Senin, 04 Januari 2010

Indikasi Efek Januari Nampak

Percaya atau tidak, pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia mulai menampakkan Efek Januari, yaitu situasi psikologis pemodal untuk membeli saham secara euforia di awal tahun. Volume perdagangan saham masih berlangsung tipis, karena masih absennya pemain-pemain besar. Namun pemodal ritel sudah merangsek ke bursa menyusul pembukaan perdagangan perdana tahun 2010 oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono (SBY), dan laporan Biro Pusat Statistik tentang inflasi Desember yang jauh lebih rendah dari perkiraan analis.




Awal tahun memang banyak insentif yang muncul di bursa. Pertama adalah prediksi Pemerintah yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani di headline surat kabar – surat kabar nasional. Kali ini Pemerintah mengkoreksi harapan pertumbuhan ekonomi 2010 dari 7,0% ke 5,5%. Kedua adalah sikap Presiden SBY yang cukup tegas menyikapi agar proses politik atau Hak Angket di DPR tidak menjadi ’bola liar’. Untuk itu, Mahkamah Konstitusi mendesak DPR untuk segera menerbitkan undang-undang tentang pemakzulan. Ketiga adalah ekspektasi pelaku pasar terhadap inflasi tahun 2010 relatif cukup rendah yaitu di kisaran 5% - 6%.

Inflasi 2009 terendah dalam 10 tahun terakhir. Namun karakteristiknya sama dengan inflasui 1999 yaitu sebesar 2,01%. Saat itu ekonomi telah melalui periode puncak krisis moneter. Tahun 2009 juga tahun pasca krisis 2008 di mna inflasi saat itu mencapai 11,06%. Biasanya pasca krisis angka inflasi selalu berlangsung rendah.

Ekspektasi inflasi 2010 dinilai cukup rendah secara relatif mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki karakteristik inflasi tinggi. Dengan harga minyak yang mulai merangkak naik ke atas $80 per barel maka bukan tidak mungkin inflasi 2010 bisa lebih galak lagi.

Saham hari ini

Kami melihat tanda-tanda Efek Januari mulai masuk ke Bursa Efek Indonesia. Kemungkinan hari ini IHSG secara teknikal masih memiliki dorongan momentum untuk naik. Indikator RSI dan MACD masih di titik medium. Di samping itu pergerakan harga memang masih membentuk pola pipa dengan titik resistensi baru di 2.590 dan titik sanggah di 2.550. Saham-saham yang menjadi incaran pelaku pasar adalah lapis kedua seperti MEGA, BUKP, PNBN, JPFA, BUDI, KAEF, TSPC, CPIN, CPRO, dan TBLA.

Tidak ada komentar: