Minggu, 31 Januari 2010

Emiten Properti Siapkan Belanja Modal Rp400 Miliar

JAKARTA – Perusahaan properti PT Perdana Gapuraprima Tbk menyiapkan belanja modal sekitar 400 miliar rupiah untuk pengembangan proyek apartemen dan perumahan menengah atas di Bogor agar target pertumbuhan penjualan 20 persen tahun ini tercapai.




Sekretaris Perusahaan Perdana Gapuraprima Rosihan Saad mengatakan, pihaknya telah mengalokasikan belanja modal untuk pengeluaran rutin dan pengembangan beberapa proyek apartemen serta perumahan sejumlah 400 miliar rupiah yang diambil dari kas internal dan sebagian dari pinjaman bank.

“Target kami, penjualan bisa tumbuh 20 persen bahkan lebih oleh karena itu sejumlah proyek akan dikembangkan, untuk itu telah disiapkan belanja modal sekitar 400 miliar rupiah,” katanya kepada Koran Jakarta, Minggu (31/1).

Beberapa proyek yang akan dikembangkan pada tahun ini antara lain, perumahan menengah atas di Bogor , Proyek Apartemen di Slipi, Kebon Jeruk dan Proyek The Mantion. Sementara itu, proyek The Bellezza Permata Hijau, The Bellagio Mega Kuningan, Kebagusan City dan CBD Serpong sudah hampir rampung.

Perseroan juga, kata Rosihan berencana akan membeli tanah di beberapa lokasi seperti di Depok, Bogor dan Bekasi pada tahun ini. Untuk membeli tanah tersebut akan dianggarkan dana ratusan miliar rupiah di luar dari alokasi belanja modal yang telah disiapkan sejumlah 400 miliar rupiah tersebut.

Dana untuk akuisisi lahan itu nantinya bisa diambil dari pinjaman bank atau dana dari pasar. Perseroan berencana melakukan penawaran saham terbatas atau Rights Issue dengan target dana 100 miliar rupiah.

Menurutnya, akuisisi lahan perlu dilakukan untuk pengembangan dalam jangka panjang. Perseroan sendiri masih memiliki lahan sekitar 130 hektare di daerah Bogor yang akan dikembangkan pada tahun ini untuk perumahan menengah atas.

Dikatakan, pihaknya masih akan fokus pada pengembangan perumahan menengah atas, karena daya belinya saat ini relatif lebih tinggi dibanding apartemen sehingga pembangunannya pada tahun ini lebih agresif dibanding pembangunan pengembangan apartemen.


Target 20 %

Menurut Rosihan, industri properti tahun 2010 diperkirakan bakal lebih baik dibanding tahun 2009, karena dampak resesi global sudah mulai mereda selain itu adanya kelonggaran kebijakan pemerintah soal kepemilikan rumah bagi orang asing juga diprediksi akan meningkatkan penjualan perumahan kelas premium, karena harga rumah di Jakarta lebih murah dibanding Singapura dan Malaysia sehingga pasar properti Jakarta akan menjadi rebutan bagi orang asing.

Selain itu, membaiknya kondisi ekonomi masyarakat di dalam negeri juga akan meningkatkan daya beli. Meski demikian adanya rumor tentang pencabutan subdisidi KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dari pemerintah di nilai bisa menjadi ancaman bagi industri properti nasional, karena harga properti akan naik bila subsidi di cabut.

Soal target penjualan tahun ini, menurut Rosihan, pihaknya menargetkan pertumbuhan penjualan lebih dari 20 persen dibanding 2009 yang diperkirakan realisasinya sekitar 500 miliar sampai 600 miliar rupiah.

Analis PT BNI Securities Maxi Liesyaputra mengatakan, situasi ekonomi makro yang membaik, didorong tren suku bunga yang menarik, serta peningkatan daya beli masyarakat akan menjadi katalis utama peningkatan bisnis properti di 2010.

“Pelaku bisnis optimistis terhadap perkembangan bisnis mereka tahun ini. Sehingga, ada kemungkinan mereka akan menaikkan harga jual produknya hingga 15 persen," katanya.

Salah satu indikator positif lainnya berasal dari komitmen pemerintah yang akan merealisasikan kebijakan Kepemilikan asing di properti Indonesia pada Mei-Juni 2010 mendatang dengan merevisi PP No. 41 tahun 1996.

Dalam Peraturan Pemerintah itu, orang asing yang memiliki hunian dengan hak atas tanah tertentu, dapat mengajukan hak tinggal di Indonesia selama lima tahun, dengan persyaratan 14 hari setiap tahun tinggal di Indonesia.

Untuk menyelesaikan amandemen PP tersebut, mulai Februari 2010, pemerintah akan secara intens membahas dalam agenda rapat. Selain itu juga bekerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk menentukan hak yang bisa diterbitkan atas kepemilikan orang asing.

Maxi menambahkan, pendorong utama pergerakan industri properti tahun ini akan berasal dari sektor perumahan dan apartemen. Meski berbagai upaya pemerintah belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pengadaan rumah, Indonesia masih memiliki lahan sangat luas untuk pengembangan bisnis ini, terlebih kebutuhan pengadaan rumah baik landed house maupun apartemen di Indonesia masih tinggi. (gus).

1 komentar:

Amisha mengatakan...


Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut