Senin, 30 November 2009

Saham di Jakarta Akan Naik Di Tengah Krisis Dubai

Kekhawatiran tentang Krisis Dubai telah mereda dan pemodal di Asia kembali menubruk saham-saham. Menurut hemat kami, Krisis Dubai sedikit pengaruhnya bagi pergerakan saham di Jakarta. Salah satu faktornya adalah perbankan dan pasar modal Indonesia tidak memiliki keterkaitan portofolio investasi dan surat hutang di Dubai.







Krisis Dubai meledak hari Rabu minggu lalu tatkala Kesultanan, yang dikenal dengan gaya hidup super mewah dan gedung pencakar langit tertinggi di dunia, menyatakan akan mengemplang hutang sebesar $59 miliar di salah satu dari perusahaan-perusahaannya, Dubai Inc., telah membuat pemodal naik pitam dan mendorong pasar global jatuh. Salah satu icon portofolio properti yang terkenal daeri Dubai Inc. adalah Burj Al Arab.

Malahan Krisis Dubai akan memberikan berkah bagi investor untuk mengambil posisi di tingkat harga terendah manakala saham-saham unggulan di Bursa Efek Indonesia mendapat tekanan dari pasar.

Selanjutnya para pemodal juga diperkirakan akan mengantisipasi pengumuman inflasi November besok siang oleh Biro Pusat Statistik. Prediksi inflasi November diperkirakan rendah di kisaran 0,1% - 0,3% dan bahkan cenderung deflasi. Pelaku pasar memang sudah memasukkan hal inflasi rendah ke dalam ekspektasi mereka. Namun yang ditunggu-tunggu adalah apakah Pemerintah memiliki program untuk mengantisipasi inflasi tahun 2010 jika ekonomi dunia pulih dan harga-harga komoditi kembali mengalami apresiasi. Inflasi 2010 diperkirakan akan meningkat lagi seiring dengan perkiraan tentang pemulihan ekonomi global, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya beli dan menaikkan permintaan agregat.

Kemudian pelaku pasar juga menunggu apa langkah-langkah nyata Pemerintah guna mendorong ekspor Indonesia? Ekspor Indonesia terpuruk sejak awal tahun 2009 seiring dengan kelesuan ekonomi serta kecenderungan negara-negara maju seperti AS dan Uni Eropa yang semakin proteksionis. Pemerintah telah menghidupkan kembali Eximbank (dulu Bank Ekspor Indonesia) setelah Bank Ekspor Impor Indonesia (bank Exim) merjer dengan 4 bank BUMN lainnya seperti Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara serta Bapindo dan berubah nama menjadi Bank Mandiri.(rilis)

1 komentar:

Amisha mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut