak 2008 lalu perseroan ingin fokus di bisnis Biodiesel. Dampaknya kinerja penjualan perusahaan hingga September 2009 meskipun naik tipis namun jumlahnya tidak terlalu besar.

Perseroan membukukan nilai penjualan 552,9 miliar rupiah hingga September 2009, naik 6,1 persen dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 521 miliar rupiah dengan laba bersih 18,1 miliar rupiah turun 12,1 persen dibanding periode sama tahun lalu yang 20,6 miliar rupiah.


Kebijakan Pemerintah

Sementara itu, Sekjen Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Paulus Tjakrawan ketika dikonfirmasi Koran Jakarta mengatakan, industri Biodiesel Indonesia saat ini dinilai sedang mati suri.

Perusahaan Biodiesel, kata dia tidak hanya mengurangi produksi tapi sejak dua tahun lalu sudah banyak yang menutup usahanya yakni sekitar 20 perusahaan, disebabkan kebijakan pemerintah yang kurang berpihak pada pengembangan industri bahan baker nabati (BBN). Ironisnya, pemerintah sendiri sangat berkomitmen pada pengembangan industri itu, namun realisasi dilapangan justru menghantam perusahaan biodiesel.

Hal itu, katanya bisa terlihat dari harga yang ditawarkan pemerintah dalam hal ini Pertamina yang jauh dibawah harga keekonomian. Pasalnya, Pertamina menggunakan patokan harga bahan baker fosil untuk menentukan harga Biodiesel, bukan patokan harga BBN. Akibatnya, harga yang ditawarkan Pertamina jauh dibawah harga produksi.

Sebagai contoh kata dia, patokan harga bahan bakar fosil jenis solar 634 dollar AS per ton sedangkan harga BBN sejumlah 810 dollar AS per ton.

Pertamina, nantinya akan membeli Biodiesel menggunakan patokan harga solar tersebut bukan patokan harga BBN, sehingga perusahaan mengalami kerugian.

Padahal, kata Paulus potensi pengembangan industri Biodiesel di Indonesia cukup prospektif namun, bila tidak ada keberpihakan dari pemerintah maka industri tersebut akan kolaps. Jumlah kapasitas produksi Biodiesel Indonesia saja saat ini sekitar 3,2 juta kilo liter per bulan, dan saat ini produksinya hanya 100 kilo liter perbulan.

Oleh karena itu, menurut Paulus bila pemerintah memang berkomitmen ingin mengembangkan industri BBN maka keberpihakan terhadap pengembangannya perlu direalisasikan secara nyata dalam bentuk program dan keinginan untuk membeli seluruh hasil produksi yang dihasilkan perusahaan. (gus).

Minggu, 22 November 2009

Indeks Masih Mencari Arah

Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan mencari arah dengan minimnya faktor pendorong ditengah gencarnya ulasan-ulasan media masa tentang arah wajah peradilan di Indonesia di masa depan. Saat ini, investor masih menyoroti langkah-langkah apa yang akan diambil Presiden SBY dalam penyelesaian kasus antara KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan Agung yang tentunya akan sedikit banyak memberi gambaran arah hukum di Indonesia. Hal ini tentunya akan banyak mempengaruhi iklim investasi di Indonesia kedepannya. Hari ini rencananya Presiden SBY akan mengumumkan langkah selanjutnya yang akan ditempuh dalam menyikapi laporan yang diberikan oleh Tim 8.






Jumat pekan lalu, IHSG ditutup menguat 18,58 poin atau 0,75% di level 2.487,36. secara keseluruhan, IHSG pekan lalu ditutup menguat tipis sekitar 2,5% dibanding penutupan pekan sebelumnya di level 2.426,8. Total transaksi pekan lalu mencapai sekitar Rp22,8tn dengan volume mencapai lebih dari 38,3miliar.

Saham-saham di Wall Street pekan lalu akhirnya ditutup menguat hampir mencapai 0,5% di level 10.318,16 setelah selama 3 hari berturut-turut mengalami tekanan jual dengan keraguan investor terhadap kondisi ekonomi AS saat ini yang namapknay masih belum cukup kuat untuk dapat pulih secepatnya.

Pagi ini, bursa-bursa Asia Pasifik dibuka beragam. Indeks All Ord, New Zealand, dan Strait Times dibuka menguat antara 0,06% — 0,6% sedangkan KLSE, Nikkei, dan Seoul dibuka melemah antara 0,06% — 0,5%. Investor di Jakarta kami perkirakan akan berspekulasi seputar keputusan Presiden SBY setelah menerima laporan Tim 8 yang rencananya akan diumumkan hari ini. Untuk itu, kami perkirakan akan masih dalam tekanan jual dengan kisaran 2.467 — 2.498.

Pengusaha dan Pekerja Batam Ribut Soal UMK

BATAM – Pengusaha dan pekerja di Batam tidak mencapai kesepakatan dalam rapat untuk menentukan Upah Minimum Kota (UMK) 2010, penentuan upah tersebut selanjutnya diserahkan ke Dewan Pengupahan Provinsi yang diketuai Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).







Dalam rapat yang digelar akhir pekan lalu, pengusaha yang diwakili Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengusulkan angka UMK 2010 sejumlah 1.071.000 rupiah atau naik 2,5 persen dibanding tahun 2009, sedangkan pekerja yang diwakili beberapa serikat pekerja mengusulkan angka 1.140.000 rupiah.

Ketua Apindo Kepri Cahya kepada Koran Jakarta mengatakan, angka UMK yang diusulkan Apindo berdasarkan tingkat inflasi bulan terakhir yang mencapai 2,5 persen dan asumsi pertumbuhan ekonomi yang minus 0,5 persen. Sedangkan para pekerja menggunakan dasar penentuan UMK berdasarkan angka Kebutuhan Layak Hidup bulan terakhir sejumlah 1.128.843 rupiah.

Dalam rapat tersebut, kata dia pengusaha dan pekerja saling bertahan dengan argument masing masing sehingga rapat tidak berhasil mencapai kesepakatan dan deadlock. Apindo akhirnya menyerahkan penetapan UMK 2010 tersebut ke Dewan Pengupahan Provinsi yang diketuai Gubernur Provinsi Kepri Ismeth Abdullah.

Menurut Cahya, pembahasan mengenai UMK setiap tahun selalu menimbulkan keributan, bahkan tidak jarang menyebabkan demonstrasi dari sejumlah pekerja yang mengakibatkan kerugian bagi pengusaha karena buruh tidak masuk kerja.

Kondisi tersebut, kata dia dapat menyebabkan kerisauan bagi para pengusaha di Batam yang sebagian besar merupakan perusahaan asing, sehingga Batam sulit menarik investor baru karena hampir tiap tahun selalu terjadi demo buruh.

Oleh karena itu, Apindo telah mengusulkan kepada pemerintah formulasi penentuan upah baru yang diharapkan bisa memecahkan masalah dalam penentuan standar upah bagi para pekerja. Dalam formulasi tersebut, nantinya setiap perusahaan akan menentukan upah masing masing menggunakan beberapa asumsi diantaranya, kemampuan perusahaan, produktivitas pekerja, tingkat inflasi dan lainnya.

Produktivitas pekerja di Batam sendiri dinilai masih rendah, misalnya untuk menyelesaikan satu pekerjaan membutuhkan pekerja sebanyak 10 orang sedangkan di Vietnam dan Cina hanya delapan orang. Padahal upah di negara tersebut relatif sama dengan upah yang diberikan di Batam.


Peran Pemerintah

Menurut Cahya, untuk menghindari keributan dalam pembahasan UMK yang hamper setiap tahun selalu terjadi, pemerintah daerah mestinya bisa mengatasi dengan menekan angka inflasi.

Dengan demikian, harga kebutuhan pokok, harga rumah dan biaya transportasi bisa ditekan agar tidak mengalami peningkatan setiap tahunnya. Bila angka inflasi bisa ditekan, maka upah tidak perlu dinaikan.

Oleh karena itu, kata Cahya, pemerintah harus mengontrol harga barang di pasaran dan senantiasa siap melakukan operasi pasar, bila harga kebutuhan pokok di pasaran menunjukan tren menguat.

Apindo sendiri beberapa waktu lalu melakukan operasi pasar untuk produk beras, dengan menjual beras seharga 5.200 rupiah per kilogram harga itu relatif rendah disbanding harga pasaran yang diatas 6.500 rupiah per kilogram. Para pedagang juga diminta untuk tidak semena mena menaikan harga barang terutama harga kebutuhan pokok karena hal itu bisa memicu angka inflasi yang menyebabkan adanya tuntutan kenaikan upah.

Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam Rudi Sakyakirti menambahkan, pemerintah dalam hal pembahasan upah hanya bertindak sebagai fasilitator dan keputusannya diserahkan kepada pengusaha dan pekerja. Oleh karena itu, pihaknya memfasilitasi pembahasan upah yang dilakukan akhir pecan lalu namun mengalami deadlock.

''Kita sudah memfasilitasi pertemuan pengusaha dengan pekerja untuk membahas UMK , namun kedua belah pihak bertahan dengan usulannya, selanjutnya kita serahkan saja kepada Dewan Pengupahan Provinsi yang diketuai Gubernur Kepri,'' kata dia. (gus).

Cuaca Buruk di Perairan Kepri Harus Dipaswadai

BATAM – Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mencatat terjadinya peningkatan tinggi gelombang di perairan Riau dan Kepulauan Riau saat ini mencapai 3,5 meter dengan kecepatan angin rata rata 20 knot. Kondisi itu diperkirakan akan terjadi hingga awal Desember 2009 sehingga bagi kapal kecil seperti kapal penumpang dan nelayan di himbau untuk waspada karena berpotensi terjadinya kecelakaan.








Kepala Stasiun Meteorologi Pekanbaru Philip Mustamu kepada Koran Jakarta mengatakan, cuaca di perairan Riau dan Kepulauan riau seperti di perairan Batam, Selat Singapura, Tanjung Pinang dan perairan di Pulau Tujuh Natuna, Matak, Tarempa serta Dabosingkep saat ini sangat buruk akibat badai tropis di laut Cina Selatan. Bersamaan dengan itu juga, saat ini sedang masuk periode musim penghujan sehingga tinggi gelombang dan kecepatan angina meningkat.

"Banyaknya kapal yang tenggelam di perairan Riau dan Kepri saat ini disebabkan kecepatan angin yang meningkat dan tingginya gelombang mencapai 3,5 meter,” kata dia, Minggu (22/11).

Pantauan BMG Pekanbaru, kata dia kecepatan angin di lautan Riau dan Kepri saat ini mencapai 20 knot yang berasal dari selatan sampai barat daya, sedangkan tinggi gelombang tertinggi mencapai 3-3,5 meter.

Kondisi tersebut kata Philips menyebabkan kantor BMG mengeluarkan himbauan AWAS kepada perusahaan pelayaran, khususnya perusahaan yang memiliki kapal kecil dan kapal penangkap ikap bagi nelayan untuk waspada dan dihimbau untuk tidak masuk terlalu jauh ke laut, sebab dengan kondisi angina dan gelombang tinggi tersebut sangat berisiko terjadinya hempasan gelombang yang bisa mengakibatkan kapal tenggelam, namun kondisi cuaca buruk tersebut tidak berlaku bagi kapal besar.

Cuaca buruk tersebut kata dia akan berlangsung hingga awal Desember 2009 kemudian pada minggu kedua Desember diperkirakan cuaca mulai membaik kembali dan tinggi gelombang akan turun ke kisaran normal 0,5 sampai dua meter.


Kapal Tenggelam

Cuaca buruk yang terjadi di perairan Kepri beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah kapal tenggelam, diantaranya Kapal penumpang KM Dumai Express 10 dengan tujuan Batam-Dumai. Kapal tersebut diduga mengalami kerusakan akibat cuaca buruk pada Minggu (22/11) pukul 08.30 yang mengakibatkan kapal tenggelam.

Peristiwa naas itu terjadi di sekitar perairan Tukong Iyu Kabupaten Karimun Provinsi Kepri, sesaat setelah kapal itu meninggalkan Batam menuju Dumai.

Kepala Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Karimun, Cendra Nawazir mengatakan, saat ini pihaknya bersama dengan instansi lain seperti TNK AL, Administratur pelabuhan dan Polairud sedang melakukan evakuasi terhadap sejumlah korban.

Kapal Dumai Express 10 diperkirakan mengangkut 213 sampai 250 penumpang dewasa dan 15 anak-anak, jumlah penumpang pastinya belum diketahui karena banyak penumpang yang berangkat tanpa tiket resmi.

Direktur Pol Air Polda Kepri AKBP M Yassin Kosasih ketika dikonfirmasi mengatakan, jumlah korban yang berhasil diselamatkan dalam musibah tenggelamnya kapal Dumai Ekspress hingga pukul 09,00 WIB mencapai 179 orang, satu orang ditemukan dalam keadaan tewas. Sementara itu, lebih dari 60 orang lagi dinyatakan hilang.

Sementara itu, kapal lainnya yang dinahkodai Nordan juga tenggelam pada hari Minggu (22/11) pukul 04.00 WIB. Kapal yang mengangkut sekitar 24 tenaga kerja Indonesia (TKI) dari pelabuhan Pontian Johor Bahru Malaysia itu rencananya akan berlabuh di pelabuhan Tanjung Balai Karimun. Namun, naas sebelum sampai di pelabuhan kapal dihempas gelombang tinggi menyebabkan kapal tersebut tenggelam.

Akibat musibah itu, sekitar Sembilan orang penumpang belum diketahui jenis kelaminnya dinyatakan hilang dan petugas dari kepolisian, TNI AL dan Dinas Perhubungan masih berusaha mencari korban yang hilang.

Informasi yang dihimpun Koran Jakarta menyebutkan, kapal yang belum diketahui identitasnya tersebut bertolak dari pelabuhan Johor sekitar pukul 00.00 WIB. Ketika di tengah perjalanan, kapal dihantam gelombang tinggi yang sebelumnya dilalui oleh kapal besar, akibatnya air dari gelombang masuk ke kapal yang menyebabkan kapal tidak stabil dan akhirnya tenggelam.

Sejumlah korban yang selamat antara lain, Samsuri (24), Jimi (41), Eko Wahyudi (30), Edi Prayitno (27), Iwan (39), Gunawan (35), Harianto (33), Riki (25), Gunawan (31), Kristian (26) serta Salma Aini (30) dan Nordan (38).

Sementara itu, pada Jumat (20/11), sebuah kapal pompong milik warga bobot 20 ton dilaporkan tenggelam di perairan Pulau Pandan Kabupaten karimun tidak jauh dari Pulau Parit akibat ombak besar.

Hingga berita ini diturunkan, kapal kapal yang tenggelam belum berhasil di temukan, sedangkan korban sejumlah puluhan orang yang belum diketahui angkanya secara pasti juga masih dinyatakan hilang dan petugas gabungan dari TNI AL, Kepolisian dan Dinas Perhubungan masih melakukan evakuasi. (gus).

Pendapatan PT Citra Tubindo Tbk Anjlok

BATAM – Perusahaan pipa baja PT Citra Tubindo Tbk membukukan pendapatan 181,53 juta dollar AS atau 1,8 triliun rupiah dengan kurs 10.000 rupiah per dollar per September 2009, turun hingga 32,3 persen dibanding periode sama 2008 yang 240,2 juta dollar AS (2,4 triliun rupiah), meski demikian perusahaan itu masih optimistis target penjualan sampai akhir tahun ini senilai 229 juta dollar AS tercapai.







Direktur Keuangan Citra Tubindo Hedy Wiluan mengatakan, pihaknya masih meyakini nilai penjualan sampai akhir tahun ini mencapai 229 juta dollar AS (2,29 triliun rupiah) meskipun hingga September 2009 nilainya baru mencapai 181,53 juta dollar AS. Pasalnya, perseroan telah mengantongi kontrak penjualan senilai 93,1 juta dollar AS yang berasal dari penjualan ekspor sebesar 51,2 juta dollar AS dan penjualan domestik 41,9 juta dollar AS yang akan direalisasikan hingga akhir tahun.

Menurutnya, kinerja penjualan tahun ini memang lebih rendah dibanding 2008 yang mencapai angka 303,33 juta dollar AS (3,33 triliun rupiah), disebabkan lesunya bisnis energi khususnya eksplorasi minyak dan gas, sehingga order pipa baja juga menurun. Itu dipengaruhi dampak krisis keuangan global yang menyebabkan lemahnya permintaan.

Untuk tahun depan, Hedy optimistis kinerjanya bisa lebih baik dibanding tahun ini, oleh sebab itu perseroan telah mengalokasikan belanja modal sedikitnya 15 juta dollar AS dari kas internal dan fasilitas kredit dari salah satu Bank di Hongkong.

Direktur Pengembangan Usaha Citra Tubindo Herman Hermanto menambahkan, pihaknya optimistis penjualan tahun depan bisa lebih baik dibanding 2009 disebabkan masuknya perusahaan baja raksasa dari Perancis dan Jerman sebagai pemegang saham perusahaan yakni Vallourec and Mannesmann dan Premium Holding Ltd per Agustus 2009.

Ditambah lagi dengan masuknya perusahaan investasi asal Hongkong yakni Kestrel Wave Investment Ltd (KWIL) per Agustus 2009.

“Masuknya Perusahaan baja Perancis dan Jerman serta KWIL menjadi momentum bagi kami untuk penetrasi pasar global,” katanya.

KWIL membeli saham Citra Tubindo pada 23 Januari 2009 sebanyak 298.574.220 lembar saham atau 37,32 persen kepemilikan. Perusahaan itu pada 29 Januari 2009 melanjutkan kembali pembelian saham Citra Tubindo sebanyak 22.146.150 lembar saham sehingga kepemilikannya menjadi 40,09 persen. Pada tanggal 28 April dilakukan tender offer dan membeli saham publik sehingga jumlah sahamnya meningkat menjadi 335.648.840 lembar atau 41,96 persern kepemilikan.

Selain itu, kata Herman, potensi pasar tahun depan yang bisa diraih cukup banyak, antara lain dari proyek Conoco Philips di Cina Selatan yang saat ini sedang melakukan tender pengadaan pipa baja dengan nilai proyek ditaksir 25 juta sampai 30 juta dollar AS dan proyek dari TOTAL yang juga sedang melakukan tender dengan nilai proyek 50 juta sampai 60 juta dollar AS. Selain mengincar proyek dari TOTAL dan Conoco Philips dengan nilai seluruhnya sekitar 90 juta dollar AS.

Terkait dengan kinerja perseroan hingga September 2009, telah dibukukan pendapatan 181,53 juta dollar AS turun 32,3 persen dibanding periode sama 2008 yang 240,2 juta dollar AS. Laba bersih 11,1 juta dollar AS turun 55 persen disbanding periode sama 2008 yang 17,3 juta dollar AS.

Kepala Riset Asia Financial Network Rowena Suryobroto mengatakan, perusahaan manufaktur yang memproduksi pipa baja untuk kebutuhan energi tahun ini agak tertekan akibat dampak krisis keuangan global, namun pada tahun depan cukup prospektif karena mulai meredanya dampak krisis keuangan global dan mulai meningkatnya aktivitas eksplorasi sehingga permintaan pipa baja untuk sarana distribusi akan meningkat.

Oleh karma itu, Rowena menyarankan perusahaan pipa baja untuk ekspansif tahun depan karena beberapa proyek eksplorasi dari perusahaan migas akan dilakukan baik di dalam maupun luar negeri. (gus).

Sabtu, 21 November 2009

Anak usaha Krakatau Steel go public

Pelat Timah Nusantara (Latinusa) yang merupakan anak usaha perusahaan BUMN Krakatau Steel (KS) awal Desember nanti akan menawarkan 504,67juta lembar sahamnya ke publik dengan kisaran harga Rp315 — 405 per lembar saham. Produsen lempengan timah (tinplate) untuk kemasan kaleng makanan, minuman, pelumas dan lain-lain ini akan menggunakan dana yang diperoleh dari IPO untuk meningkatkan kapasitas produksinya dari 130.000 ton per tahun menjadi 160.000 ton per tahun dan bahkan mencapai 250.000 ton per tahun di tahun 2013 – 2014 nanti.








Di tahun 2010 nanti, Latinusa menargetkan dapat membukukan pendapatan sebesar 1,8 triliun rupiah dengan laba bersih sebesar 90 miliar rupiah dengan adanya penambahan kapasitas produksi tinplate dengan adanya dana dari IPO tersebut.

Pengusaha Keluhkan Status Batam

BATAM – Sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia Kepulauan Riau (Kepri) kembali dibuat bingung oleh pemerintah yang berencana mengganti status FTZ (kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas) Batam yang baru diresmikan pada April 2009 lalu menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Rencana penggantian itu dinilai menimbulkan ketidakpastian hukum dan akan menghambat investasi.







Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Kepri Cahya mengatakan, pemerintah melalui Menteri Perindustrian MS Hidaya beberapa waktu telah mengumumkan akan menganti status batam dari FTZ menjadi KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), padahal status FTZ baru saja diresmikan Presiden RI pada April 2009 lalu yang berlaku selama 70 tahun dengan payung hukum yang jelas yakni Undang Undang.

Rencana penggantian itu, kata Cahya menimbulkan keresahan dan kebingungan bagi pengusaha di Batam karena mereka baru saja menyesuaikan operasional bisnisnya dengan aturan FTZ tersebut.

Oleh karena itu, kata dia Apindo Kepri akan menemui Menteri Perindustrian untuk membicarakan soal rencana penggantian status hukum Batam tersebut.

Menurut Cahya, rencana penggantian status hukum Batam dari FTZ ke KEK seperti yang diungkapkan Menteri Perindustrian beberapa waktu lalu tersebut, memang memiliki tujuan yang positif untuk menjaring dan menggairahkan iklim investasi di Batam pasalnya aturan FTZ yang ada saat ini masih membebani pengusaha. Namun, implementasinya yang dinilai terlalu terburu buru akan menimbulkan keresahan di kalangan pengusaha.

Padahal, pengusaha di Batam saat ini masih mengalami tekanan akibat anjloknya order yang diterima akibat dampak krisis keuangan global.

Apindo sendiri kata dia berharap pemerintah pusat tetap memberlakukan status FTZ bagi Batam namun beberapa aturannya harus diperbaiki, khususnya aturan soal kepabeanan.

Untuk itu, pemerintah diharapkan segera merevisi PP no 2 tahun 2009 karena peraturan itu dinilai sebagai penghalang utama dalam pelaksanaan FTZ. Aturan itu juga dinilai bertentangan dengan UU no 36 tahun 2006 yang menjadi payung hukum FTZ BBK (Batam, Bintan dan Karimun).

Salah satu aturan yang harus direvisi dalam PP no 36 tahun 2006 tersebut adalah kewenangan Dewan Kawasan (DK). Dalam aturan yang ada saat ini DK hanya sebagai pajangan dan tidak memiliki kewenangan apapun seperti mengeluarkan aturan untuk memaksimalkan status FTZ tersebut.

“Dalam aturan yang ada saat ini, posisi DK dikebiri dan hanya menjadi pajangan padahal fungsinya sangat vital untuk mengembangkan kawasan FTZ,” kata dia kepada Koran Jakarta, Kamis (18/11).

Sementara itu, Dewan Kehormatan Apindo Kepri yang juga Direktur PT Satnusa Persada Abidin Hasibuan mengatakan, pihaknya memang mendengar adanya rencana Menteri Perindustrian MS Hidayat yang akan mengganti status Batam dari FTZ menjadi KEK, dan hal itu sudah menimbulkan keresahan dikalangan pengusaha.

Abidin kuatir, rencana itu justru akan menjadi penghalang bagi implemtasi FTZ BBK, karena status FTZ saja baru diresmikan pemerintah April lalu dan sudah harus diganti kembali, sehingga akan menimbulkan ketidakpastian hukum.

Menurut Abidin, iklim investasi di Batam saat ini sudah berjalan baik dan akan meningkat signifikan bila aturan FTZ yang membebani pengusaha segera direvisi. Selain itu, hambatan birokrasi di daerah juga mesti dihapus, pasalnya saat ini pemerintah kota Batam justru sedang membuat aturan daerah soal retribusi yang dianggap bakal membebani pengusaha.

Padahal kata Abidin, Kota Batam memiliki potensi yang cukup besar untuk bisa sejajar dengan kota besar lainnya di Asia seperti Hongkong, Vietnam dan Singapura namun sampai saat ini belum dikelola secara baik. (gus).

Bea Cukai Amankan 75 Ton Bahan Peledak

BATAM – Aparat Bea dan Cukai Provinsi Kepri (Kepri) menangkap satu kapal KM Fungka Sejahtera No 80/OOn GT.96 asal Malaysia yang mengangkut sekitar 75 ton bahan peledak berjenis Amonium Nitrat, yang rencananya akan dikirm ke Pulau Selayar Provinsi Sulawesi Tenggara.








Kepala Kantor Wilayah Khusus Bea Cukai Kepri Nasar Salim kepada sejumlah wartawan mengatakan, kapal yang dinahkodai NH tersebut ditangkap oleh petugas patroli Bea Cukai diperairan pulau Mapor pada Rabu (18/11) pukul 04.00 WIB.


“Petugas kami berhasil menangkap kapal yang diduga akan menyeludupkan bahan peledak Amonium Nitrat ke Sulawesi selatan pada Rabu (18/11),” katanya, Jumat (20/11).

Kapal tersebut, kata dia membawa barang yang tidak sesuai dengan dokumen manifest sehingga dianggap penyelundupan. Barang yang ditangkap tersebut adalah 3000 bags (1 bags sekitar 25 kg) Amonium Nitrat dari Malaysia .

Nahkoda dan awal kapal serta barang bukti dan kapal selanjutnya ditahan oleh Bea dan Cukai Kepri.

Menurut Nasar, penangkapan itu dilakukan karena Nahkoda tersebut diduga melanggar pasal 102 UU no 17 tahun 2006 tentang perubahan atas UU no 10 tahun 1995 tentang kepabeanan yang berbunyi “Setiap orang yang mengangkut barang impor yang tidak tercantum dalam manifest sebagaimana dimaksud dalam pasal 7A ayat 2 akan dipidana karena melakukan penyelundupan di bidang impor dengan pidana penjara paling singkat satu tahun dan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda 50 juta rupiah sampai lima miliar rupiah”.

Modus operandi yang dilakukan Nahkoda tersebut kata dia dengan mengangkut barang tanpa dilengkapi dengan dokumen pelindung, kemasan barang juga disamarkan dengan barang aslinya.

Dengan ditangkapnya kapal tersebut kata dia, selanjutnya akan dilakukan proses penyeldidikan oleh Bidang penyidikan dan penangan barang hasil penindakan kanwil Bea dan Cukai Khusus Kepri untuk penyelidikan lebih lanjut.

Selain berhasil menangkap penyelundupan bahan peledak, BC Kepri juga kata Nasar telah berhasil menangkap sejumlah aksi penyelundupan lainnya antara lain, penyelundupan barang dan pakaian bekas yang berasal dari Malaysia pada 11 Nopember 2009, lalu penangkapan ban dan barang bekas dari Singapura pada 11 Nopember 2009, penangkapan penyelundupan barang bekas dan campuran dari Singapura dan penangkapan penyelundupan gula dari Singapura. (gus).

PT United Tractors Tbk Siapkan Investasi USD430 Juta

BATAM – Perusahaan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) diketahui telah menyiapkan dana 430 juta dollar AS dari kas internal dan pinjaman bank yang akan digunakan untuk investasi tahun depan. Harapannya, kinerja penjualan 2010 tumbuh 15 persen dibanding tahun ini.







Investor Relations United Tractors Ari Setiyawan kepada Koran Jakarta mengatakan, pihaknya telah mengalokasikan dana 430 juta dollar AS yang akan digunakan untuk investasi tahun depan. Dana itu akan digunakan untuk pengembangan bisnis pertambangan batu bara sejumlah 400 juta dollar AS dan 30 juta dollar AS akan digunakan untuk pengembangan bisnis alat berat.

“Kami telah menyiapkan dana 430 juta dollar AS untuk investasi tahun depan dari internal dan pinjaman bank,” katanya, Jumat (20/11).

Dana investasi itu, kata dia akan diambil dari kas internal dan sebagian lagi dari pinjaman bank. Untuk dana dari pinjaman bank, kata dia pihaknya masih melakukan negosiasi dengan sejumlah bank nasional dan sampai saat ini belum ada komitmen.

Menurut Ari, pihaknya memang menganggarkan dana cukup besar untuk investasi tahun depan karena proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan global akan membaik dibanding tahun 2009. Oleh karena itu, pihaknya memprediksi pertumbuhan penjualan alat beratnya mencapai 15 persen atau sekitar 3.500 unit dibanding tahun 2009 yang hanya 3.000-3.100 unit.

Angka pertumbuhan penjualan alat berat 15 persen tersebut, katanya diharapkan juga bisa menjadi angka pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan. Pasalnya, dari sektor bisnis pertambangan batu bara pihaknya sedang mendorong produksi pada tahun depan khususnya pertambangan dari anak usahanya PT Tuah Turangga Agung (TTA) di Buhut Provinsi Kalimantan Tengah yang sudah berhasil melakukan uji coba produksi pada bulan lalu dengan perkiraan volume produksi sampai akhir 2009 mencapai 40 ribu ton.

Produksi dari tambang tersebut diperkirakan baru mulai dipasarkan pada Kuartal dua 2010, sehingga kontribusi pendapatan dari bisnis batu bara pada tahun 2010 bisa naik dari 10 persen saat ini menjadi 15 persen tahun depan.

Perseroan menargetkan jumlah produksi dari tambang Kalteng itu sekitar 1,0 juta ton pada 2010 dan pada 2011 menjadi 2,0 juta ton. Sementara kualitas batu baranya rata rata 6.300 kilo kalori, sehingga cukup potensial untuk di ekspor.

Hasil produksi itu, diperkirakan akan dipasarkan ke luar negeri, khususnya ke Jepang untuk pembangkit listrik di negara tersebut. Meski demikian, perseroan akan membuka kesempatan kepada buyer untuk membeli hasil produksi dari tambang Kalteng itu bila penawarannya cocok.

Terkait dengan kinerja tahun ini, Ari optimistis target penjualan alat berat sejumlah 3.000 sampai 3.100 unit bisa tercapai, pasalnya sampai Oktober saja perseroan telah berhasil menjual 2.500 unit dan sisanya akan di kejar pada akhir kuartal tahun ini.

Terkait dengan kinerja hingga September 2009, perseroan membukukan pendapatan 21,3 triliun rupiah, naik 0,97 persen dibanding periode sama tahun lalu yang 21,1 triliun rupiah sedangkan laba bersih 2,96 miliar rupiah naik 40,95 persen dibanding periode sama tahun lalu yang 2,1 miliar rupiah.

Perusahaan alat berat lainnya, PT Hexindo Adiperkasa Tbk optimistis kinerja tahun ini terlampaui karena laba bersih hingga akhir triwulan III-2009 diperkirakan sudah melebihi target yakni 255 miliar rupiah.

Sekretaris Perusahaan Hexindo Adiperkasa Heri Akhyar mengatakan hasil awal dari kinerja keuangan menunjukkan pendapatan dari Januari sampai September 2009 sekitar tiga triliun rupiah.

“Pendapatan unaudited kemungkinan sekitar tiga triliun rupiah, jadi kelihatannya bisa melampaui tahun lalu,” kata dia.

Dengan demikian, pendapatan pada akhir September tahun ini tumbuh sekitar 36 persen secara tahunan. Sementara itu, laba bersih sampai September diperkirakan menembus 255 miliar rupiah.

Riset yang dilakukan PT Trimegah Securities yang dipublikasi 25 September 2009 menyebutkan Saham United Tractors untuk di Hold pada harga 15 ribu rupiah.

Analis Trimegah Securities Stanley Tjiandra mengatakan, penjualan alat berat United Tractors merek Komatsu hingga Agustus tahun ini mencapai 304 unit merupakan penjualan terbaik sepanjang tahun sejak krisis ekonomi pada Oktober 2008. Sementara itu, anak usahanya PAMA telah memproduksi batu bara sekitar 6, 2 juta ton hingga Agustus tahun ini, mengalami pertumbuhan 7,9 persen dibanding Agustus 2008.

Sementara itu, Analis PT NISP Securities Miranda H. Tanjung mengatakan, pendapatan PT United Tractors Tbk (UNTR) diperkirakan 24,672 triliun rupiah pada tahun ini, atau turun 6,08 persen dibanding 2008 yang diproyeksikan 26,269 triliun rupiah. Laba bersih perseroan kemungkinan turun 15,36 persen menjadi 2,071 triliun rupiah dari target laba bersih 2008 2,447 triliun rupiah.

Penurunan kinerja perseroan pada 2009, kata dia, disebabkan oleh penurunan harga batubara. Harga batubara kemungkinan turun 8,54 persen dari 82 dollar AS per metrik ton pada 2008 menjadi 75 dollar AS per metrik ton pada 2009 seiring penurunan permintaan. Permintaan alat berat untuk sektor konstruksi, agrobisnis dan kehutanan diperkirakan turun seiring dengan krisis global.(gus).

Order PT Satnusa Persada Tbk Naik 40 Persen

BATAM – Perusahaan perakitan elektronik PT Sat Nusapersada Tbk diketahui telah menerima order dari Sony Electronics, Kenwood dan Panasonics untuk mengerjakan komponen bahan baku Televisi, Tape Recorder untuk kendaraan roda empat, komponen Komputer dan lainnya, dengan jangka waktu kontrak hingga Maret 2010. Order yang diterima tersebut naik 40 persen dibanding kontrak yang diterima sebelumnya, sehingga perseroan optimistis pendapatan bisa tumbuh lebih dari 20 persen pada tahun depan.







Direktur Utama Satnusa Persada Abidin Hasibuan mengatakan, kontrak kerja dari pelanggan utamanya tersebut sudah ditandatangi dan akan dikerjakan hingga Maret 2010, selanjutnya kontrak tersebut akan diperpanjang kembali. Sementara itu, nilai kontrak untuk periode hingga Maret 2010 belum bisa disebutkan karena masih dilakukan penyesuaian dengan harga bahan baku dan biaya operasional lainnya.

“Bila order yang kami terima tahun ini anjlok, maka tahun depan hingga Maret 2010 kami sudah mendapat order dari pelanggan utama dan jumlahnya mengalami peningkatan rata rata sekitar 40 persen dari kontrak sebelumnya,” kata dia kepada Koran Jakarta, Kamis (19/11).

Perseroan juga mendapat order untuk mengerjakan produk baru dari pelanggan tersebut, Misalnya dari Sony untuk pembuatan komponen Televisi seperti Power Suplly, sedangkan dari Kenwood order baru yang diterima yakni pembuatan tape recorder untuk kendaraan roda empat.

Dengan demikian, perseroan cukup optimistis kinerja tahun depan bisa lebih baik dibanding 2009 dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan sekitar 20 persen.

Selain telah diterimanya order dari Sony, Panasonic dan Kenwood tersebut, kata Abidin perseroan juga sedang negosiasi dengan perusahaan elektronik dari luar negeri unuk pengerjaan komponen TV Mobile. Komponen itu nantinya akan digunakan di Handphone sehingga masyarakat bisa nonton Televisi secara mobile melalui handphone.

Diterima order tersebut, menurutnya tidak terlepas dari langkah perusahaan yang terus meningkatkan kualitas produk dan layanannya kepada konsumen. Sementara itu, untuk harga, menurut dia bisa bersaing dengan perusahaan sejenis di Veitnam, Cina dan negara lainnya.

Perseroan juga senantiasa memperbaharui teknologinya, seperti yang akan dilakukan pada tahun depan. Menurut Abidin perseroan akan melakukan investasi miliaran rupiah, rincinya tidak dapat disebutkan. Investasi akan dilakukan untuk mengadopsi teknologi canggih atau High Tech sehingga produk yang dihasilkan perusahaan sesuai dengan standar internasional.

“Untuk itu, kami akan terus mengembangkan pabrik dan menambah mesin produksi,” kata dia.

Dana investasi yang akan digunakan tahun depan kata dia akan diambil dari dana internal dan fasilitas kredit yang masih tersedia di beberapa bank antara lain Bank Mandiri senilai 40 miliar rupiah.

Menurut Abidin, pihaknya memiliki cash flow cukup untuk membiayai ekspansi tahun depan ditambah fasilitas kredit yang dimiliki sehingga belum perlu mencari pendanaan baru.

Hingga September 2009 perseroan memiliki total asset 847,5 miliar rupiah, sementara itu pendapatan yang diterima hingga September 2009 sejumlah 1,43 triliun rupiah, lebih rendah dibanding periode sama 2008 yang 1,6 triliun rupiah namun meningkat bila dibanding kuartal sebelumnya.

Ditambahkan, dengan diterimanya order tersebut, perseroan akan menambah jumlah karyawannya sekitar 2.000 orang hingga akhir tahun ini.

Menurut dia, industri elektroni tahun depan bakal lebih baik dibanding tahun ini karena dampak krisis keuangan global sudah mulai mereda dan konsumsi produk elektronik akan meningkat kembali. Oleh sebab itu, perseroan tetap fokus pada industri elektronik dan belum berencana melakukan diversifikasi usaha ke sektor usaha lainnya.

Kepala Riset Asia Financial Network (AFN) Rowena Suryobroto kepada Koran Jakarta mengatakan, industri elektronik sepertihalnya dengan sektor energi, infrastruktur dan properti akan mengalami pertumbuhan cukup signifikan pada tahun depan karena prediksi pertumbuhan ekonomi 2010 lebih baik dibanding tahun ini.

Oleh karena itu, perusahaan elektronik merealisasikan rencana ekspansi usahanya yang ditunda pada tahun ini, namun untuk pendanaan tidak bisa mengandalkan dari bank disebabkan suku bunga kredit yang masih terlalu tinggi yang dapat membebani neraca pada masa depan dan bank juga masih mengambil sikap prudent dalam mencairkan kredit.

Menurut Rowena, pada semester satu 2010 ekonomi masih belum bisa dibaca atau masih dalam Gray Area dan pada semester kedua baru , pasar baru bisa dijadikan patokan bagi manajemen untuk mengambil keputusan.

Oleh karena itu, dia berharap Bank Indonesia bisa menekan perbankan untuk mengecilkan selisih suku bunganya dengan suku bunga acuan karena suku bunga bank saat ini masih berkisar diangka 12 persen sedangkan suku bunga acuan diangka 6,25 persen, selisih yang cukup tinggi itu menyebabkan perusahaan masih enggan pinjam mengajukan kredit. (gus).

Kamis, 19 November 2009

Indeks mencari faktor pendorong

Pada perdagangan saham kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup menguat 10,44 poin di level 2.484,23 setelah sempat anjlok ketitik terendahnya di 2.451,71 di awal perdagangan. Total nilai transaksi mencapai sekitar 4,6 triliun rupiah dengan 7,8 miliar saham diperdagangkan.








Saham-saham yang tergabung dalam Grup Bakrie tampak aktif diperdagangkan seperti DEWA (+14poin ke Rp188), BUMI (+50poin ke Rp2.625), BNBR (+1 poin ke Rp96), ENRG (ditutup tetap di level Rp290), dan BTEL (-1 poin ke Rp146).

Selain itu, saham-saham lain yang turut aktif diperdagangkan adalah ASII (+600 poin ke Rp34.250), ANTM (+25poin ke Rp2.450), RAJA (+37 poin ke Rp189), dan BKSL (+5 poin ke Rp100).

Tadi malam waktu Jakarta, perdagangan saham di Wall Street mengalami aksi jual terutama saham-saham teknlogi dan saham-saham konstruksi perumahan. Prediksi yang mengecewakan pada saham-saham teknologi dan angka konstruksi perumahan yang anjlok dibulan Oktober turut mendorong kejatuhan indeks Dow Jones. Dow Jones turun 11,11 poin atau 0,1% ke level 10.426,31.

Pagi ini, saham-saham dibursa Asia Pasifik dibuka beragam. Saham Nikkei Jepang dan Taiwan dibuka melemah antara 0,06% — 1,28%. Sementara itu, saham-saham lainnya dibuka menguat antara 0,03% — 1%. IHSG kami harapkan akan bergerak antara 2.461 — 2.497 dengan kecenderungan untuk mengalami koreksi melihat kelanjutan proses peradilan dalam kasus antara Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK setelah adanya rekomendasi dari Tim 8 bentukan Presiden SBY.

Rabu, 18 November 2009

Carrefour Kian Ekspansif

BATAM – Perusahaan ritel Carrefour Indonesia berencana membuka lebih dari enam gerai di Jawa dan Sumatra pada 2010, dipicu proyeksi pertumbuhan sektor ritel lebih dari 15 persen pada tahun depan akibat mulai membaiknya kondisi ekonomi nasional dan global.







Corporate Affairs Director Carrefour Indonesia, Irawan D Kadarman kepada Koran Jakarta mengatakan, pihaknya bakal lebih ekspansif pada tahun depan dibanding 2009, untuk itu akan dibuka lebih dari enam gerai Carrefour di beberapa kota di Jawa dan Sumatra antara lain di Batam dan Jakarta. Sementara itu, pada tahun ini perseroan telah membuka sekitar enam gerai antara lain di Jakarta, Serang, Kerawang dan Medan.
Dengan demikian, jumlah gerai Carrefour saat ini sebanyak 46 gerai yang berada di 11 kota besar Indonesia antara lain, Jabodetabek, Medan dan Palembang.

“Pada tahun ini perseroan telah menahan sejumlah rencana investasi akibat dampak krisis keuangan global dan rencana itu akan direalisasikan pada tahun depan sehingga pada 2010 kami bakal lebih ekspansif,” katanya, Rabu (18/11).

Dana yang disiapkan untuk ekspansi usaha tersebut, menurut Irawan cukup besar namun sayangnya dia tidak dapat menyebut angkanya. “Dananya pasti besar lah, tapi saya tidak bisa sebutkan saat ini,” katanya.

Selain membuka gerai, Carrefour juga akan menambah jumlah item produk yang dipasarkan, saat ini jumlah item produknya baru mencapai 30 ribu sampai 40 ribu item yang bekerjasama dengan 4000 pemasok. Sebagian besar produk yang dipasarkan atau 95 persen merupakan produksi dalam negeri.

Untuk itu, katanya, perseroan akan menambah jumlah pemasok atau agen yang bisa men-suffort produknya ke perusahaan.

Sementara itu, untuk menghadapi persaingan bisnis dengan kompetitor, menurut Irawan pihaknya akan meningkatkan layanan kepada masyarakat dengan cara memperbaiki ruangan agar lebih nyaman dan menjual barang sesuai dengan kebutuhan atau keinginan konsumen.

“Strategi kami selalu berorientasi pada konsumen, sehingga barang yang dijual disetiap gerai Carrefour berbeda beda dan tidak sama karena barang yang dijual tersebut akan disesuaikan dengan keinginan masyarakat di tempat tersebut,” katanya.
Terkait dengan kinerja tahun ini, Irawan tidak dapat menyebutkan secara rinci namun diperkirakan pendapatan dan laba bersihnya lebih rendah disbanding 2008.
Sementara itu, pendapatan Carrefour SA secara konsolidasi di seluruh dunia pada 2008 merosot 45 persen disbanding 2007 akibat melemahnya penjualan dan penurunan harga.

Pendapatan bersih Carrefour SA di 2008 sebesar 1,27 miliar euro atau 1,6 miliar dollar AS, lebih rendah dibanding 2007 yang mencapai 2,3 miliar euro. Carrefour SA diketahui mengurangi target penjualan dan labanya sebanyak dua kali pada fiskal tahun lalu.

Ketua Departemen Data dan Informasi Pasar Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey mengatakan, industri ritel tahun 2010 diperkirakan lebih baik disbanding 2009 karena dampak resesi global mulai mereda dan pertumbuhan ekonomi nsaional diprediksi meningkat.

Aprindo kata dia memprediksi pertumbuhan sector ritel tahun depan lebih dari 15 persen bahkan bisa mencapai 20 persen, sehingga wajar bila perusahaan ritel akan ekspansif tahun depan bahkan beberapa perusahaan rite lasing juga berencana akan mengembangkan bisnisnya di Indonesia seperti yang akan dilakukan oleh perusahaan ritel asal Korea Selatan yakni Lotte Mart.

Sementara itu, PT Matahari Putra Prima Tbk diketahui telah menyiapkan dana investasi sebesar satu triliun rupiah untuk membuka gerai dan perbaikan format gerai pada tahun depan, sedangkan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk diketahui telah menyiapkan dana investasi 600 miliar rupiah untuk menambah gerai pada tahun depan.

Wakil Presiden Direktur Alfamart Henryanto Komala kepada Koran Jakarta mengatakan, jumlah investasi yang disiapkan tahun depan lebih tinggi dibanding tahun ini yang hanya 500 miliar rupiah, karena proyeksi pertumbuhan tahun depan lebih baik.
Alfamart berencana membuka lima kantor cabang atau pusat distribusi pada 2010 di Klaten, Bali dan Balaraja sedangkan dua kantor cabang lagi belum ditentukan tempatnya. (gus).

Selasa, 17 November 2009

Izin Pelabuhan International Harbour Bay Dipertanyakan

BATAM – Anggota DPRD Kota Batam, Pengusaha dan Lembaga Masyarakat di Batam mempermasalahkan operasional Pelabuhan Ferry International Harbour Bay karena dinilai menyalahi izin. Pelabuhan yang hanya mendapat izin operasi sebagai pelabuhan khusus tersebut saat ini melayani penumpang umum sehingga menimbulkan kerugian bagi pemerintah.







Demikian terungkap dalam hearing Komisi I DPRD Kota Batam dengan sejumlah elemen masyarakat dan pengusaha Batam (17/11).

Anggota Komisi I DPRD Kota Batam dari Fraksi PAN, AA Sany mengatakan, pengelola pelabuhan Harbour Bay dinilai tidak memiliki izin operasi sebagai pelabuhan umum sehingga bila pelabuhan itu melayani penumpang umum sudah menyalahi aturan dan mestinya pejabat berwenang melakukan tindakan untuk menghentikan operasi pelabuhan tersebut.

"Izin yang dimiliki Harbour Bay seperti hantu karena pengelola pelabuhan itu tidak dapat menunjukan bukti adanya izin operasional sebagai pelabuhan umum, anehnya belum ada tindakan apapun dari aparat,” katanya, Rabu (18/11).

Pengelola pelabuhan juga diketahui tidak mengindahkan teguran yang telah disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. R.H.B.XXXV.9/UK.24 dan Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor PU,60/I/8/DJPL-07 tentang teguran atas operasional Harbour Bay.

Akibatnya, negara dirugikan dari aktivitas pelabuhan Harbour Bay karena mengurangi penerimaan negara dari pelabuhan umum yang telah beroperasi secara resmi.
Ketua Komisi I DPRD Kota Batam Basri Harun mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti hasil hearing yang dilakukan pada Selasa (17/11) dan akan memanggil manajemen Harbour Bay untuk dimintai keterangan.

"Kita akan follow up dan menindaklanjuti laporan teman-teman dari LSM dan segera memanggil manajemen Harbour Bay dalam hearing berikutnya,'' kata dia.

Kabid Kepelabuhanan Kantor Pelabuhan Otorita Batam Tri Pudianto yang hadir dalam hearing tersebut mengatakan, pihaknya sudah memberi peringatakan kepada manajemen Harbour Bay soal penyalahgunaan izin operasi tersebut, namun sampai saat ini pengelola masih belum mengindahkan.

General Manager PT Synergy Tharada pengelola Pelabuhan Ferry Internasional Batam Centre kepada Koran Jakarta pernah mengatakan, aktivitas illegal yang dilakukan pengelola pelabuhan Harbour Bay itu dinilai telah mengurangi setoran perusahaannya ke negara, pasalnya jumlah penumpang yang melalui pelabuhan Batam Centre turun hingga 50 persen, sehingga pendapatan menjadi berkurang.

Sementara itu, General Manager PT Indodharma Corpora yakni perusahaan pengelola pelabuhan penumpang internasional Sekupang, Julmarly menambahkan, pemerintah mestinya bisa bersikap tegas untuk menertibkan pelabuhan tidak resmi di Batam, karena pelabuhan tidak resmi di Batam sangat banyak jumlahnya, dan tidak hanya pelabuhan rakyat, tapi juga pelabuhan penumpang ada juga yang illegal, seperti pelabuhan Harbour Bay.

Menurut dia, beroperasinya pelabuhan Harbour Bay sebagai pelabuhan umum padahal izinnya merupakan pelabuhan khusus telah mengurangi pendapatan perusahaan pelabuhan penumpang yang resmi hingga lebih dari 50 persen disebabkan turunya jumlah penumpang, sehingga investasi yang telah dikeluarkan miliaran rupiah dikuatirkan lama pengembaliannya.

“Jumlah penumpang kami sekarang anjlok, kalau dulu bisa mencapai 45 ribu per bulan, saat ini tinggal 20 ribu per bulan,” katanya. Akibatnya, kata dia, investasi perseroan diperkirakan akan lama pengembaliannya.


Harbour Bay

Salah satu Direktur Pengeola Harbour Bay Sudiharto mengatakan, pihaknya sudah menanamkan investasi cukup banyak untuk membangun kawasan terpadu dan pelabuhan Harbour Bay sehingga seluruh prosedur perizinan sudah dikerjakan.

Pelabuhan Harbour Bay sendiri saat ini banyak dijadikan tempat untuk bepergian ke Malaysia dan Singapura karena masyarakat memang menghendakinya.

“Kami tidak dapat melarang masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas pelabuhan yang kami bangun karena mereka memang menginginkannya,” kata dia kepada Koran Jakarta, Rabu (17/11).

Terkait dengan izin yang dipersoalkan pengusaha, anggota DPRD dan LSM di Batam, dia mengatakan akan mempelajarinya dan belum bisa berkomentar banyak karena harus mendapat informasi dari pimpinan perusahaan. (gus).



Senin, 16 November 2009

Inflasi November Diperkirakan Rendah, Saham Memiliki Dorongan Naik

Pekiraan bahwa indeks harga konsumen selama November akan mengalami kenaikan rendah bahkan menuju ke arah deflasi diperkirakan bakal memberi dorongan baru bagi saham-saham di Bursa Efek Indonesia. Kepala Biro Pusat Statistik dalam rapat dengar pendapat dengan DPR menyatakan bahwa pergerakan harga-harga selama 3 minggu terakhir bulan ini menurut BPS stagnan, bahkan cenderung deflasi. Salah satu faktor penting adalah penguatan IDR terhadap USD, membaiknya distribusi dan infrastruktur serta tersedianya pasokan barang secara normal.








Perkembangan ini sangat positif bagi bursa. Kami memandang bahwa sektor-sektor yang sensitif terhadap inflasi seperti barang konsumen, perbankan dan keuangan, eceran, telekomunikasi, farmasi, jalan tol, otomotif dan properti memiliki dorongan naik. Salah satu faktor positifnya adalah membaiknya daya beli masyarakat.

Beberapa hal positif lainnya adalah komitmen Pemerintah untuk mempercepat penyerapan dana stimulus. Diharapkan Pemerintah bisa melakukan inisiasi-inisiasi atas program-program percepatan penyerapan dana stimulus tersebut.

Kasus Bibit - Chandra

Setelah beberapa hari melakukan kunjungan kerja ke KTT APEC di Singapura, Presiden SBY mendapat PR yang paling ditunggu-tunggu masyarakat sehubungan dengan kasus dugaan penyalahgunaan wewenang dan dugaan pemerasan oleh Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah serta Bibit Samad Rianto. Setelah melakukan verifikasi terhadap setiap ’pelaku’ Tim 8 yang dibentuk oleh Presiden SBY menyelesaikan verifikasi dan rekomendasi yang akan diberikan kepada Presiden perihal kasus Bibit dan Chandra.

Pagi ini Jakarta, Presiden dijadwalkan bertemu dengan Tim 8. Masyarakat dan pers telah mengambil posisi pemihakan kepada Bibit dan Chandra menyusul diputarnya rekaman pembicaraan antara beberapa pejabat Polri dan Kejaksaan dengan Anggodo untuk ’mengatur’ tuduhan palsu kepada Bibit dan Chandra. Presiden nampaknya tidak banyak memiliki pilihan sebagaimana tuntutan rakyat dan pers seputar kasus tersebut. Namun bila Presiden mengambil langkah-langkah yang tidak popular maka pelaku pasar berubah khawatir situasi ini menyeret Jakarta ke krisis kepercayaan.

Dolar AS Kembali Jatuh dorong Saham dan Komoditi di New York

Pelemahan USD telah mendorong pelaku pasar memborong saham dan komoditi di bursa-bursa Global seperti New York. Pelaku pasar di Wall Street semakin percaya diri setelah Gubernur The Fed, Ben Bernanke menyatakan bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga hingga perekonomian AS dirasakan memasuki jalur pemulihan secara mantap dan tidak terlalu mengkhawatirkan akan pelemahan USD. Lebih jauh Bernanke menyatakan bahwa inflasi di AS juga telah tertahan seiring dengan lesunya permintaan.

Atas pernyataan ini indeks-indeks saham di New York melonjak rata-rata di atas 1%. Indeks Dow sendiri naik 1,33% ke 10.406. Indeks S&P500 juga naik 1,45% ke 1.109.

Terpicu oleh pelemahan USD yang nampaknya diharapkan oleh bank sentral AS sebagai jalan untuk mendorong pemulihan ekonomi di sana, harga minyak kembali naik mendekati titik $79. Sementara itu harga emas juga mulai galak lagi dan naik menembus titik tertinggi di $1.140.

Minggu, 15 November 2009

Krisis Listrik Hambat FTZ

BATAM – Status FTZ atau Kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas di Batam, Bintan dan Karimun (BBK) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dinilai belum efektif mendorong investor ke wilayah tersebut karena sampai saat ini baru sekitar 12 investor asing yang masuk sejak diberlakukannya status FTZ tersebut pada April 2009. Itu dipengaruhi krisis listrik dan belum efektifnya aturan yang ada.








Gubernur Provinsi Kepulauan Riau yang juga Ketua Dewan Kawasan FTZ BBK Ismeth Abdullah mengatakan, sejak status FTZ diberlakukannya untuk wilayah BBK pada April 2009, jumlah investor asing yang masuk dan merealisasikan investasinya ke wilayah tersebut sampai saat ini baru sekitar 12 investor yang bergerak di beberapa sektor antara lain galangan kapal dan perhotelan. Investor tersebut berasal dari beberapa Negara antara lain Korea, Jepang, Cina, Singapura dan Eropa.

Sementara itu, puluhan investor asing lainnya yang sudah menyatakan ingin berinvestasi di BBK, menunda bahkan ada yang membatalkan rencana investasi tersebut karena permasalahan listrik.

Menurut Ismeth, Provinsi Kepri khususnya wilayah Bintan dan Karimun yang menjadi kawasan FTZ sampai saat ini masih mengalami krisis listrik yang cukup parah. PLN sejak beberapa tahun lalu sampai saat ini tidak melakukan penambahan daya sehingga terjadi antrian ribuan pelanggan.

“PLN belum mampu menambah daya sehingga persoalan listrik masih menjadi kendala dan penghambat implementasi FTZ,” katanya, Senin (16/11).

Lambanya kerja PLN dalam mengatasi krisis listrik di Kepri, menurut Ismeth disebabkan jalur birokrasi yang terlalu panjang. PLN cabang Tanjung Pinang yang bertanggung jawab di Kepri harus melapor terlebih dahulu ke PLN wilayah di Pekanbaru Provinsi Riau, selanjutnya baru diteruskan ke PLN Pusat.

Birokrasi yang panjang tersebut menyebabkan keputusan yang diambil oleh PLN Pusat menjadi lama, sehingga hampir seluruh wilayah Kepri sampai saat ini mengalami krisis listrik.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Tanjungpinang Bobby Jayanto menambahkan, listrik merupakan infrastruktur vital bagi perkembangan sebuah daerah oleh karenaya ketersediaanya menjadi penting untuk mendorong perekonomian daerah.

"Listrik ini sebenarnya masalah klasik, kalau dibicarakan pasti kembalinya ya kepada PLN itu sendiri. Ironisnya, semakin hari, di saat orang sudah berlomba-lomba menciptakan industri yang lebih besar, kita justru masih berkutat pada soal listrik, listrik dan listrik. Kapan majunya daerah kita ini," katanya.

Menurut Bobby, Kadin akan menggesa PLN untuk segera mengatasi krisis listrik di Provinsi Kepri, pasalnya investor tidak akan tertarik untuk menanamkan investasinya di Kepri khususnya di BBK bila tidak tersedia listrik.

Selain masalah listrik, belum efektifnya FTZ BBK dalam menjaring investor asing juga dipengaruhi oleh belum diperbaikinya aturan FTZ.

Sekretaris Dewan Kawasan FTZ BBK Jon Arizal kepada Koran Jakarta mengatakan, aturan FTZ BBK yang ada saat ini yakni Peraturan Menteri Keuangan nomor 45,46 dan 47 tahun 2009 soal FTZ BBK belum efektif dan masih membingungkan pengusaha sehingga akan direvisi sesuai dengan janji Menteri Keuangan Sri Mulyani pada enam bulan pertama sejak aturan itu diberlakukan pada April 2009.

Jon menyebut beberapa aturan yang perlu diperbaiki antara lain soal aturan barang masuk dan barang ke luar di pelabuhan terkait dengan tanggung jawab Bea dan Cukai serta aturan mengenai masterlist. Kedua aturan itu dinilai memberatkan pengusaha sehingga perlu direvisi. (gus).



Pemerintah Siapkan Stimulus untuk Dongkrak Bursa

Langkah Pemerintah mempersiapkan percepatan penyerapan defisit APBN Perubahan sebagai program stimulus 100 hari pemerintahan SBY diharapkan akan mendongkrak kinerja Bursa Efek Indonesia dalam minggu-minggu ke depan ini. Langkah ini meliputi percepatan penyaluran dana defisit APBN Perubahan sebesar,8 triliun rupiah di mana per Oktober 2009 hanya mampu terserap 42,7 triliun rupiah atau 33 persen saja. Untuk itu Pemerintah SBY telah menyiapkan 131 rencana aksi dari 45 program pada 100 hari pertama Pemerintahan SBY.







Sementara itu diberitakan pula bahwa Bank Indonesia sedang merencanakan untuk melakukan studi tentang rentang bunga perbankan Indonesia yang dirasa terlalu tinggi yaitu 4 – 5 persen berbeda dengan rentang bunga bank-bank di kawasan Asia Timur yang hanya 2 – 3 persen. Bahkan bank besar seperti Bank BRI (BBRI), Bank BCA (BBCA) serta Bank Danamon, telah mencetak rentang bunga antara 9,5-11 persen.

Hal ini diperlukan sebagai bagian dari upaya bank sentral untuk menerapkan rejim bunga rendah guna mendorong sektor riil kita untuk tumbuh. Sektor riil Indonesia, terutama yang berorientasi ekspor, telah mengalami kemerosotan daya saing akibat salah satunya dari tingginya suku bunga pinjaman.

Pernyataan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Darmin Nasution, ini telah membuat pasar nervous. Saham-saham perbankan Jumat kemarin mengalami kemerosotan atas pernyataan ini. Namun kami meyakini bahwa Bank Indonesia tidak akan mengambil langkah yang gegabah seperti secara cepat menekan bank-bank untuk menekan suku bunga pinjaman atau suku bunga deposito. Secara bertahap, suku bunga deposito memang mengalami penurunan berkaitan dengan semakin rendahnya penetapan penjaminan deposito oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS). Sebaliknya kompetisi yang sehat juga akan mendorong suku bunga pinjaman.

Ekonomi Dunia masih tidak Menentu

Sementara itu data ekonomi AS yang secara mingguan dikeluarkan masih sangat beragam. Bila pada awal November, pertumbuhan GDP AS meyakinkan di 3,4 persen maka data yang keluar satu minggu yang lau menunjukkan bahwa ekonomi AS masih dihantui oleh tingginya pengangguran, menembus 10,2 persen di Oktober 09. Tidak hanya sampai di sana, pejabat the Fed Kamis menyatakan bahwa ekonomi AS tidak akan mampu menyerap lapangan kerja yang besar sehingga diharapkan akan memberi kontribusi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Semula pemodal meyakini pemulihan akan mendorong saham-saham di bursa-bura Global, namun dengan kenyataan demikian mereka mengurungkan niatnya untuk berinvestasi saham dan mengambil sikap wait and see.

Sementara itu di pasar komoditi, harga minyak jenis US light sweet bergerak lagi ke teritori positi di 77 dollar per barel. Harga emas pagi ini juga dikabarkan naik lagi menembus 1.100 dollar per once troy.(rilis)

Sabtu, 14 November 2009

Imigran Srilanka Diminta Tinggalkan Kepri

BATAM – Pemerintah Indonesia minta Imigran gelap asal Srilanka segera meninggalkan wilayah perairan Bintan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) karena NKRI tidak akan memberi tempat bagi imigran gelap tersebut.







Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu), Triyono Wibisono kepada sejumlah wartawan di Tanjung Pinang Provinsi Kepri Sabtu (14/11) mengatakan, Indonesia bukan tempat bagi para imigran gelap asal negara manapun, sehingga tidak ada alasan bagi Imigran asal Srilanka yang telah berada di perairan Bintan selama beberapa pekan untuk tetap berada di tempat tersebut.

"Sikap kita tegas bahwa negara Indonesia tidak akan memberikan wilayahnya untuk dijadikan tempat bagi imigran gelap," katanya.

Menurut dia, meskipun kemampuan diplomasi Indonesia terkait soal imigran itu terkesan lemah di forum Internasional, namun Triyono menegaskan bahwa Indonesia tidak akan menjadikan wilayahnya sebagai tempat bagi imigran gelap. Oleh karena itu, pengawasan terhadap 78 imigran gelap di Bintan itu akan dilakukan secara ketat.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Provinsi Kepulauan Riau, Eddy Wijaya menambahkan, Pemerintah Daerah telah melakukan koordinasi secara intensif kepada pemerintah pusat dalam melakukan pengawasan terkait keberadaan para imigran gelap tersebut. Tujuannya agar imigran itu tidak melarikan diri ke wilayah NKRI.

"Koordinasi kita dengan Pemerintah Pusat akan di intensifkan, khususnya dalam pengawasan terhadap para imigran gelap itu," katanya.

Sementara itu, Pemerintah Indonesia telah memperpanjang ijin Oceanic Viking, kapal berbendera Australia yang mengangkut imigran asal Sri Lanka ke perairan Pulau Bintan, Riau pada 26 Oktober lalu hingga sepekan kedepan.

Pemberian perpanjangan ijin itu merupakan kebijakan Pemerintah Indonesia yang memahami ada permasalahan yang masih dihadapi Australia untuk menyelesaikan negosiasi 78 imigran asal Sri Lanka tersebut.

Departemen Luar Negeri mencermati bahwa sebelumnya memang ada pernyataan Pemerintah Daerah setempat dan elemen-elemen masyarakat serta himpunan mahasiswa yang menolak keberadaan Imigran asal Srilanka tersebut. Namun dalam proses konsultasi, mereka berhasil diyakinkan bahwa pada waktunya nanti, setelah semua proses selesai, para imigran asal Sri Lanka tersebut bisa difasilitasi dan segera meninggalkan Tanjung Pinang. (gus).

PT Holcim Indonesia Tbk Lanjutkan Rencana Ekspansi

BATAM – Perusahaan semen PT Holcim Indonesia Tbk diketahui akan melanjutkan rencana pembangunan pabrik semen di Tuban Provinsi Jawa Timur dengan nilai investasi ditaksir 600 juta dollar AS, menyusul peningkatan konsumsi semen paska meredanya dampak krisis keuangan global.








Corporate Communications Manager Holcim Indonesia Budi Primawan kepada Koran Jakarta mengatakan, perseroan sebelumnya telah merencanakan pembangunan pabrik semen di Tuban pada tahun ini karena kapasitas produksi sudah maksimal. Namun, rencana tersebut dihentikan sementara waktu pada pertengahan tahun lalu disebabkan konsumsi semen nasional dan global diperkirakan melambat akibat dampak krisis keuangan global, sehingga bila produksi ditingkatkan dikuatirkan tidak bisa diserap pasar.

Namun, kata dia mulai meredanya dampak krisis keuangan global ditandai dengan peningkatan konsumsi semen maka perseroan mulai melakukan kajian ulang untuk rencana pembangunan pabrik tersebut, dan dari hasil kajian yang sedang dilakukan saat ini diharapkan manajemen akan memutuskan waktu yang tepat untuk mulai melakukan pengerjaan pabrik di Tuban tersebut.

“Rencana pembangunan pabrik di Tuban akan dilanjutkan dan saat ini sedang dilakukan kaji ulang untuk menentukan waktu yang tepat dimulainya proses pembangunan pabrik,” katanya, Kamis (12/11).

Pembangunan pabrik itu menurut Budi sangat penting untuk menambah produksi, karena pabrik yang ada saat ini yakni di Ragogong Provinsi Jawa Barat dan Cilacap Provinsi Jawa Tengah serta pabrik grinding mill semen di Ciwandan, Banten kapasitasnya sudah hampir maksimal.

Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sekitar 8,5 juta ton klinker, dan produksi perseroan saat ini mencapai 7-7,9 juta ton klinker. Sehingga untuk menambah produksi maka kapasitas pabrik harus ditingkatkan. Bila pabrik di Tubah tersebut selesai dibangun maka kapasitas produksi perusahaan diperkirakan menjadi 10 juta ton klinker.

Terkait dengan dana untuk pembangunan pabrik, kata dia saat ini dananya sudah tersedia dari kas internal dan pinjaman bank. Perseroan telah mendapat komitmen pinjaman dari International Finance Corporation (IFC), anak usaha Bank Dunia senilai 150 juta dollar AS, sementara itu dana yang dibutuhkan ditaksir 525 juta dollar sampai 600 juta dollar AS.

Menurut Budi, akan dilanjutkannya pembangunan pabrik di Tuban juga setelah melihat kinerja perusahaan pada kuartal tiga tahun ini, dimana telah terjadi penguatan penjualan sejalan dengan membaiknya situasi pasar.

Hingga September 2009, perseroan membukukan penjualan 4,1 triliun rupiah naik 8,3 persen disbanding periode sama 2008 yang 3,8 triliun rupiah. Dengan demikian, arus kas operasi bersih naik sebesar 79 persen dan laba bersih naik sebesar 4,0 persen menjadi. 567 miliar rupiah.

Kuatnya kemampuan kas ini cukup untuk mengurangi hutang jangka panjang Perusahaan sebesar 40 persen, hingga hanya tinggal 1,89 triliun rupiah selama 12 bulan terakhir. Selain itu, kas tersebut juga digunakan untuk mendanai investasi peningkatan kapasitas produksi Perusahaan melalui akuisisi pabrik di Malaysia .

Eamon Ginley, Presiden Direktur Holcim Indonesia dalam rilis yang disampaikan ke Koran Jakarta Kamis (12/11) mengatakan, pertumbuhan industri semen kedepan diperkirakan makin prospektif, meskipun situasi ekonomi global masih menunjukan bahwa sejumlah perekonomian di dunia masih belum pulih.

Namun, kata dia Indonesia menunjukan pertumbuhan ekonomi yang baik dibawah pemerintahan yang sekarang. Oleh karena itu, konsumsi semen dalam beberapa tahun kedepan akan meningkat untuk kebutuhan pembangunan perkotaan dan infrastruktur, perumahan serta berbagai fasilitas publik yang akan berkembang sejalan dengan meningkatnya jumlah dan pendapatan penduduk.

Konsumsi Melonjak

Sementara itu, data dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) seperti yang dikutif dari PT Kresna Securities yang dipublikasikan Kamis (12/111) menunjukkan angka konsumsi semen nasional mendekati 3,8 juta ton di bulan Oktober yang merupakan angka konsumsi bulanan tertinggi tahun ini.

Konsumsi semen bulan Oktober melonjak lebih dari 49 persen dibanding bulan sebelumnya dengan kembali normalnya jumlah hari kerja bulan tersebut paska liburan Lebaran dibulan sebelumnya.

Secara kumulatif, konsumsi semen nasional selama sepuluh bulan pertama tahun ini turun tipis sekitar 2,0 persen (year on year/yoy) menjadi lebih dari 31 juta ton dibanding 31,7 juta ton periode yang sama tahun lalu. Disini terlihat bahwa kegiatan pembangunan di Indonesia Bagian Timur masih cukup agresif sementara kegiatan pembangunan di Jawa dan Sumatra sedikit melambat dibanding tahun lalu.

Bila diamati kinerja tiga produsen semen nasional di Indonesia, Semen Gresik (SMGR) menunjukkan kinerja yang positif dengan membukukan pertumbuhan penjualan lebih dari 2,0 persen selama sepuluh bulan pertama tahun ini ditopang oleh pertumbuhan yang agresif dari unitnya di Indonesia Timur, Semen Tonasa yang tumbuh sekitar 14 persen. Selama sepuluh bulan eprtama tahun ini, SMGR menjual lebih dari 14juta ton semen dibanding 13,7juta ton semen tahun lalu.

Sementara itu, Holcim Indonesia (SMCB) menjual sekitar 4,2 juta ton semen atau turun lebih dari 7,0 persen (yoy) dari 4,5juta ton tahun lalu sedangkan Indocement TP (INTP) menjual 9,3 juta ton atau turun lebih dari 9,0 persen (yoy) dibanding 10,2 juta ton tahun lalu. (gus).

Kamis, 12 November 2009

Vegetarian, Mencoba Selamatkan Bumi

“Bumi memiliki cukup kebutuhan untuk manusia, tapi tidak untuk keserakahan manusia” (Mahatma Gandi).







Emisi atau pancaran Karbon Dioksida (CO2 atau zat asam arang yakni senyawa yang terdiri dari dua atom Oksigen dan Karbon) dalam sembilan tahun terakhir diketahui kian membubung tinggi meskipun keprihatinan akan pemanasan global menyebar di seluruh dunia. Emisi karbon naik 3,5 persen setiap tahun, sejak tahun 2000. Itu merupakan peningkatan tajam dari 0,9 persen pertahun pada era 90-an. Akibatnya adalah temperatur dalam satu abad ke depan dapat meningkat jauh lebih tajam dari perkiraan sebelumnya. Selain itu, pengamatan dengan satelit menunjukkan, tingkat permukaan air laut naik lebih cepat dari yang diperhitungkan.

CO2 adalah senyawa yang berbentuk gas di atmosfer bumi yang memiliki rata rata konsentrasi 387 ppm. Senyawa ini menjadi penting bagi kehidupan manusia di bumi karena menyerap gelombang inframerah dengan kuat sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke permukaan bumi.

Dr Rajendra K. Pachauri peraih nobel pada 2007 bersama Al Gore dalam pesanya di acara the 4th Asian Vegetarian Congress di Batam 6-10 Nopember 2009 menyebutkan, pemanasan global tidak diragukan lagi memang terjadi dan terus meningkat sebagaimana dibuktikannya berdasarkan observasi atas peningkatan suhu udara dan peningkatan permukaan air laut yang dilakukan sejak 1850.

Menurutnya, rata-rata tinggi permukaan air laut global naik 1,88 milimeter (mm) per tahun selama 1961 sampai 2003. Peningkatan itu berlangsung lebih cepat dalam periode 1993 sampai 2003 sekitar 3,1 mm per tahun, sehingga total peningkatan selama abad 20 diperkirakan 0,17 meter.

Kondisi itu dipengaruhi oleh penurunan Gletser atau es yang menempel di pegunungan serta cakupan salju di kutup utara dan selatan.

Menurut Rajendra yang merupakan Chairman of The United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change, penurunan Gletser pegunungan dan cakupan salju di belahan bumi utara dan selatan bisa terjadi karena naiknya suhu udara yang diperkirakan 1,8-4,0 derajat celcius, berdasarkan hasil observasi abad 20. Itu dipicu oleh emisi CO2 atau gas rumah kaca atau dikenal sebagai efek rumah kaca.

Emisi gas rumah kaca dihasilkan dari Konsentrasi CO2, Metana, Nitrogen Oksida yang diciptakan manusia dimasa lalu, sekarang dan masa datang yang terus menerus, lalu terakumulasi yang menyebabkan lapisan atmosfir bumi kian menipis, sehingga cahaya matahari yang masuk ke bumi tidak bisa lagi disaring secara sempurna akibat bocornya lapisan ozon, sehingga salju di kutup utara dan selatan mencair mengakibatkan volume air laut meningkat.

Dampak paling parah adalah, daratan atau pulau pulau kecil di dunia bakal tenggelam dan Indonesia sebagai negara kepulauan menjadi terancam.

Tidak hanya itu, efek rumah kaca juga menyebabkan perubahan iklim global sehingga bencana alam seperti gempa bumi dan lainnya akan sering terjadi akibat pergeseran kerak bumi.

Penyebab utama pemanasan global kata Rajendra adalah industri peternakan sebab 64 persen emisi ammonia yang menyumbang hujan asam secara signifikan dihasilkan dari industri itu.

Peternakan juga menjadi penyebab terbesar dari reduksi atau pengurangan biodiversitas (keanekaragaman hayati), sebab peternakan merupakan pendorong utama deforestasi atau pengundulan hutan.

Industri itu juga menjadi pendorong utama degradasi atau penurunan kualitas tanah, pencemaran, perubahan iklim, penangkapan ikan berlebihan, sedimentasi di area pantai, dan pemberi fasilitas untuk invasi spesien asing atas spesies lokal.

Dia mencontohkan, bila memproduksi satu kilogram daging sapi dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca dengan potensi pemanasan global setara dengan 36,4 kg CO2, melepaskan pupuk setara dengan 340 gram Sulfur Dioksida dan 59 gram Fosfat serta mengonsumsi energi 169 juta joule.

Dengan kata lain, satu kilo gram daging sapi setara dengan emisi CO2 yang dihasilkan sebuah mobil di Eropa setiap 250 kilo meter dan menghabiskan energi yang cukup untuk menyalakan lampu 100 watt selama hampir 20 hari. Disamping itu, lebih dari dua pertiga energi dihabiskan untuk memproduksi dan mengangkut pakan ternak.

Dari hasil penelitian Rajendra pada 2006 disebutkan, industri peternakan memproduksi sekitar 276 juta ton daging ayam, babi, sapi dan daging lainnya, jumlah itu empat kali lipat dibanding 1961. Lalu, secara rata-rata orang memakan dua kali lipat dibandingkan tahun 1961 atau sekitar 43 kilo gram per tahun.

Persentase produk hewani dalam pola makan telah meningkat secara konsisten di Negara Negara berkembang akibat pertumbuhan ekonomi sehingga terjadi perubahan pola dan gaya hidup yang memicu peningkatan permintaan daging dan produk susu.

Pasokan protein per kapita di Negara berkembang meningkat 123 persen di tahun 2000 dibanding 1960 an sedangkan protein dari sumber hewani meningkat 67 persen.

Bertambahnya populasi dan meningkatnya pendapataan, bersamaan dengan preferensi makanan atau pola makan yang berubah meningkatkan secara cepat permintaan akan produk peternakan seiring dengan globalisasi yang meningkatkan perdagan gan bahan dan produk peternakan. Produksi daging global diproyeksikan meningkat lebih dari dua kali lipat dari 229 juta ton di tahun 1990 menjadi 465 juta ton di tahun 2050 dan produksi susu meningkat dari 580 juta ton menjadi 1943 juta ton.

Antara 1950-2000 populasi manusia bertambah lebih dari dua kali lipat dari 2,7 miliar menjadi 6,7 miliar sedangkan produksi daging meningkat lebih dari lima kali lipat dari 45 miliar kg menjadi 233 miliar kg per tahun. Saat ini konsumsi daging global rata rata 100 gram per orang per hari yang bervariasi dari 200-250 gram di Negara kaya hingga 20-25 gram di Negara miskin.

Oleh karena itu, kata dia wajar bila industri peternakan menjadi faktor utama penyebab pemanasan global dan lebih parah dibanding polusi yang dihasilkan dari industri pabrik ataupun pengundulan hutan. Sehingga tidak ada lagi cara bagi manusia bila ingin mencoba menyelamatkan bumi dari pemanasn global, selain mengurangi konsumsi daging dan mencoba hidup dengan vegetarian.

“Global warming tidak bisa dihentikan, kecuali manusia mengurangi konsumsi daging,” katanya.

Ahli Gizi Kusharisupeni yang juga menjadi peserta dalam the 4th Asian Vegetarian Congress di Batam 6-10 Nopember 2009 mengatakan, vegetarian adalah orang yang hidup dari produk yang berasal dari tumbuhan dengan atau tanpa mengonsumsi susu dan telur berikut produk olahannya.

Gaya hidup dengan pola makan tanpa produk hewani tersebut pastinya bisa mengurangi pertumbuhan industri peternakan yang menjadi penyebab utama pemanasan global. (gus).







Dari Kongres Vegetarian Asia Pasifik ke-4 di Batam

Kongres Vegetarian Asia Pasifik ke empat atau the 4th Asian Vegetarian Congress
yang berlangsung di Batam dari 6-10 Nopember 2009, menghasilkan beberapa catatan penting bagi warga dunia yang tertuang dalam Joint Statement for a Better World yakni, Pertama, Masyarakat internasional diminta untuk kembali pada pola hidup berbasis nabati, sebab dengan cara ini kita bisa menyelamatkan kualitas kesehatan manusia, hewan dan lingkungan.








Kedua, Komunitas vegetarian Asia Pasifik menentang eksploitasi terhadap setiap bentuk kehidupan dan lingkungan bagi pola hidup manusia yang tidak bertanggung jawab atau yang fokus pada manusia semata dan mengindahkan mahkhluk hidup lainnya.

Ketiga, Vegetarian adalah pola hidup yang menghargai nilai nilai kehidupan yang hakiki dan alami untuk keharmonisan alam dan perdamaian dunia. Demikian dikatakan, Jowly Yohanes, Asisten Sekretaris DPP Indonesian Vegetarian Society kepada Koran Jakarta, Selasa (10/11).

Kongres yang berlangsung selama lima hari itu, diikuti oleh 15 negara menghadirkan 45 orang pemimpin komunitas vegetarian se Asia Pasifik dan peraih nobel 2007 Dr Rajendra K Pachauri yang merupakan Chairman United Nations Intergovermental Panel on Climate Change. Sayangnya, Rajendra tidak dapat hadir pada saat saat terakhir dimulainya kongres dan dia hanya memberikan pesan dan sambutan melalui Video Conference.

Di sela sela kongres diputar film dokumenter berjudul Meat the Truth yang digarap oleh Marianne Thieme, yakni Anggota Parlemen vegetarian dunia pertama dari partai pencinta hewan Belanda.

Meat the Truth adalah film dokumenter yang dinilai masyarakat Eropa sebagai dokumentasi yang jauh lebih hebat dibanding film The Incovenient Truth milik Al Gore yang memaparkan bahwa industri peternakan bertanggungjawab atas lebih banyak emisi gas rumah kaca di seluruh dunia daripada akumulasi semua mobil, truk, kereta api, kapal dan pesawat udara di dunia. Keakuratan data dalam film dokumenter ini telah diverifikasi oleh FAO, the World Watch Institute, Institute for Environmental Studies, Free University Amsterdam dan sejumlah nara sumber ilmiah lainnya.

Industri peternakan bertanggungjawab atas 64 persen gas ammonia global, yang secara signifikan menyebabkan hujan asam, yang merusak kesuburan tanah dunia. Gas itu juga menjadi penyebab rusaknya daratan dan musnahnya habitat marjinal di permukaan Bumi. Disamping pemanasan global. Peternakan juga menyebabkan penggundulan hutan tropis untuk lahan merumput ternak, erosi daratan dunia, dan meluasnya pembentukan gurun pasir.

Selain membahas soal Perubahan Iklim Dunia, Kongres Vegetarian juga menjadi forum ilmiah kesehatan. Beberapa profesor gizi terkenal dan para ahli kesehatan dan gizi publik berkumpul membahas dan membuat langkah-langkah nyata global untuk menyadarkan masyarakat Asia Pasifik dan dunia terhadap resiko konsumsi daging.

Sebab, lemak jenuh, kolesterol, hormon pertumbuhan, antibiotik, dan racun lain akibat depresi hewan ternak merupakan penyebab langsung maupun tidak langsung salah satu atau beberapa dari sumber penyakit kanker, serangan jantung, diabetes, obesitas, malnutrisi serta menimbulkan masalah inefisiensi/pemborosan keuangan masyarakat dunia.

Pola konsumsi daging dunia juga menyebabkan inefiensi manajemen lingkungan hidup, sebab diketahui bahwa 0,6 hektar lahan peternakan hanya menghasilkan 20–82 pound protein. Seharusnya di atas lahan yang sama dapat dihasilkan 138-356 pound protein nabati.

Kontribusi Asia

Asia merupakan benua yang sedang mengalami peningkatan konsumsi daging yang sangat signifikan. Hal itu disebabkan oleh pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru dan perkembangan fast food life-styles. Akibatnya, negara-negara Asia sedang menghadapi peningkatan hebat penyakit degeneratif, malnutrisi, kematian akibat penyakit degeneratif, dan inefisiensi keuangan publik, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contohnya Indonesia yang memiliki catatan kasus anemia pada wanita terbesar di Asia tenggara hampir 50% yang menyebabkan kematian ibu yang paling tinggi di Asia Tenggara. Dinas Kesehatan Kota Batam yang menyebutkan, dari 220 pasien yang memperoleh bantuan Pemerintah Kota Batam, hampir 50 persen di antaranya menderita kanker.

Sebagai benua terluas dengan populasi manusia terbesar, ekonomi yang paling berkembang dan tingkat konsumsi daging yang terus naik, Asia berpotensi menjadi kontributor kerusakan lingkungan hidup terbesar dalam sejarah Planet Bumi. Ini berarti sikap pro-aktif setiap individu dan organisasi peduli kesehatan dan lingkungan hidup di negara-negara Asia dalam hal ini adalah sangat penting dan mendesak.

Menurut Jowly, hasil kongres nantinya akan disampaikan kepada para stake holder negara negara Asia Pasifik, dan untuk Indonesia akan disampaikan ke Menteri Kesehatan serta Menteri Lingkungan Hidup. Sementara itu, kongres Vegetarian Asia Pasifik ke Lima nantinya akan dilangsungkan di Cina. (gus).


Rabu, 11 November 2009

Konsumsi semen nasional Oktober tertinggi tahun ini

Data dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menunjukkan angka konsumsi semen nasional mendekati 3,8juta ton di bulan Oktober yang merupakan angka konsumsi bulanan tertinggi tahun ini. Konsumsi semen bulan Oktober melonjak lebih dari 49% dibanding bulan sebelumnya dengan kembali normalnya jumlah hari kerja bulan tersebut pasca liburan Lebaran dibulan sebelumnya.








Secara kumulatif, konsumsi semen nasional selama sepuluh bulan pertama tahun ini turun tipis sekitar 2% yoy menjadi lebih dari 31juta ton dibanding 31,7juta ton periode yang sama tahun lalu. Disini terlihat bahwa kegiatan pembangunan di Indonesia Bagian Timur masih cukup agresif sementara kegiatan pembangunan di Jawa dan Sumatra sedikit melambat dibanding tahun lalu.

Bila diamati kinerja tiga produsen semen nasional di Indonesia, Semen Gresik (SMGR) menunjukkan kinerja yang positif dengan membukukan pertumbuhan penjualan lebih dari 2% selama sepuluh bulan pertama tahun ini ditopang oleh pertumbuhan yang agresif dari unitnya di Indonesia Timur, Semen Tonasa yang tumbuh sekitar 14%. Selama sepuluh bulan eprtama tahun ini, SMGR menjual lebih dari 14juta ton semen dibanding 13,7juta ton semen tahun lalu.

Sementara itu, Holcim Indonesia (SMCB) menjual sekitar 4,2juta ton semen atau turun lebih dari 7% yoy dari 4,5juta ton tahun lalu sedangkan Indocement TP (INTP) menjual 9,3juta ton atau turun lebih dari 9% yoy dibanding 10,2juta ton tahun lal

Selasa, 10 November 2009

Indika terbitkan obligasi US$230 juta

Indo Integrated Energy II BV, anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) baru saja menerbitkan obligasi (senior notes) senilai US$ 230 juta pada 5 November 2009.








Indo Energy merupakan anak usaha INDY dengan kepemilikan 100%. Anak usaha ini didirikan khusus untuk penerbitan obligasi tersebut.

Obligasi Indo Energy ini berjangka waktu 7 tahun yang akan jatuh tempo pada 5 November 2016. Bunga yang ditawarkan mencapai 9,75% per tahun. Obligasi ini memperoleh peringkat B+ dari lembaga pemeringkat asing Fitch Ratings. Obligasi ini telah dicatatkan pada Singapore Stock Exchange.

Semula, INDY berencana menerbitkan obligasi senilai US$ 250 juta. Namun sepertinya hasil penawaran hanya mampu meraup US$ 230 juta.

Nasib serupa dialami oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang juga berencana menerbitkan obligasi melalui anak usahanya. Semula, BUMI menargetkan dana sebesar US$ 500 juta. Namun BUMI kini telah memangkas target penerbitan obligasinya menjadi sebesar US$ 300 juta dengan menawarkan bunga sebesar 12%.