Senin, 27 Juni 2011

Tingkat Kelulusan SLTP di Kepri Capai 97 Persen

BATAM – Jumlah siswa SLTP yang lulus di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tahun 2011 ini sebanyak 19.120 siswa atau mencapai 97 persen naik 14,04 persen dibanding tingkat kelulusan pada 2010 yang 83 persen.



Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepri, Atma Dinata mengatakan, dunia pendidikan di Provinsi Kepri patut berbangga karena persentase kelulusan SMP dan MTs tahun 2011 ini mencapai 96,68 persen atau naik 14,04 persen dibanding tingkat kelulusan tahun 2010 yang hanya 82,64 persen.

”Dari total peserta ujian 19.776 siswa, yang dinyatakan lulus 19.120 siswa dan tidak lulus hanya 656 siswa, terdiri dari 606 peserta dari SMP dan 50 murid MTs,” katanya, akhir pekan lalu.

Ditambahkan, nilai tertinggi siswa yang lulus di Kepri adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan angka rata rata 7,24, lalu Bahasa Inggris 7,20 dan Matematika 6,83 serta IPA 7,00.

Jika dilihat per kabupaten/kota, kata Atma, persentase kelulusan tertinggi SMP/MTs diraih Kabupaten Bintan. Menyusul Kota Batam, Karimun, Lingga, Anambas, Natuna, dan Kota Tanjungpinang. Tanjungpinang tercatat paling banyak siswanya tak lulus, yakni 321 siswa.

Sementara itu, jika dilihat nilai UN tertinggi, maka SMPN 3 Batam menjadi yang terbaik, dengan rata-rata nilai UN terbaik 35,25 yang diraih siswanya bernama Baqis Arche Nofinska.

Siswa SLB

Sementara itu, Kepala sekolah luar biasa negeri (SLBN) Tanjungpinang, Riasnelly mengatakan kecewa karena hasil ujian kelulusan siswa SLB belum dapat di umumkan.

"Setiap tahun pengumuman hasil Ujian Nasional (UN) SLB selalu terlambat, padahal siswanya hanya sedikit dan mestinya prosesnya bisa lebih cepat,” katanya.

Dikatakan, jumlah anak didiknya yang merupakan siswa SLB setingkat SLTP yang mengikuti UN tahun ini hanya berjumlah 5 orang. Dengan sedikitnya jumlah tersebut, mestinya hasil UN sepatutnya lebih mudah diproses.

Kepala Disdikpora Tanjungpinang, Syafrial Evi mengatakan, keterlambatan itu terjadi karena sistem pemeriksaan UN untuk SLB agak berbeda dengan
sekolah-sekolah lainnya.

"Sistem ujiannya berbeda, penilaiannya juga berbeda. Kalau pemeriksaannya melalui computer masih bisa cepat. Tapi untuk SLB, ada aspek lain yang juga turut diperiksa oleh pembantu-pembantu lain," kata Syafrial.

Syafrial menambahkan, sampai saat ini hasil UN untuk SLB masih ditangani pusat. Dia tidak mengetahui kalau keterlambatan ini sudah selalu terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Syafrial berjanji hasil UN SLB kedepannya akan diusahakan kelaur bersamaan dengan sekolah SLTP pada umumnya. (gus).

Tidak ada komentar: