JAKARTA - Perusahaan tambang, PT Delta Dunia Makmur Tbk akan melepas bisnis property dengan menjual sahamnya di tiga anak usaha pada tahun ini juga seiring langkah perseroan yang akan focus di usaha pertambangan.
Tabel Kinerja PT Delta Dunia Makmur Tbk, Semester 1-2010
Keterangan Semester 1-2010 (Rp) Semester 1 -2009 (Rp)
Pendapatan bersih 2,7 Triliun 663 Miliar
Laba (rugi) bersih 206,2 Miliar (1,8 Miliar)
Beban usaha 128,9 Miliar 1,7 Triliun
Aset 7,5 Triliun 416,4 Miliar
Sumber IDX
Sektretaris Perusahaan Delta Dunia, Andre Soelistyo mengatakan, perseroan memang ingin melepas bisnis properti yang dulunya menjadi bisnis utama paska ekspansi ke bisnis pertambangan batu bara akhir 2009 lalu.
“Memang ada rencana akuisisi beberapa pertambangan tapi tidak dalam waktu dekat ini, sekarang kami masih fokus pada anak usaha BUMA serta rencana untuk menjual bisnis properti,” katanya, Rabu (6/10).
Oleh karenanya jumlah kepemilikan saham di anak usahanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) yang menjalankan usaha pertambangan terus ditingkatkan.
Untuk fokus di bisnis pertambangan tersebut, perseroan akan menjual saham di anak usahanya yang bergerak di sektor properti. Perseroan saat ini memiliki sekitar tiga anak usaha yang bergerak di sektor properti yakni PT Margamas Griya Realty berdomisili di Surabaya dengan kepemilikan saham 99,99 persen. Perusahaan itu memiliki nilai asset 27,4 Miliar rupiah hingga Juni 2010.
Kemudian, PT Nusa Makmur Cipta Sentosa di Balikpapan dengan kepemilikan saham 99,99 persen dan nilai asset 104,5 Miliar rupiah, selanjutnya PT Sanurhasia Mita di Bali dengan kepemilkan saham 90 persen dan nilai asset 76,2 Miliar rupiah.
Untuk melepas usaha properti itu, kata Andre butuh waktu sehingga tidak bisa ditentukan realisasinya, namun perseroan menginginkan tahun ini juga.
Hal yang sama juga pernah dikatakan Direktur Delta Dunia Rani Sofian bahwa pihaknya akan membesarkan bisnis kontraktor pertambangan anak usahanya Buma, dengan kepemilikan 99,99 saham. Untuk itu, perseroan berniat mendivestasi unit usaha properti tahun ini. Alasannya, kontribusi usaha properti sangat kecil, yakni hanya sekitar 5 persen terhadap total pendapatan.
Buma sendiri saat ini diketahui memiliki 12 kontrak pertambangan batubara, dan perseroan berencana akan mengakuisisi beberapa pertambangan batu bara namun tidak dalam waktu dekat ini.
Langkah perseroan yang fokus di bisnis tambang memberi dampak positif terhadap kinerja keuangan. Nilai pendapatan bersih melonjak hingga 307,2 persen menjadi 2,7 Triliun rupiah di semester satu ini dibanding 663 Miliar rupiah pada semester satu 2009. Laba bersih 206,9 Miliar rupiah padahal di periode sama tahun lalu perseroan mengalami rugi bersih 1,8 Miliar rupiah. Sementara itu, kewajiban lancer dan ekuitasnya masing masing 6,95 Triliun rupiah dan 500,24 Miliar rupiah di semester satu ini.
Meski kinerja keuangannya mengalami pertumbuhan, namun Danareksa Sekuritas dalam riset yang dipublikasikan Agustus 2010 menyebut kinerja Delata Dunia pada semester satu ini mengecewakan.
Analis Danareksa Metty Fauziah mengatakan, Pendapatan bersih yang mencapai 2,7 triliun di semester satu ini, hanya 38 persen dari prediksi pencapaian hingga akhir tahun. Sedangkan laba bersih yang sebesar 206 miliar rupiah hanya 29 persen dari proyeksi penuh tahun 2010.
Kinerja yang buruk tersebut disebabkan pertumbuhan produksi yang lemah atau hanya naik 1 persen, dibawah ekspektasi tahun ini yang diharapkan tumbuh 15 persen. Selain itu juga dipengaruhi oleh apresiasi rupiah.
Curah hujan yang berat menjadi penyebab utama Buma menghasilkan produksi batubara tidak sesuai target. Dampaknya, net margin bersih Delta Dunia juga turun menjadi hanya 4 persen pada kuartal II-2010 dari 12 persen pada kuartal sebelumnya karena beban bunga yang tinggi. Ini mencerminkan peningkatan beban utang menjadi 6,145 triliun rupiah pada 30 Juni 2010 dibanding 5,578 triliun rupiah pada Juni 2009. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar