Rabu, 06 Januari 2010

PT Duta Graha Indah Tbk Incar Kontrak Rp1,9 Triliun

JAKARTA – Perusahaan konstruksi PT Duta Graha Indah Tbk menargetkan nilai kontrak yang bisa diraih tahun 2010 sebesar 1,9 triliun rupiah, lebih tinggi dari realisasi kontrak yang diraih 2009 sebesar 1,8 triliun rupiah, dengan demikian penjualan di harapkan bisa tumbuh 12-17 persen pada tahun ini.




Sekretaris Perusahaan Duta Graha Djohan Halim kepada Koran Jakarta mengatakan, pihaknya menargetkan nilai kontrak yang bisa diraih tahun 2010 sebesar 1,9 triliun rupiah untuk mengejar pertumbuhan pendapatan 12-17 persen pada tahun ini.

“Target nilai kontrak tahun ini 1,9 triliun rupiah yang diharapkan dari proyek pemerintah di dalam negeri,” katanya, Rabu (6/1). Nilai kontrak 1,9 triliun rupiah tersebut, katanya lebih tinggi dibanding realisasi 2009 yang 1,8 triliun rupiah.

Ditambahkan, sebagian besar kontrak tersebut diharapkan diperoleh dari proyek pemerintah di dalam negeri, untuk itu pada Januari ini perseroan sedang mengincar beberapa proyek pembangunan gedung dan jalan pemerintah daerah di Jawa, Sumatra serta Kalimantan .

Selain dari dalam negeri, perseroan juga mengincar proyek pembangunan gedung di Brunai Darusalam milik pemerintah setempat. Nilainya cukup signifikan dan diharapkan bisa memberi kontribusi sekitar 500 miliar rupiah terhadap pendapatan tahun ini.

Untuk mengerjakan proyek di Brunai Darusalam tersebut, perseroan pada tahun 2009 lalu telah mengakuisisi 70 persen saham Amasjaya Sdn Bhd senilai 25 miliar rupiah. Perusahaan yang berlokasi di Brunai Darusalam tersebut bergerak di sektor konstruksi dengan peringkat lima sehingga memiliki akses untuk proyek-proyek besar.

Ditambahkan, perseroan juga mengincar sejumlah proyek konstruksi gedung di Arab Saudi senilai 100 juta dollar AS dan beberapa proyek di Aljazair serta Libya, Afrika. Untuk mendanai pengerjaan proyek di luar negeri tersebut, perseroan sedang menjajaki pinjaman dari beberapa bank lokal selain itu, perseroan juga akan bekerjasama dengan mitra lokal di negara tersebut untuk membantu pembiayaannya.


Menurut Djohan, perseroan sampai saat ini memang masih fokus mengerjakan proyek pemerintah karena pembiayaannya relatif lancar dibanding swasta, sehingga risikonya lebih kecil.

Untuk membiayai proyek tahun ini, kata Djohan pihaknya akan mengalokasikan belanja modal cukup besar namun dia belum dapat menyebutkannya. Perserian sendiri diketahui akan memperpanjang pinjaman kredit modal kerja (KMK) senilai 40 miliar rupiah dari Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Timur dan BPD Kalimantan Timur. Kedua pinjaman itu jatuh tempo pada bulan November dan Desember 2009.

Terkait dengan kinerja tahun 2009, menurut dia target pendapatan 1,55 triliun rupiah atau mengalami pertumbuhan 15-20 persen dibanding 2008 yang 1,3 triliun rupiah diperkirakan tercapai. Sedangkan laba bersih diperkirakan mencapai 70 miliar sampai 73 miliar rupiah lebih tinggi dibanding perolehan 2008 yang 60,8 miliar miliar rupiah.

Sedangkan kontrak yang berhasil diraih tahun 2009 ternyata melebihi dari target yang telah ditentukan. Perseroan awalnya hanya menargetkan nilai kontrak 2009 sejumlah 1,7 triliun rupiah dan realisasinya mencapai 1,8 triliun rupiah.


Tantangan 2010

Menurut Djohan, sector konstruksi akan bertumbuh lebih cepat tahun ini bila harga minyak dunia relatif stabil. Pasalnya, jika harga minyak mengalami fluktuasi tajam dengan kecenderungan naik, maka akan memicu inflasi sehingga harga material akan naik.

Kondisi itu kata dia menyebabkan nilai proyek bisa berubah sehingga perlu dilakukan penyesuaian kembali. Untuk melakukan penyesuaian tersebut dibutuhkan waktu sehingga dikuatirkan akan menghambat pembangunan proyek.

Ketua Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional Indonesia Gatot Prasetyo mengatakan, sector konstruksi tahun 2010 diperkirakan mengalami pertumbuhan sekitar 7-10 persen, lebih tinggi dibanding 2009, sedangkan nilai total konstruksi tahun ini diprediksi 10 triliun rupiah, lebih tinggi disbanding 2009 yang 9,6 triliun rupiah.

Meski demikian, pertumbuhan bisnis konstruksi tahun ini ter­­gantung situasi krisis Dubai . Seberapa besar kemampuan untuk menggaet dana-dana yang ditarik dari kawasan Timur Tengah. Selain itu, bisnis jasa konstruksi dan juga properti sangat terkait dengan harga tanah. Tahun 2010 harga tanah diharapkan bisa lebih baik. Namun, tetap bergantung dari kisaran suku bunga dan kemampuan daya beli masyarakat.(gus).

Tidak ada komentar: