Minggu, 26 Juni 2011

Nelayan Di Batam Berhenti Melaut

BATAM – Nelayan di daerah Hinterland Batam berhenti melaut sejak satu pekan terakhir disebabkan sulitnya mendapat bahan bakar solar. Kondisi tersebut menyebabkan sejumlah nelayan beralih profesi untuk mempertahankan kehidupan keluarganya.



Seorang nelayan di daerah Bengkong Laut, Rahim mengatakan, sudah sejak satu pekan terakhir ini nelayan sulit mendapatkan bahan bakar solar di sejumlah agen penjualan BBM. Akibatnya, nelayan kehilangan matapencaharian sebab tidak dapat melaut karena mesin perahu tidak bisa dijalankan.

Jika kondisi itu terus terjadi hingga pekan depan, kata Rahim maka dikuatirkan sejumlah nelayan kehabisan bahan makanan karena nelayan tidak mampu membeli kebutuhan pokoknya disebabkan tidak ada penghasilan.

Untuk mengatasi hal tersebut, sejumlah nelayan ada yang beralih profesi dengan bekerja menjadi tukang ojek dan kerja borongan. Namun, hal tersebut tidak bisa menyokong perekonomiannya, sebab pekerjaanya sangat terbatas dn tidak berlangsung lama.

Oleh karenanya, warga berharap Pemerintah khususnya Pertamina dapat menyalurkan kembali BBM jenis solar ke agen agen penjualan di daerah hinterland agar nelayan bisa mendapatkan solar untuk melaut.

Sementara itu, Nelayan lainnya di daerah Tanjung Buntung, Amat mengatakan, kelangkaan solar yang terjadi saat ini sangat merugikan nelayan kecil. Namun bagi nelayan yang sudah mapan maka solar bisa diperoleh dengan harga dua kali lipat lebih tinggi dari harga normal.

Namun kondisi itu juga tidak menguntungkan bagi nelayan tersebut, karena biaya modal melaut sangat tinggi sedangkan hasil tangkapan belum tentu banyak.

Anggota Komisi III DPRD Kota Batam, Irwansyan mengatakan, manajemen Pertamina Batam harus diperbaiki karena tidak mampu mendistribusikan BBM dengan baik sehingga solar menjadi langka. Untuk itu, Pertamina diminta untuk meningkatkan pengawasan penyaluran BBM khususnya yang bersubsidi seperti solar.

“Bukan hanya lemah, Pertamina sama sekali tidak mengawasi distribusi BBM, padahal Pertamina juga berkewajiban melakukan pengawasan terhadap distribusi BBM,” katanya.

Menurut Irwansyah, kelangkaan solar tidak saja merugikan nelayan tetapi masyarakat lainnya juga sangat dirugikan. Untuk itu, DPRD Batam minta Pertamina segera mengatasi kelangkaan solar tersebut dengan berkordinasi ke intansi terkait.

Irwansyah juga menduga kelangkaan solar yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan ada pihak pihak yang membeli dengan jumlah berlebih dan memanfaatkan secara tidak bertanggung jawab

Sementara itu, di sejumlah SPBU di Batam seperti SPBU Simpang Kabil, Simapng KDA dan lainnya solar sudah habis. Hal tersebut terlihat dari pemasangan plang besar bertuliskan “Solar Habis” di depan pompa solar SPBU ini. (gus).

Tidak ada komentar: