BATAM – Grup usaha Bosowa diperkirakan menunda penawaran saham perdana (Initial public offering/IPO) anak usahanya yang bergerak di industri penggilingan semen yakni PT Semen Batam dari tahun ini ke tahun 2011. Penundaan itu diduga karena belum mendapat persetujuan pemegang saham.
Kepala Divisi Keuangan PT Semen Batam, Dahlan Arif Nurdin mengatakan rencana penawaran saham perdana Semen Batam diperkirakan ditunda pada tahun ini menjadi tahun 2011 karena pemegang saham belum menyetujui rencana tersebut.
“Dipastikan IPO PT Semen Batam ditunda tahun ini karena beberapa alasan, salah satunya disebabkan belum ada persetujuan dari pemegang saham,” katanya, Kamis (11/11). Selain itu, perseroan juga belum menunjuk underwriter dan belum ada kepastian kesanggunpan pembelian dari stand by buyer.
Padahal sebelumnya, CEO Grup Bosowa Erwin Aksa memastikan IPO anak usahanya itu akan dilakukan pada tahun ini juga.
Menurut Dahlan, IPO perlu dilakukan karena perseroan membutuhkan dana cukup besar untuk pengembangan pabriknya di Batam. Rencananya dana hasil IPO akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik untuk kebutuhan daya pabrik serta menambah mesin penggilingan untuk memperbesar kapasitas produksi. Pasalnya, permintaan semen di pasar local Batam dan Sumatra cenderung naik, perseroan bahkan berencana untuk mengekspor produksi semennya ke Singapura dan Malaysia.
Jika IPO jadi dilakukan, rencananya saham yang akan dilepas sekitar 20 persen, sebelumnya perseroan akan melakukan Strategic Sale dengan melepas 30 persen saham kepada investor Timur Tengah. Dana yang diharapkn dari IPO dan Strategic Sale tersebut diperkirakn 600 miliar rupiah.
Terkait dengan kinerja perseroan, hingga saat ini produksi yang dihasilkan 600 ribu ton per tahun dengan kapasitas produksi 1,2 juta ton per tahun. Perseoan juga memiliki dua fasilitas hulk loading dan dua unit alat pengepakan untuk memproduksi semen, sementara itu penjualannya pada 2009 sekitar 600 miliar rupiah.
Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Urip Timuryono mengatakan, konsumsi semen nasional akan terus meningkat setiap tahunnya dan tahun ini saja diprediksi tumbuh sekitar 6,0 persen dan tahun depan diprediksi tumbuh 10 persen.
Meski demikian, pertumbuhan itu akan sangat tergantung dari kecepatan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah, oleh karenanya ASI berharap awal 2011, realisasi proyek-proyek dari 2010 bisa terlaksana.
Menurutnya, konsumsi semen nasional saat ini masih didominasi atau mencapai 60-70 persen dari proyek-proyek swasta mulai dari pembangunan rumah oleh masyarakat di luar kawasan hunian hingga proyek properti di kawasan hunian elit dan pusat-pusat hiburan.
Hingga Juli 2010, konsumsi semen nasional tumbuh sekitar 10-11 persen per bulan, namun pada Agustus hingga September pertumbuhannya lebih rendah dibanding periode sama tahun 2009 yang dipengaruhi oleh Puasa dan Lebaran yang menyebabkan konsumsi semen turun. Meski demikian, Urip masih optimistis target pertumbuhan konsumsi semen sebesar 6,0 persen tahun ini bisa dicapai. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar