Minggu, 26 Juni 2011

Ribuan Warga Batam Rayakan Waisak



BATAM – Ribuan warga Batam akan memperingati hari suci Waisak 2555 BE yang jatuh pada hari Selasa (17/5) dengan berbagai cara seperti sembahyang bersama, prosesi lilin, pemandian pratima sidharta gautama, pagelaran seni serta makan bersama dengan menu vegetarian.




Salah satu vihara yang sibuk mempersiapkan Waisak di Batam adalah Maha Vihara Duta Maitreya yang merupakan salah satu vihara terbesar di Asia Tenggara.

Humas Maha Vihara Duta Maitreya, Alvin Octavianus Yolanda mengatakan, kesibukan menjelang Waisak sudah terlihat sejak dua minggu lalu karena Vihara Duta Maitreya akan dijadikan pusat peringatan waisak di Provinsi Kepulauan Riau. Untuk itu, panitia penyelenggara telah mempercantik vihara dengan penataan dekorasi serta membuat panggung ukuran 16 x 18 meter untuk pagelaran seni.

Menurutnya, ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan seperti sembahyang yang dilakukan mulai pagi hari, prosesi lilin, pemandian pratima Sidharta Gautama dan pagelaran malam kesenian pada malam harinya.

Untuk kegiatan sembahyang, beberapa tempat ibadah terlihat sudah bersih dengan berbagai sarana ibadah yang telah disiapkan. Di antaranya dupa sembahyang berwarna merah, buah-buahan seperti jeruk untuk persembahan serta lilin dan bunga yang diletakkan di beberapa mangkok berwarna putih serta 3.500 kursi di ruang ibadah utama.

Sedangkan untuk pemandian pratima, di depan ruang ibadah utama telah disediakan sebanyak tiga tempat pemandian, lengkap dengan kran air yang diletakkan di sebelah kanan tempat pemandian. Bagi para jemaah yang biasanya membawa pulang air setelah pemandian, juga telah disiapkan kantong plastik dengan ukuran tertentu.

”Persiapan sudah kami lakukan sejak minggu minggu lalu diantaranya latihan untuk pagelaran seni dan kegiatan bersih-bersih serta mempercantik vihara,” katanya, Senin (16/5).

Untuk memperingati Waisak tahun ini, kata dia panitia melibatkan puluhan pelajar kelas budaya yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Para pelajar budaya ini akan berada di Maha Vihara Duta Maitreya selama empat bulan. Selain itu, ratusan siswa-siswi mulai dari Play Group, TK, SD, SMP dan SMA Maha Vihara Duta Maitreya juga akan dilibatkan.

Keterlibatan para siswa sekolah Maha Vihara Duta Maitreya, terutama akan berperan dalam kegiatan malam kesenian. Yang di antaranya akan menampilkan kegiatan drama, tarian dan senam alam.

”Semua kegiatan yang ditampilkan dalam malam kesenian tersebut identik dengan penyampaian pesan-pesan kasih alam untuk mengajak umat manusia menyadari akan kebesaran alam semesta dan menyadari akan arti sebagai manusia,” katanya.

Sementara itu, Yayasan Buddha Tzu Chi cabang Batam menyediakan jamuan makan gratis vegetarian untuk 200 orang dalam satu hari selama satu bulan penuh. Selain itu, juga digelar serangkaian doa bersama seluruh umat Buddha di kampus Universitas Internasional Batam (UIB), Baloi.

Salah seorang pengurus Yayasan Buddha Tzu Chi Batam, Dewi mengatakan, untuk jamuan makan makanan vegetarian, masyarakat Batam bisa datang ke Yayasan Buddha Tzu Chi Batam dari jam 11.00 sampai selesai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjalin jodoh baik serta bisa berkumpul dan saling mengunjungi antar sesama manusia.

Makna Waisak

Hari Raya Trisuci Waisak merupakan salah satu hari raya pemeluk agama Buddha. Kata “Waisak” berasal dari bahasa Pali “Vesakha” atau di dalam bahasa Sansekerta disebut “Vaisakha”. Nama “Vesakha” sendiri diambil dari bulan dalam kalender buddhis yang biasanya jatuh pada bulan Mei kalender Masehi. Namun, terkadang hari Waisak jatuh pada akhir bulan April atau awal bulan Juni.

Menurut Alvin, Hari Raya Waisak sendiri dikalangan umat Buddha sering disebut dengan hari raya Trisuci Waisak. Disebut demikian karena pada hari Waisak terjadi tiga peristiwa penting, yakni kelahiran Pangeran Sidhartha Gautama, tercapainya penerangan sempurna oleh Pertapa Gautama, dan mangkatnya sang Buddha Gautama. Tiga kejadian tersebut yakni kelahiran, penerangan dan kematian terjadi pada hari yang sama ketika bulan purnama di bulan Waisak.

Pada hari waisak, pemeluk agama Buddha merayakannya dengan pergi ke wihara dan melakukan ritual puja-bhakti yang bertujuan untuk mengingat kembali ajaran sang Buddha, menyontoh perilaku sang Buddha dan melaksanakan ajaran agama Buddha.

Bagi umat Buddha, hal tersebut berarti menaati peraturan moral, seperti menghindari pembunuhan makhluk hidup, mencuri, berbuat asusila, berbohong dan mabuk-mabukkan. Selain kelima larangan tersebut, umat Buddha ketika hari Waisak biasanya mengembangkan cinta-kasih dengan cara membantu fakir-miskin atau mereka yang membutuhkan, melepas hewan (biasanya burung) sebagai simbol cinta-kasih dan penghargaan terhadap lingkungan, serta merenungkan segala perbuatan yang telah dilakukan apakah baik atau buruk sehingga diharapkan di masa mendatangkan tidak mengulangi perbuatan yang buruk yang dapat merugikan. (gus).

Tidak ada komentar: