Selasa, 05 Januari 2010

Kenaikan Harga Minyak Sulut Kenaikan Saham Komoditi

Kenaikan harga minyak secara musiman ternyata berhasil menyulut sentimen positif ke saham-saham komoditi. Puncak musim dingin yang lebih ekstrim saat ini di AS dan Eropa serta optimisme pemulihan ekonomi 2010 telah menaikkan permintaan energi dan mendorong naik harga minyak naik. Di New York Mercantile Exchange, harga minyak mentah jenis US light sweet menembus titik $80 dan ditutup pada titik $81,63 per barel untuk pengiriman Februari 2010.




Atas perkembangan tersebut pelaku pasar mulai kembali memburu saham-saham energi dan komoditi serta saham-saham terkait. Dari pengalaman memang terdapat hubungan erat antara harga minyak mentah dengan harga komoditi energi fosil maupun non fosil terkait seperti gas, batubara dan geothermal.

Sementara itu Efek Januari masih terasa di bursa-bursa Asia Pasifik meskipun tadi malam waktu Jakarta, indeks Dow yang terdiri dari 30 saham unggulan sedikit tertekan 0,1%. Namun indeks yang lebih luas, S&P500 yang terdiri dari 500 saham justru menguat tipis 0,31%. IHSG menunjukkan keperkasaannya dengan menembus titik 2.600.

Pagi hari ini bursa-bursa Asia masih melanjutkan reli disulut oleh kenaikan saham-saham energi menyusul kenaikan harga minyak menembus titik psikologis $80. Di samping itu optimisme pemulihan ekonomi global membantu mendorong kenaikan harga-harga saham di pasar emerging.

Prediksi Hari Ini

Pagi ini beberapa surat kabar mengeluarkan kepala berita tentang dimulainya pemberian Daftar Isian Proyek oleh Menteri Keuangan ke seluruh kantor-kantor kementerian (Departemen) lainnya. Ini mengindikasikan Pemerintah Pusat bergerak cepat guna mempercepat pengucuran dana sisa anggaran APBNP 2009 dan dimulainya APBN 2010. Hal ini memberikan indikasi sangat positif bahwa Pemerintah tanggap terhadap perlunya gerak cepat mengantisipasi peluang akan pemulihan ekonomi global.

Hanya berita kenaikan harga beras sedikit banyak akan memberikan pengaruh negatif ke lantai bursa. Faktor ekspektasi inflasi yang lebih tinggi di tahun 2010 masih wajar. Pemerintah saja mengindikasikan inflasi 2010 di titik 5,0% hingga 5,5%. Meskipun ini hampir 2 kali lipat inflasi 2009 namun hal tersebut relatif rendah di iklim inflasi tinggi. Namun meningkatnya inflasi ini akan sedikit banyak berpengaruh terhadap saham-saham domestik karena faktor suku bunga dan menurunnya daya beli masyarakat. Saham-saham perbankan dan keuangan, barang konsumen, farmasi, telekomunikasi, otomotif dan terkait, peritel, restoran akan menghadapi tekanan.

Secara keseluruhan kami menyimpulkan bahwa dengan menguatnya harga minyak mentah, terjadi pergeseran minat beli pelaku pasar dari saham-saham domestik ke saham-saham komoditi. Kami merekomendasikan JUAL atau AMBIL UNTUNG untuk saham-saham BBRI, BMRI, BBCA, BDMN, ASII, UNVR, INDF, KBLF, TLKM, ISAT, EXCL, AUTO, dan RALS. Sebaliknya kami merekomendasikan BELI atau TAHAN untuk saham-saham BBNI, BUMI, MEDC, ENRG, BYAN, INDY, TBLA, TRUB, PGAS.

Tidak ada komentar: