Rabu, 27 Januari 2010

Inovasi Teknologi Perikanan Diperkuat

BATAM – Pemerintah akan meningkatkan inovasi teknologi sektor perikanan, khususnya teknologi pengadaan bibit atau benih unggul dan teknik budidaya guna mengejar target pertumbuhan produksi perikanan hingga 353 persen atau dengan jumlah produksi 16,89 juta ton pada tahun 2015 dibanding 4,78 juta ton pada tahun 2009.




Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad saat menghadiri Forum Akselerasi Pembangunan Perikanan Budidaya 2010-2014 wilayah Barat di Batam menekankan pentingnya mengembangkan inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi perikanan nasional. Misalnya, teknologi pengadaan bibit atau benih udang, ikan patin, ikan mas dan lainnya serta teknologi budidaya seperti budidaya rumput laut yang lebih efisien. Selain itu, teknologi pengemasan atau pendinginan juga perlu ditingkatkan untuk mempertahankan kualitas.

“Target saya pada 2014 nanti Indonesia bisa menjadi penghasil produk perikanan terbesar di dunia, dan saya yakin itu sebab potensinya ada,” kata dia, Senin (25/1).

Untuk itu, Fadel minta seluruh pusat penelitian perikanan agar lebih di berdayakan, dan pemerintah juga diperkirakan akan meningkatkan anggaran untuk peneltian tersebut.

Menurut dia, inovasi teknologi itu perlu ditingkatkan untuk menghasilkan kualitas dan harga produksi yang tinggi dan bisa bersaing dengan produk sejenis di negara lain.

Saat ini, produksi perikanan nasional masih sangat rendah, bahkan lebih rendah dari negara yang potensi lautnya minim seperti Thailand dan Cina. Itu terlihat dari jumlah produksi perikanan nasional tahun 2009 yang hanya 4,78 juta ton sedangkan Cina mencapai 40 juta ton.

Padahal, kata Fadel Indonesia memiliki potensi yang sangat besar bahkan lebih besar dari Cina yang saat ini menjadi pengekspor produk perikan terbesar di dunia. Misalnya dari segi panjang pantai, jumlah dan luas sungai dan danau serta jumlah laut dalam dan dangkal, potensi Indonesia masih diatas Cina, namun ironisnya produksi perikanan nasional lebih rendah dari Cina.

Menurut Fadel banyak factor yang menghambat pertumbuhan industri perikanan nasional antar lain, kurangnya semangat nelayan untuk berproduksi karena harga jual yang rendah sehingga keuntungan yang diterima juga rendah, minimnya akses nelayan ke lembaga perbankan sehingga tidak mampu membeli perahu atau kapal yang lebih besar untuk mencari ikan atau untuk budi daya ikan yang lebih besar.

Untuk itu, pemerintah akan memperbesar plafon kredit bagi nelayan dari hanya lima juta rupiah menjadi 5 juta smpai 500 juta rupiah dengan pola Kredit Usaha Rakyat (KUR), dimana 70 persen pinjaman akan dijamin oleh pemerintah dan 30 persen oleh nelayan.

Selain itu, masih banyaknya pencurian ikan oleh nelayan asing seperti dari Cina , Thailand dan Vietnam juga ikut mengurangi produksi nasional. Pemerintah sendiri, kata Fadel telah menahan sekitar 60 kapal nelayan asing sejak empat sampai lima tahun lalu yang terbukti mencuri ikan di perairan nasional.


Terbesar di Dunia

Fadel mengatakan, pihaknya telah menyiapkan grand strategy dan langkah prioritas di sektor perikanan untuk menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk ikan terbesar di dunia pada 2014.

Pemerintah sendiri menargetkan produksi pada 2014 sebesar 16,89 juta ton atau naik 353 persen disbanding 2009 yang 4,78 juta ton. Untuk itu, Forus akselerasi atau percepatan pembangunan perikanan di wilayah Barat yang sedang berlangsung saat ini di Batam diharapkan bisa menyamakan persepsi antar pelaku dan regulator terhadap kebijakan kebijakan di sektor perikanan dalam lima tahun kedepan.

Wakil Gubernur Provinsi Kepulaun Riau (Kepri) Muhamad Sani dalam kesempatan yang sama sangat mendukung program pemerintah di sector perikanan tersebut, Kepri sendiri memiliki luas laut yang lebih besar dari darat yakni mencapai 96 persen dan empat persenya darat. Oleh karena itu, Pemprov Kepri sangat membutuhkan peran pemerintah pusat yang lebih besar untuk menggali potensi perikanan tersebut.

Salah satu dukungan yang diharap dari pemerintah pusat adalah mencari investor untuk membuka industri pengolahan produksi perikanan, karena selama ini produk perikanan dari Kepri banyak di jual dan di olah di Singapura sehingga keuntungan dan nilai tambah yang lebih besar banyak dinikmati Singapura. (gus).

Tidak ada komentar: