Selasa, 05 Januari 2010

Joadvic’s dan Goreyzer “Robot Mungil yang Memadamkan Api”




Makhluk mungil satu ini bernama Joadvic’s yang diciptakan hanya untuk menemukan sumber api lantas memadamkannya. Tugas mulia itu sudah pasti akan membantu kerja tim pemadam kebakaran, terutama untuk kebakaran di lokasi sempit yang tidak bisa dijangkau oleh manusia.




Joadvic’s adalah robot hasil karya mahasiswa Perguruan Tinggi Politeknik Batam yang memenangi kontes robot cerdas nasional di Universitas Gajahmada (UGM) Jogjakarta pada Juni 2009. Berkat kecerdasannya, Joadvic’s berhasil menjadi juara ketiga tingkat nasional dalam kontes tersebut.

Hendawan Soebakti Dosen Pembimbing mahasiswa Politeknik Batam yang menciptakan Joadvic’s menjelaskan, robot itu di desain untuk menjalani tugas menemukan sumber api di lokasi sempit yang tidak bisa dijangkau oleh manusia, lalu memadamkan api tersebut.

Untuk menemukan api yang tersembunyi itu, Joadvic’s dilengkapi dengan infra red yang berfungsi sebagai mata dan Ultra Violet Tron (UV) yang bisa mengendus api dari jarak jauh.

Agar bisa berjalan, robot ini dilengkapi dengan kaki yang dibangun dari 14 motor serva yang memungkinkan robot bisa berjalan dan dapat memikul bebannya yang seberat 3 kg. Lalu, sebagai prosesornya dibangun mikro controller yang dilengkapi dengan 6 unit sensor yang berfungsi untuk penunjuk arah. Di bagian kepala terdapat infra red dan kipas yang berfungi untuk memadamkan api.

Menurut Hendawan, Joadvic’s merupakan robot pemadam api generasi pertama yang berhasil menjadi juara ketiga dalam kontes robot cerdas nasional tahun ini.

Untuk menyempurnakanya, saat ini tim Politeknik Batam sedang membangun robot Joadvic’s generasi kedua yang nantinya akan diikutsertakan dalam kontes yang sama di Pangkal Pinang Provinsi Bangka Belitung pada Mei 2010.

“Sejak 2005, kami selalu mengikuti lomba Kontes Robot Indonesia dan Kontes Robot Cerdas Indonesia , dan tahun ini kami berhasil menjadi juara tiga dan tahun depan targetnya juara dua atau juara pertama lah,” kata Hendawan kepada Koran Jakarta, Kamis (17/12).

Meskipun terlihat sederhana, kata Hendawan, namun proses penciptaan robot itu cukup lama yakni hamper satu tahun. Dimulai dari pembentukan tim, membangun desain, membuat rancangan, proses simulasi, lalu uji coba.

Biaya pembuatanya sekitar puluhan juta yang mendapat bantuan dari pihak perguruan tinggi Politeknik Batam dan sponsor.

Ide pembuatan Joadvic’s sendiri kata dia berawal dari kriteria lomba yang diajukan panitia Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) yang setiap tahun mengadakan lomba tersebut, dan Politeknik Batam sejak 2005 sampai saat ini selalu mengikutinya.

Namun, terlepas dari criteria lomba itu, Menurut Hendawan pihaknya ingin membuat satu teknologi robot yang bisa membantu manusia untuk memadamkan api pada saat kebakaran. Untuk itu, diciptakanlah robot Joadvic’s yang bisa mengendus api dari jarak jauh sekaligus bisa memadamkannya.

Namun, untuk robot yang generasi pertama itu belum bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari karena masih butuh waktu dan teknologi yang lebih tinggi lagi untuk menyempurnakannya. Misalnya soal sensor penglihatan yang masih harus dipertajam serta gerak yang perlu dipercepat.

Selain itu, pembungkus robot juga harus ditemukan yang bisa tahan terhadap api.


Robot Goreyzer

Selain Joadvic’s, mahasiswa Politeknik Batam juga berhasil menciptakan robot yang memilki fungsi sama dengan Joadvic’s namun untuk geraknya tidak menggunakan kaki tapi roda.

Namanya Goreyzer, robot ini lebih efisien dan lebih mungil ketimbang Joadvic’s, geraknya juga lebih cepat, namun sayangnya dalam Kontes Robot Cerdas Indonesia tahun ini, robot tersebut tidak berhasil memenangi lomba tersebut.

Muhammad Syafei Gozali, ST yang menjadi pendamping mahasiswa pembuat Goreyzer mengatakan, sepertihalnya Joadvic’s, robot ini juga dilengkapi dengan sensor, infra red, UN tron dan motor serva.

Namun, untuk geraknya tidak menggunakan kaki tetapi menggunakan roda sehingga geraknya lebih cepat yakni mencapai 77 meter per menit. Robot ini juga bisa bertahan dan menghalau rintangan di jalan seperti rintangan kayu atau batu karena dengan roda halangan itu bisa diantisipasi.

Keunikan dari robot ini adalah untuk mengaktivkannya tidak menggunakan tombol sepertihalnya Joadvic’s tetapi dengan menggunakan sound activation atau efek suara tertentu yang bisa merangsang prosesor untuk bekerja dan menggerakan tubuh robot tersebut.

“Untuk mengaktivkan robot ini kami membuat format efek suara terlebih dahulu agar bisa dikenali robot tersebut, lalu ketika kami bunyikan efek suara tersebut maka robot secara otomatis bergerak,” katanya, Kamis (17/12).

Menurut Syafei, selain dua robot tersebut, Politeknik Batam juga banyak menciptakan robot lainnya, dan untuk tahun ini sedang di bangun robot yang mempunyai fungsi sama yakni menemukan dan memadamkan api, namun robot generasi kedua itu nantinya dibuat dengan teknologi yang lebih canggih dan sudah ada pembungkus kulitnya.

“Sehingga secara fisik sudah ok,” katanya.

Untuk itu, pihaknya berharap bisa menang dan menjadi juara pertama atau kedua dalam Kontes Robot Cerdas Indonesia yang akan diadakan pada Mei tahun depan di Provinsi Bangka Belitung .

Proses Rekayasa

Menurut Syafei, bagian yang paling sulit dalam pembuatan robot adalah desain awal, karena dalam desain awal itu akan ditentukan format, bentuk dan teknologi apa yang akan dipakai untuk menciptakan robot tersebut.

Selain itu, sisi orisinil juga harus dikedepankan karena jangan sampai robot yang diciptakan ternyata sudah pernah dibuat oleh orang lain.

Untuk itu, tim yang telah dibentuk nantinya akan bekerja keras membaca literatur sebelum menentukan desain awal tersebut.

Untuk aplikasi teknologi, Politeknik Batam sendiri sudah memiliki pengalaman dan jurusan serta program studi mata kuliah yang bisa menciptakan mahasiswa agar bisa menciptakan robot.

Namun, mahasiswa yang akan mengerjakan robot tersebut tidak akan dilepas sendiri tetapi akan dibimbing oleh satu orang dosen pembimbing. Dosen pembimbing inilah yang nantinya akan memberi pengarahan dan masukan mengenai teknologi apa yang sebaiknya dikembangkan sekaligus menginformasikan tentang perkembangan terbaru dari teknologi yang sama sehingga proyek yang diciptakan tidak ketinggalan jaman. (gus).

Tidak ada komentar: