Senin, 01 November 2010

Batam Butuh 5.000 Pekerja Baru

BATAM – Sejumlah 38 perusahaan di kota Batam saat ini membutuhkan setidaknya 5.000 pekerja baru untuk dipekerjakan di berbagai sektor antara lain, Galangan Kapal, Elektronik, Pusat perbelanjaan dan Rumah Sakit.



Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, Rudi Syakyakirti mengatakan, sebanyak 38 perusahaan asing dan nasional yang ada di Kota Batam dan Bintan saat ini membutuhkan sekitar 5.000 pekerja baru yang kebanyakan untuk diperkerjakan di industri galangan kapal atau shipyard serta elektronik.

”Tenaga kerja yang dibutuhkan di Batam saat ini umumnya untuk ditempatkan pada industri elektronik, industri galangan kapal, dan penempatan tenaga kerja ke luar negeri,” katanya, Rabu (13/10).

Ke-38 perusahaan tersebut antara lain, PT Mc Dermot Indonesia, PT Rubycon Indonesia, PT Epson Batam, PT Satnusa Persada Tbk, Matahari Department Store, Carrefour, Ramayana, PT Flextronic dan sejumlah rumah sakit. Kebutuhan pekerja baru tersebut akan didatangkan dari daerah lain di Indonesia, karena penduduk Batam terbatas.

Hingga saat ini jumlah tenaga kerja di Batam sekitar 400.000 orang yang merupakan pekerja lokal sedangkan pekerja asing sekitar 5.500 orang. Mereka bekerja di lebih dari 500 perusahaan asing dan nasional yang ada di Batam.

Walikota Batam Ahmad Dahlan mengatakan kebutuhan tenaga kerja di Batam cukup tinggi, namun untuk bisa bekerja di kota itu membutuhkan keterampilan dan pendidikan sehingga tidak seluruh masyarakat bisa bekerja.

Oleh karenanya, Ahmad Dahlan minta kepada pejabat terkait di lingkungan Pemko Batam agar meningkatkan pelatihan kerja pada masyarakat, caranya dengan memberdayakan peran BLK atau Balai Latihan Kerja.

Terkait dengan upah pekerja di Batam saat ini berlaku upah minimum sebesar 1.110.000,- rupiah per bulan. Namun, kebanyakan perusahaan mengaji pekerjanya sekitar 1.5 juta sampai 3 juta rupiah karena memasukan upah lembur. Sebagian besar perusahaan di Batam menerapkan jam lembur sekitar 5-7 jam perhari.

Untuk sektor tertentu misalnya perusahaan galangan kapal, mengaji pekerja operatornya sebesar 7.000 sampai 10.000 rupiah per jam, sehingga dalam satu bulan seorang pekerja galangan kapal di Batam memperoleh gaji sekitar 3 juta rupiah, jumlah itu bisa lebih tinggi jika pekerja tersebut menambah jam kerjanya.

Direktur Politeknik Batam Priyono Eko Sanyoto menambahkan, institusi pendidikan di Batam sudah bisa melahirkan lulusan yang terampil dan siap masuk ke dunia kerja, karena beberapa kurikulum yang diajarkan pada siswanya mengikuti kebutuhan industri. Sayangnya, jumlah lulusan pendidikan di Batam relatif sedikit dan tidak seimbang dengan kebutuhan tenaga kerja bagi industri sehingga dibutuhkan tambahan dari daerah lain di Indonesia. (gus).

Tidak ada komentar: