Minggu, 14 November 2010

Kepri Fokus di Sektor Kelauatan

TANJUNG PINANG – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) akan memprioritaskan sektor kelautan dalam pembangunannya selama 2011-2015, untuk itu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagian besar akan di gunakan untuk pengembangan industri kelautan.




Gubernur Kepri HM Sani mengatakan, melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Kepri yang di selenggarakan akhir Oktober lalu, Pemprov Kepri telah merumuskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011-2015.

RPJMD Kepri, kata dia akan fokus menangani potensi kelautan, ekonomi dan persoalan pendidikan. Sektor kelautan di Kepri, katanya perlu dikembangkan karena wilayah provinsi Kepri sebagian besar atau 96 persen merupakan laut dan hingga saat ini potensinya belum dimanfaatkan secara maksimal.

Padahal potensi kelautan di Kepri sangat besar, misalnya saja potensi perikanan yang mencapai lebih dari 1,2 juta ton yang terdiri dari ikan pelagis, demersal, udang, lobster, dan cumi-cumi. Ironisnya tingkat pemanfaatannya masih rendah berkisar 20 persen.

Untuk itu, kata Sani Pihaknya akan mengembangkan empat bidang usaha di sector kelauatan tesebut yakni budi daya kelautan, payau dan tawar, industri hasil laut, pengolahan ikan berbasis surimi dan pengembangan bioteknologi kelautan.

Untuk sektor budi daya kelautan, kata dia, mencakup pengembangan pertanian rumput laut serta budi daya ikan yang bernilai ekonomi tinggi seperti kerapu dan kakap. Wilayah pengembangannya dilakukan di Natuna, Anambas, Lingga, Karimun dan sebagian pulau Bintan. Pemerintah Provinsi Kepri juga mengembangkan pertanian rumput laut dan tambak udang untuk pengembangan sektor air payau.

Di sektor air tawar akan dikembangkan budi daya lele, gurami, ikan mas dan patin bagi masyarakat Kepri yang tinggal di daratan. Seiring dengan itu akan dikembangkan sektor hilirnya yakni membangun industri hasil laut yang canggih dan ramah lingkungan.

Dijelaskan, pengolahan ikan berbasis surimi dapat dijadikan sebagai pengembangan lain sektor kelautan untuk pasar internasional terutama kawasan timur jauh. Surimi adalah produk daging ikan lumat yang telah dicuci dengan air dan dicampur dengan krioprotektan untuk penyimpanan beku.

Selain perikanan, perairan Kepri juga kaya dengan Minyak dan Gas seperti yang ada di Natuna dan Anambas selain itu wilayah pesisir Kepri juga sangat cocok untuk pembiakan rumput laut.

Sementara itu Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Riau, ANdi Anhar Chalid minta kepada Dinas Perikanan dan Kalautan segera menindaklanjuti program pengembangan industri kelautan yang sudah di programkan pemerintah.

Menurutnya, selama ini sector kelautan seperti budidaya rumput laut di Kepri masih dikembangkan secara tradisional di Kabupaten Natuna dan di Kabupaten Karimun. Padahal potensi pengembangan dan pasarnya cukup besar.

Hal yang sama juga terjadi pada pengembangan sector perikanan yang masih dikelola secara tradisional oleh nelayan, padahal Kepri memiliki potensi

perikanan yang cukup besar, dan selama ini hanya dimanfaatkan nelayan asing.

Menurut dia, potensi perikanan di Kepri yang cukup besar itu selama ini banyak di curi oleh nelayan asing yang menggunakan teknologi canggih untuk menangkap ikan, sementara nelayan Kepri hanyalah nelayan tradisiolnal yang menangkap ikan dengan cara cara tradisional sehingga hasil tangkapannya relatif sedikit. (gus).

Tidak ada komentar: