JAKARTA – Perusahaan properti, PT Perdana Gapuraprima Tbk mencari pinjaman sekitar 200 miliar rupiah untuk memenuhi belanja modal tahun depan guna membiayai sejumlah proyek apartemen dan perumahan, agar laba bersih tumbuh 20 persen tahun 2011.
Sekretaris Perusahaan Perdana Gapuraprima Rosihan Saad mengatakan, perseroan membutuhkan dana sekitar 400 miliar rupiah untuk belanja modal tahun 2011. Sebagian dari dana itu atau sekitar 200 miliar rupiah diharapkan bisa didapat dari pinjaman bank, setelah rencana obligasi dipastikan batal pada tahun depan.
“Rencana obligasi yang akan kami lanjutkan tahun 2011 batal karena terkendala dengan peringkat yang diberikan Pefindo serta kupon yang diminta investor terlalu tinggi,” katanya, Minggu (21/11).
Belanja modal tersebut sebagian besar akan digunakan untuk investasi selain untuk working capital. Investasi yang akan dilakukan adalah membangun beberapa proyek apartemen atau plaza baru serta perumahan. Selain itu perseroan juga akan mengembangkan sejumlah proyek yang sudah ada seperti The Bellezza Permata Hijau, The Bellagio Mega Kuningan, Kebagusan City, CBD Serpong serta sejumlah perumahan di Jabodetabek.
Dengan demikian, kinerja penjualan dan laba tahun depan diharapkan lebih tinggi dibanding realisasi tahun 2010 ini. Untuk itu perseroan memproyeksikan pertumbuhan laba bersih 20 persen pada tahun depan.
Terkait dengan kinerja tahun 2010 ini, Rosihan memperkirakan target penjualan hanya tercapai 80 persen dari proyeksi yang 500 miliar sampai 600 miliar rupiah pasalnya, hingga September 2020, perseroan baru membukukan penjualan 228,8 miliar rupiah naik 3,2 persen dibanding periode sama tahun 2009 yang 221,53 miliar rupiah. Sedangkan laba bersih naik 20 persen menjadi 32,05 miliar rupiah pada kuartal tiga ini dibanding periode sama 2009 yang 26,71 miliar rupiah.
Menurut Rosihan, kinerja penjualan dan laba tahun depan diprediksi lebih baik disbanding 2010 sebab daya beli masyarakat meningkat selain itu permintaan property dari orang asing juga tinggi.
Untuk itu, perseroan tetap fokus pada pengerjaan proyek Apartemen sederhana karena daya beli masyarakat untuk produk tersebut cukup tinggi, sedangkan proyek apartemen mewah atau produk premium seperti Proyek Crown City akan dikerjakan sesuai dengan permintaan konsumen.
Sementara itu, Kementerian Perumahan Rakyat memperkirakan omzet industri properti pada tahun 2011 naik 12 persen menjadi 100,8 triliun rupiah dibandingkan dengan perkiraan realisasi pada tahun ini yang 90 triliun rupiah.
Kenaikan itu dipicu peningkatan jumlah pasokan baru di seluruh sektor properti sepanjang tahun ini, sedangkan kondisi permintaan belum direspons maksimal.
Adapun, pasar properti yang akan mengalami pertumbuhan signifikan antara lain perkantoran (office sector), ritel seperti mal dan pertokoan, dan. residensial seperti kondominium, apartemen dan perhotelan. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar