Senin, 27 Juni 2011

Batam Impor Gula Putih

BATAM – Pemerintah Kota Batam mengimpor 9 ribu ton gula putih dari Thailand secara bertahap mulai Juni ini untuk mengantisipasi lonjakan harga jelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.



Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Ahmad Hijazi mengatakan, Pemerintah melalui Kementrian Perdagangan telah menyetujui impor gula untuk Kota Batam seiring tingginya permintaan jelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Kuota impor yang diberikan sebanyak 9 ribu ton yang akan dilakukan secara bertahap dimulai awal Juni ini sebanyak 2 ribu ton.

“Kebutuhan gula di Kota Batam meningkat tajam saat bulan suci Ramadhan. Jika pada bulan biasa rata-rata kebutuhannya sekitar 1.500 sampai 2.000 ton maka saat bulan Ramadhan bisa melonjak hingga mencapai 3.000 ton,” katanya, Rabu (1/6).

Jika pasokan tidak ditambah maka harga gula akan melonjak hingga lebih dari 12 ribu rupiah per kilo gram. Saat ini harga gula putih di Kota Batam rata rata 8.000 rupiah per kilo gram.

Impor gula putih dari Thailand, kata Hijazi sudah masuk ke Batam pada hari Selasa (31/5) yang diangkut oleh Kapal MV Royal Fortune berbendera Vietnam dan bongkar muat dilakukan di pelabuhan Batu Ampar.

Sementara itu, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Badan pengusahaan (BP) Batam, Dendi Gustinandar mengatakan, dua ribu ton gula impor yang sudah masuk dan saat ini di gudang pelabuhan Batuampar tersebut, bagian dari sembilan ribu ton gula yang akan didatangkan dari Thailand untuk menstabilkan harga gula di Batam agar lebih murah.

Impor dilakukan oleh enam perusahaan yang telah ditunjuk oleh BP Batam setelah menang dalam proses tender.

Impor gula yang dilakukan Pemerintah Kota dan BP Batam dinilai sejumlah kalangan bertentangan dengan kebijakan pemerintah, pasalnya, Menteri Perdagangan sewaktu berkunjung ke Batam beberapa waktu lalu berjanji tidak akan mengimpor gula kristal putih terhitung tanggal 15 April 2011 lalu.

Kebijakan itu diambil setelah memperhatikan stok gula pada Januari 2011 sebanyak 781.840 ton. Stok tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan gula nasional sampai musim giling di bulan Mei 2011. Sedangkan untuk April, tiga pabrik gula di Lampung sudah mulai menggiling tebu. (gus).

Tidak ada komentar: