Minggu, 26 Juni 2011

Natuna Siapkan Satu Pulau Untuk Penangkaran Penyu



NATUNA – Pemerintah Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyiapkan satu pulau tak berpenghuni menjadi pusat penangkaran penyu, seiring semakin langkanya hewan tersebut karena diburu manusia dan gangguan alam.



Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemkab Natuna, Izwar Asfawi mengatakan, Kepulauan Natuna merupakan habitat beberapa spesies Penyu yang sudah langka dan tidak dapat ditemui lagi di daerah lain. Beberapa pulau yang menjadi habitat penyu antara lain, Kepualau Subi Serasan, Bunguran, Letung dan Pulau laut.

Keberadaan penyu penyu tersebut kian hari kian berkurang karena diburu oleh manusia dan gangguan alam. Menurutnya, masyarakat lokal tidak hanya memburu induk penyu tetapi telur penyu juga ikut diburu untuk dijual. Akibatnya, populasi penyu di Natuna terus berkurang, terlebih kondisi cuaca yakni gelombang tinggi juga sering menghanyutkan telur penyu sehingga tidak dapat berkembang biak.

“Kami sudah menetapkan satu pulau yang tidak berpenghuni di Kecamtan Serasan dijadikan lokasi penangkaran penyu. Penetapan lokasi itu disesuaikan penelitian dan kondisi laut sekitar dan pantai,” katanya, Jumat (6/5).

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Natuna akan membuat penangkaran penyu di salah satu pulau yang tidak berpenghuni dan yang selama ini menjadi habitat alami penyu. Dengan adanya tempat penangkaran tersebut diharapkan populasi Penyu di Natuna bisa meningkat dan beberapa penyu langka juga bisa berkembang biak dengan baik.

Menurutnya, Pulau yang menjadi tempat penangkaran itu nantinya akan dijaga ketat oleh aparat keamanan dibantu masyarakat setempat yang sudah membentuk kelompok masyararakat pengawas (Pokmaswas) oleh DKP dan Coremap. Dengan demikian, penyu penyu yang akan bertelur dan menetaskan telurnya akan berkembang biak dengan sempurna.

“Saat ini penyu tidak hanya diburu induknya, telur penyu juga jadi incaran warga. Sehingga habitat dan populasinya semakin terancam,” katanya.

Sementara Ketua LSM NAME (Marine Ecorigen Natuna) kab natuna Aripin Mawi mengatakan, kepulauan Natuna sejak dahulu sudah menjadi habitat alami tujuh spesies penyu langka di dunia yakni penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu Kemp's ridley (Lepidochelys kempi), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu pipih (Natator depressus) dan penyu tempayan (Caretta caretta).

Penyu belimbing, kata dia merupakan penyu yang sudah sangat langka di dunia. Penyu tersebut memiliki ukuran yang sangat besar. Panjang badanya bisa mencapai 2,75 meter dan bobot 600 - 900 kilogram. Sedangkan penyu lekang adalah yang terkecil, dengan bobot sekitar 50 kilogram.

Adapun penyu yang sering ditemui di Natuna adalah penyu hijau. Penyu tersebut memiliki siklus bertelur yang beragam, dari 2 - 8 tahun sekali. Penyu jantan dari spesies penyu hijau menghabiskan seluruh hidupnya di laut sedangkan yang betina sesekali mampir ke daratan untuk bertelur. Penyu betina menyukai pantai berpasir yang sepi dari manusia dan sumber bising dan cahaya sebagai tempat bertelur yang berjumlah ratusan itu, dalam lubang yang digali dengan sepasang tungkai belakangnya.

“Pada saat mendarat untuk bertelur, gangguan berupa cahaya ataupun suara dapat membuat penyu mengurungkan niatnya untuk bertelur dan kembali ke laut,” katanya.

Menurutnya, hampir semua jenis penyu termasuk ke dalam daftar hewan yang dilindungi oleh undang undang nasional maupun internasional karena dikhawatirkan akan punah disebabkan populasinya yang terus berkurang. The World Conservation Union (IUCN) merilis beberapa jenis penyu yang terancam punah yakni penyu belimbing, penyu Kemp’s Ridley, penyu sisik, Penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang atau penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea), dan penyu tempayan atau loggerhead (Caretta caretta),

Sebagian masyarakat, menganggap penyu adalah salah satu hewan laut yang memiliki banyak kelebihan sehingga sering diburu. Selain tempurungnya yang menarik untuk cinderamata dagingnya yang lezat ditusuk jadi satu penyu berkhasiat untuk obat dan ramuan kecantikan

Lepas Penyu

Gubernur Kepri HM Sani melepas 230 ekor anak penyu di pantai Tanjung kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna pada Rabu (4/5). Pelepasan bibit penyu tersebut bertujuan melestarikan dan memberdayakan penyu agar tidak terjadi kepunahan, selain itu juga sebagai persiapan menjadikan Pulau Senoa sebagai kawasan konservasi dan budidaya penyu area kabupaten Natuna.

"Kepulauan Riau sangat potensial untuk pengembangan wisata bahari. Selain upaya pelestarian lingkungan juga meningkatkan gairah kepariwisataan di Natuna. Akhir bulan Mei nanti juga kita melepas penyu lagi di pantai Melang, Jemaja kabupaten Anambas," katanya.

Secara keseluruhan, Gubernur akan melepas penyu sebanyak 12 ribu ekor ke laut sebagai bentuk kepedulian pemerintah Kepri menjaga keseimbangan alam. Dia berharap agar penyu tersebut terus berkembangbiak sehingga ekosistem terjaga dengan baik. (gus).

Tidak ada komentar: