Rabu, 06 Januari 2010

Ekspektasi Inflasi Meningkat Mulai Membayangi Saham

Keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga Bank Indonesia atau yang lebih sering dikenal sebagai ’BI Rate’ berkaitan dengan antisipasi kenaikan inflasi di tahun 2010. Januari 2010 saja sudah mulai naiknya kenaikan musiman harga beras. Kenaikan ini memang terjadi secara siklus musiman, khususnya pada masa tanam di awal tahun. Namun sebagaimana pada umumnya, kenaikan harga beras sangat sensitif terhadap kenaikan harga bahan makanan lainnya dan harga-harga makanan olahan. Pada gilirannya hal ini akan menyumbang kenaikan inflasi.





Ekspektasi inflasi 2010 menurut konsensus para ekonom adalah 6% - 7%. Namun bila harga minyak meroket lagi dan menyulut naiknya harga pangan, maka bukan tidak mungkin kita akan kembali ke global inflation seperti tahun 2008 yang lalu. Saat itu inflasi Indonesia bahkan memuncak ke titik 11,66%.

Namun penerapan Free Trade China – ASEAN di tahun 2010 kemungkinan bisa membawa aspek positif bagi ekonomi domestik, khususnya inflasi. Barang-barang dari China yang murah karena subsidi akan menekan inflasi domestik. Ongkosnya memang produsen domestik dikorbankan. Namun memang pilihan menjadi sempit bagi Pemerintah untuk mempertahankan popularitas terhadap konstituennya yaitu harga-harga bisa terkendali.

Kebijakan ini pernah digunakan oleh Menteri Keuangan AS di era George W Bush, John Snow yaitu membuka lebar impor barang-barang dari China guna menekan inflasi domestik AS. Toko mega seperti Wallmart, Best Buy dan lain-lain dibanjiri produk-produk China yang murahnya super duper. Masyarakat AS bisa memiliki peralatan rumah tangga seperti TV plasma, lap top kulkas, penyedot debu dan barang elektronik sampai furniture dengan harga 1/10 harga yang sama dari Jepang, Korea dan negara-negara produsen lainnya.

Hal yang sama telah dilakukan oleh Menteri Keuangan dan Perdagangan di periode I Pemerintahan SBY, yaitu membuka koridor impor atas produk-produk tekstil lalu ke produk-produk elektronik dan rumah tangga serta bahan pangan. Dengan membanjirnya produk-produk tersebut ke pasar Indonesia, Pemerintah berharap hal ini akan menekan inflasi. Namun di tahun 2008 kebijakan ini gagal mempertahankan inflasi rendah.(rilis)

Tidak ada komentar: