Senin, 27 Juni 2011

Eksotisme Natuna Yang Belum Terjamah



Natuna adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia yang letaknya paling utara di selat Karimata. Tak hanya kaya dengan sumber daya alam minyak dan gas, Natuna ternyata menyimpan keindahan alam yang eksotik dan belum terjamah.



Gugusan Kepulauan Natuna dikelilingi laut dalam dan di bagian utara berbatasan langsung dengan perairan Vietnam dan Kamboja, di selatan berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi, di bagian barat dengan Singapura, Malaysia, Riau, dan di bagian timur dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat.

Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan dan Natuna dikenal sebagai penghasil Minyak dan Gas terbesar di Indonesia dengan cadangan minyak bumi diperkirakan mencapai 14.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680 barel, lebih besar dari kandungan Migas yang ada di Aceh.

Natuna ternyata juga menyimpan keindahan alam yang begitu eksotik masih asri dan belum banyak mendapat sentuhan manusia. Sebut saja seperti Pantai Tanjung, Pantai Sebagul, Pantai Teluk Selahang, Pantai Setengar, dan masih banyak lagi pantai yang bisa membuat pengunjung terpesona dengan keindahan pasir putih dan gelombang yang sangat menantang.

Sebagian pantai tersebut menjadi tempat favorit bagi penggemar snorkeling dan menjadi tempat penangkaran habitat penyu langka.

Lalu, bagi pecinta wisata bawah air, maka keindahan bawah laut di gugusan kepulauan Natuna akan menjadi magnet dan daya tarik tersendiri yang mengundang siapa saja untuk berkunjung.

Di Natuna juga terdapat obyek wisata gua dan batu-batuan seperti gua Batu Sindu, Batu Kapal, Alive Stone Park, dan sebagainya. Batu batu alam tersebut memiliki ukuran yang sangat besar dan tersebar di seluruh pulau. Dahulu, batu batu tersebut sering di olah warga setempat untuk di perjual belikan namun, Kini, oleh pemerintah setempat, batu-batu tersebut dilindungi dan dijadikan obyek wisata.

Bentuk batu-batuannya sangat unik, ada yang berbentuk Batu Kapal berupa dua batu besar yang berjajar. Rupanya menyerupai kapal besar yang terdampat di tepi pantai. Sedangkan Alive Stone Park berupa batu yang berdiri di atas serakan batu lainnya. Bentuknya menyerupai elips, dan mirip dengan batu yang ditemukan di Afrika.

Di Natuna juga bisa dijumpai spesies kera langka yang disebut oleh warga setempat dengan nama `kekah`. Hewan itu hanya hidup dan berkembang di Bunguran seperti di kawasan Gunung Sintu (Pian Tengah, Sepang, Seberang), gunung Ranai, dan Gunung Ceruk.

Bentuk kekah sangat unik, tubuhnya diselimuti bulu-bulu hitam tebal yang diselingi dengan warna putih pada bagian dada hingga kelihatan seperti mengenakan rompi putih dan pada bagian wajah. Mata kekah dikelilingi kulit berwarna putih dan abu-abu, dan terlihat seperti mengenakan kacamata.

Dengan kekayaan dan keindahan alam yang sangat menakjubkan tersebut, Natuna menjadi magnet bagi setiap orang untuk mengunjunginya namun keterbatasan infrastruktur memnbuatnya seolah terisolir.

Untuk mengunjungi Natuna saja, pengunjung sudah dibikin pusing dengan sarana transportasinya, sebab pesawat perintis yang terbang ke Natuna dari Batam jadwalnya tidak menentu sedangkan sarana transportasi laut sangat tergantung dengan kondisi cuaca. Jika cuaca mendukung maka pemilik kapal mau membawa penumpang ke Natuna tapi jika cuaca tidak mendukung maka kapal tidak bisa berangkat.

Bupati Natuna Ilyas Sabli mengatakan, pemerintahannya menyadari bahwa persoalan infrastruktur sangat menghambat pembangunan ekonomi di Natuna. Untuk itu, pihaknya siap menyediakan fasilitas yang dibutuhkan para investor yang berniat serius menanamkan modalnya di Natuna, khususnya di sector infrastruktur. Untuk itu, Pemerintah Daerah akan menyediakan lahan dan pembebasan pajak selama tiga tahun pertama.

"Kita akan melihat perusahaan mana yan serius berinventasi di daerah ini dan kami akan menyediakan fasilitas apa yang dibutuhkan para investor. Lahan akan kita sediakan dan mereka akan kita bebaskan dari pajak selama tiga tahun pertama," katanya. (gus).

Tidak ada komentar: