JAKARTA - Waralaba pemilik gerai Kentucky Fried Chicken (KFC), PT Fast Food Indonesia Tbk diperkirakan akan membagi dividen untuk tahun buku 2010 lebih besar dibanding 2009 dikarenakan penjualan dan laba tahun ini diprediksi melebihi target seiring peningkatan pendapatan dan konsumsi masyarakat.
Direktur Fast Food Indonesia, Justinus Dalimin Juwono mengatakan, hingga kuartal tiga atau Januari sampai September 2010, perseroan sudah membukukan penjualan 2,2 triliun rupiah naik 22,2 persen dibanding periode sama 2009 yang 1,8 triliun rupiah. Oleh karena itu, target penjualan 2,8 triliun rupiah diperkirakan akan terlampaui.
“Kami prediksi penjualan hingga akhir tahun lebih dari 2,9 triliun rupiah sehingga target yang hanya 2,8 triliun rupiah akan terlampaui,” katanya kepada Koran Jakarta, Senin (1/11).
Peningkatan penjualan di kuartal tiga, kata dia dipicu oleh peningkatan konsumsi selama puasa dan lebaran dan kondisi itu akan berlangsung hingga kuartal empat tahun ini seiring masuknya perayaan natal dan tahun baru yang memicu pertumbuhan konsumsi.
Naiknya penjualan di kuartal tiga 2010 ikut mengerek perolehan laba, dan di kuartal tiga ini, perseroan membukukan pertumbuhan laba bersih 18,4 persen dari 138,5 miliar rupiah menjadi 163,99 miliar rupiah. Kondisi tersebut memicu perusahaan untuk membagikan dividen lebih besar dibanding 2009 yang hanya 83 rupiah per saham. Sayangnya, Justinus belum bersedia menjawab besarnya dividen yang akan diberikan untuk tahun buku 2010.
Tambah Gerai
Menurut Justinus, peningkatan penjualan tahun ini dipicu oleh membaiknya pendapatan masyarakat sehingga konsumsi tumbuh. Selain itu, masyarakat Indonesia juga saat ini sedang mengalami perubahan gaya hidup yang lebih memilih makanan cepat saja karena pertimbangan kesibukan dalam bekerja.
Untuk itu, perseroan terus menambah gerainya, dan hingga akhir tahun ini perseroan akan menambah sekitar 10 gerai di kota kota besar di Jawa dan Sumatra serta Kalimantan dan Sulawesi. Dengan demikian hingga akhir tahun nanti jumlah gerai yang dimiliki diperkirakan 395 gerai sedangkan saat ini jumlah gerai yang ada 385 gerai.
“Tahun ini kami sudah mengalokasikan dana sebesar 200 miliar rupiah dari kas internal yang akan digunakan sebagai belanja modal membiayai pendirian gerai baru,” katanya.
Seiring bertambahnya gerai maka pasokan bahan baku ayam potong juga mengalami pertumbuhan. Menurut Justinus perseroan akan tetap bekerjasama dengan pemasok yang sudah ada yakni PT Charoen Pokphan tbk yang menjadi pemasok utama selain PT Sierad Produce.
“Kami sudah bekerjasama dengan baik dengan Charoen Pokphan dan kedepan pasokan ayam dari perusahaan itu tidak akan kami kurangi,” katanya. Hingga September 2010, perseroan telah mengeluarkan biaya 15,2 miliar rupiah untuk pembayaran bahan baku ayam dari Charoen Pokphan sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk pemasok dari PT Sierad Produce sebesar 4,5 miliar rupiah.
Ketua Umum Gabungan Industri Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan, industri makanan dan minuman cukup prospektif dalam jangka panjang seiring dengan perkembangan ekonomi dan dukungan sumber bahan baku yang berlimpah.
Untuk tahun 2010 ini saja, industri makanan dan minuman diprediksi akan tumbuh 7-8 persen sesuai dengan proyeksi dari Kementerian Perindustrian. Sementara itu, dalam lima tahun kedepan industri makanan diproyeksikan tumbuh diatas angka 8 persen seiring dengan kebijakan pemerintah yang menjadikan industri itu sebagai industri prioritas yang akan dikembangkan. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar