Senin, 27 Juni 2011

Bank Riau-Kepri Segera Masuk Bursa

Bank Riau-Kepri terus berupaya meningkatkan modalnya untuk bisa bersaing di industri perbankan nasional. Setelah menawarkan obligasi pada Juli ini, perseroan bersiap untuk masuk bursa dengan melepas sekitar 20 persen sahamnya ke publik pada tahun 2013.



Direktur Utama Bank Riau Kepri, Erzon mengatakan, Kepala Daerah selaku pemegang saham telah mendorong perseroan untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada tahun 2013. Untuk itu, perseroan sedang mempersiapkan seluruh proses perijinan yang diharapkan rampung pada tahun depan.

Perseroan berencana akan melepas 10 sampai 20 persen saham perdana ke public, dan seluruh dana hasil IPO akan digunakan untuk mendukung ekspansi usaha dalam mengejar program BPD Regional Champions.

”Bank Riau Kepri juga akan membuka kantor cabang di Jakarta pada tahun depan dalam rangka menjadikan Bank ini sebagai bank nasional,” katanya.

Erzon optimistis rencana IPO bisa lakukan sesuai jadwal, sebab perseroan memiliki fundamental yang cukup bagus. Itu bisa dilihat dari rating dalam penawaran obligasi dengan peringkat A dari Fitch Rating. Selain itu, jumlah asset dan kinerja juga terus meningkat.

Untuk nilai asset, perseroan menargetkan pertumbuhan sekitar 2 triliun rupiah menjadi 15 triliun rupiah pada tahun 2011 ini. Sedangkan pertumbuhan laba bersih di targetkan sama dengan tahun 2010 lalu sebesar 45 persen.

Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan meningkatkan pertumbuhan kredit dan menambah kantor cabang baru supaya layanan kepada nasabah bisa dimaksimalkan.

Rencana Bank Riau-Kepri masuk Bursa dinilai sejumlah analis cukup tepat karena pasar sedang kelebihan likuiditas dan investor asing mempercayai pasar di Indonesia. Itu ditunjukan dengan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus melonjak dan diperkirakan akan melaju ke level 4.000 pada semester kedua 2011.

Pengamat pasar modal Steve Susanto mengatakan, ada tiga faktor dalam negeri yang mendorong pencapaian IHSG diangka 4.000 antara lain pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan dapat mencapai di atas 6 persen. Kedua, inflasi tidak akan melonjak di atas 6 persen, dan ketiga inflasi yang terkendali membuat Bank Indonesia (BI) akan tetap mempertahankan suku bunga di kisaran 6,75 persen.

Sedangkan faktor global yang mempengaruhi pasar modal Indonesia pada semester kedua antara lain pertama ekonomi Amerika Serikat dan Jepang yang belum pulih. Ekonomi Jepang dan Amerika Serikat yang masih berantakan membuat Indonesia masih akan menjadi tempat menarik untuk investasi sehingga dana asing masih akan masuk ke Indonesia..

Pengamat pasar modal lainnya, Felix Sindhunata mengatakan, untuk faktor domestik meski inflasi masih baik tetapi harus diperhatikan. Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi pasar modal pada semester kedua 2011 antara lain perekononomian Amerika Serikat yang belum kuat dan krisis utang di Eropa. Felix memprediksikan, IHSG juga berada di level 4.000 pada semester kedua 2011.

Membaiknya kondisi pasar menyebabkan sejumlah perusahaan akan berbondong bondong masuk bursa sehingga wajar jika Bank Riau-Kepri juga melakukan hal yang sama.

Felix optimis, penawaran umum saham perdana akan kembali marak pada semester kedua 2011. Seperti diketahui, tiga emiten telah mencatatkan saham perdana pada periode Januari hingga Februari 2011. Adapun ketiga emiten tersebut PT Megapolitan Development Tbk (EMDE) mencatatkan saham perdana pada 12 Januari 2011 dengan melepas 850 juta saham ke publik, PT Martina Bertho Tbk (MBTO) mencatatkan saham perdana pada 13 Januari 2011 dengan melepas 355 juta saham ke publik, dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatatkan saham perdana pada 11 Februari 2011 dengan melepas 6,33 miliar saham ke publik.

Felix menuturkan, penawaran umum saham perdana memang tidak begitu baik pada kuartal pertama 2011. Itu dipengaruhi faktor eksternal seperti krisis utang Eropa dan krisis Timur Tengah. Selain itu, kekhawatiran terhadap inflasi akibat kenaikan bahan kebutuhan pokok juga mempengaruhi sentimen bursa saham. Namun, kondisinya akan berubah di semester kedua ini dengan proyeksi lebih positif sehingga banyak perusahaan yang akan merealisasikan rencana IPO nya. (gus).

Tidak ada komentar: