BATAM – Kapal Tug Boat Marcopolo 47 yang menarik tongkang Marcopolo 268 mengangkut sekitar 202 kontainer tujuan Provinsi Jambi tenggelam di perairan Pulau Terong, Belakang Padang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau hari Minggu (31/10) pukul 05.00, seluruh awak dinyatakan selamat.
Kasat Polair Polresta Barelang Kompol Teguh Wibowo mengatakan, pemilik kapal Tug boat Marcopolo 47 yang menarik tongkang Marcopolo 268 tersebut adalah PT Armada Maritim Nusantara yang berangkat dari Singapura menuju Provinsi Jambi dan mengangkut sekitar 202 kontainer yang berisi kertas dan bahan tisu milik salah satu perusahaan kertas di Jambi.
Kapal itu tenggelam di perairan sekitar pulau Terong akibat cuaca buruk yang disertai ombak tinggi menyebabkan kapal yang dinakhodai Syaiful itu oleng lalu air masuk ke dalam kappa kemudian secara perlahan kapal mulai tenggelam.
Seluruh kontainer tidak dapat diselamatkan namun seluruh awak kapal berjumlah 10 orang berhasil menyelamatkan diri menggunakan sekoci dan bertahan di buritan kapal tongkang yang terbalik, tongkangnya sendiri tidak tenggelam namun hanya terbalik dan masih mengapung.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya sudah memperingatkan perusahaan pelayaran untuk berhati hati dan selalu waspada ketika masuk di perairan kepri. Itu disebabkan cuaca ekstrim yang menyebabkan kondisi gelombang dan kecepatan angin sewaktu waktu bisa berubah.
Kepala BMKG Tanjung Pinang Provinsi Kepri Sulimin mengatakan, akibat cuaca ekstrim saat ini tinggi gelombang di perairan Kepri bisa diatas normal yakni lebih dari 4 meter sedangkan curah hujan bisa lebih dari 20 knot per jam.
Ditambah lagi dengan kabut asap, maka perusahaan pelayaran atau nahkoda dihimau untuk selalu waspada. Kondisi tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun ini.
Cuaca buruk di perairan Kepri tersebut telah menimbulkan beberapa kali bencana kapal tenggelam, sebelumnya sebuat kapal berbobot 33 ton yang mengangkut kayu olahan tujuan Batam tenggelam di perairan Selatmi, Moro Provinsi Kepualuan Riau pada hari Kamis (21/10) cuaca buru ditambah kabut asap.
Pada bulan Mei 2010, sebuah kapal spead boat Patroli Keamanan Laut (PATKAMLA) milik Lanal Tarempa yang membawa rombongan ibu-ibu PKK Kabupaten Kepulauan Anambas juga tenggelam di sekitar perairan Linglai dan Durai, Kepulauan Anambas Provinsi Kepri. Dalam peristiwa ini, sekitar tiga orang hilang dan diperkirakan tewas.
Selain mempengaruhi perusahaan pelayaran, sejumlah warga Kepulauan Riau yang mata pencahariannya sebagai nelayan ikut menjadi korban karena mereka tidak dapat melaut akibat cuaca buruk.
Wandi (46) seorang nelayan mengatakan, saat ini sedang masuk angin utara yang menyebabkan kondisi cuaca di perairan kepri tidak menentu, ketinggian gelombang bisa mencapai tiga meter.
Menurut Wandi, musim utara sangat dikhawatirkan para nelayan dan masyarakat Natuna, sebab selain tidak bisa melaut, distribusi sembako yang biasa didatangkan dari luar Natuna akan mengalami keterlambatan. Oleh karena itu, pada musim utara biasanya harga harga sembilan bahan pokok (Sembako) melonjak karena pasokan terbatas akibat distribusi yang macet tersebut. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar