JAKARTA - Perusahaan tambang batu bara, PT Bayan Resources Tbk diperkirakan gagal mencapai target penjualan 900 juta dollar AS setara dengan 8,1 triliun rupiah pada tahun 2010 ini disebabkan produksi tak sesuai dengan yang diperkirakan.
Sekretaris Perusahaan Bayan Resources Jenny Quantero mengatakan sulit mencapai target penjualan tahun ini karena produksi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Rendahnya produksi tahun ini dipengaruhi oleh cuaca karena banyaknya hujan sehingga proses penambangan berjalan lambat.
“Target penjualan tahun ini sulit dicapai karena banyaknya hujan yang menyebabkan aktivitas pertambangan berjalan lambat sehingga produksi tidak sesuai dengan yang diharapkan,” katanya, Senin (22/11).
Perseroan kata dia, awalnya menargetkan penjualan 900 juta dollar AS sepanjang tahun 2010 ini dengan perkiraan produksi batu bara 13,5 juta ton. Namun produksi hingga akhir tahun diprediksi sekitar 10 juta ton sehingga target penjualan sulit dicapai.
Hingga kuartal tiga ini saja, perseroan baru membukukan pendapatan 6,12 triliun rupiah naik 4,6 persen dibanding periode sama 2009 yang 5,85 triliun rupiah, sedangkan laba bersih tumbuh 174,21 persen menjadi 488,64 miliar rupiah di kuartal tiga ini dibanding periode sama 2009 yang 178,2 miliar rupiah.
Menurut Jenny, sulitnya mencapai target penjualan juga dipengaruhi oleh belum selesainya pembangunan pabrik peningkatan mutu batu bara yang diperkirakan rampung tahun ini. Jika pabrik yang dibangun di Provinsi Kalimantan Timur itu rampung, harga jual lebih tinggi karena kualitas batu baranya meningkat.
Pengerjaan pabrik tersebut belum selesai seluruhnya sehingga belum dapat di operasionalkan, diperkirakan pabrik tersebut rampung pertengahan tahun 2011.
Meskipun perseroan diprediksi gagal mencapai target penjualan, katanya namun kinerja sepanjang tahun ini diprediksi lebih baik dibanding 2009. Untuk itu, perseroan akan melakukan evaluasi terhadap kinerja sepanjang tahun ini pada Desember dan evaluasi itu akan dijadikan pertimbangan untuk ekspansi tahun 2011.
Perseroan, kata dia masih ekspansif pada tahun depan karena rencana akuisisi sejumlah pertambangan di Kalimantan Timur tetap dilakukan dan diharapkan sudah ada yang direalisasikan tahun depan. Untuk itu, belanja modal yang disiapkan juga cukup tinggi namun pihaknya belum bisa menyebutkan angkanya. Sementara itu, belanja modal tahun 2010 ini sebesar 50 juta dollar AS.
Menurut Jenny, ekspansi usaha tetap dilakukan karena permintaan batu bara domestic maupun global mau tetap tumbuh, khususnya untuk kebutuhan bahan bakar mesin pembangkit listrik.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan produksi batu bara nasional pada 2011 mencapai 326.65 juta ton, naik 64,17 juta ton atau 24,45 persen dibandingkan dengan perkiraan tahun ini sekitar 262,48 juta ton, seperti yang tertuang dalam Lampiran satu Keputusan Menteri ESDM No. 2360 K/30/MEM/2010 tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batu Bara untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2011.
Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral, Batu Bara, din Panas Bumi Kementerian ESDM Witoro Soelarno mengatakan, peningkatan target produksi tahun depan itu mengikuti peningkatan total alokasi batu bara untuk kepentingan dalam negeri. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar