Minggu, 22 November 2009

Cuaca Buruk di Perairan Kepri Harus Dipaswadai

BATAM – Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mencatat terjadinya peningkatan tinggi gelombang di perairan Riau dan Kepulauan Riau saat ini mencapai 3,5 meter dengan kecepatan angin rata rata 20 knot. Kondisi itu diperkirakan akan terjadi hingga awal Desember 2009 sehingga bagi kapal kecil seperti kapal penumpang dan nelayan di himbau untuk waspada karena berpotensi terjadinya kecelakaan.








Kepala Stasiun Meteorologi Pekanbaru Philip Mustamu kepada Koran Jakarta mengatakan, cuaca di perairan Riau dan Kepulauan riau seperti di perairan Batam, Selat Singapura, Tanjung Pinang dan perairan di Pulau Tujuh Natuna, Matak, Tarempa serta Dabosingkep saat ini sangat buruk akibat badai tropis di laut Cina Selatan. Bersamaan dengan itu juga, saat ini sedang masuk periode musim penghujan sehingga tinggi gelombang dan kecepatan angina meningkat.

"Banyaknya kapal yang tenggelam di perairan Riau dan Kepri saat ini disebabkan kecepatan angin yang meningkat dan tingginya gelombang mencapai 3,5 meter,” kata dia, Minggu (22/11).

Pantauan BMG Pekanbaru, kata dia kecepatan angin di lautan Riau dan Kepri saat ini mencapai 20 knot yang berasal dari selatan sampai barat daya, sedangkan tinggi gelombang tertinggi mencapai 3-3,5 meter.

Kondisi tersebut kata Philips menyebabkan kantor BMG mengeluarkan himbauan AWAS kepada perusahaan pelayaran, khususnya perusahaan yang memiliki kapal kecil dan kapal penangkap ikap bagi nelayan untuk waspada dan dihimbau untuk tidak masuk terlalu jauh ke laut, sebab dengan kondisi angina dan gelombang tinggi tersebut sangat berisiko terjadinya hempasan gelombang yang bisa mengakibatkan kapal tenggelam, namun kondisi cuaca buruk tersebut tidak berlaku bagi kapal besar.

Cuaca buruk tersebut kata dia akan berlangsung hingga awal Desember 2009 kemudian pada minggu kedua Desember diperkirakan cuaca mulai membaik kembali dan tinggi gelombang akan turun ke kisaran normal 0,5 sampai dua meter.


Kapal Tenggelam

Cuaca buruk yang terjadi di perairan Kepri beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah kapal tenggelam, diantaranya Kapal penumpang KM Dumai Express 10 dengan tujuan Batam-Dumai. Kapal tersebut diduga mengalami kerusakan akibat cuaca buruk pada Minggu (22/11) pukul 08.30 yang mengakibatkan kapal tenggelam.

Peristiwa naas itu terjadi di sekitar perairan Tukong Iyu Kabupaten Karimun Provinsi Kepri, sesaat setelah kapal itu meninggalkan Batam menuju Dumai.

Kepala Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Karimun, Cendra Nawazir mengatakan, saat ini pihaknya bersama dengan instansi lain seperti TNK AL, Administratur pelabuhan dan Polairud sedang melakukan evakuasi terhadap sejumlah korban.

Kapal Dumai Express 10 diperkirakan mengangkut 213 sampai 250 penumpang dewasa dan 15 anak-anak, jumlah penumpang pastinya belum diketahui karena banyak penumpang yang berangkat tanpa tiket resmi.

Direktur Pol Air Polda Kepri AKBP M Yassin Kosasih ketika dikonfirmasi mengatakan, jumlah korban yang berhasil diselamatkan dalam musibah tenggelamnya kapal Dumai Ekspress hingga pukul 09,00 WIB mencapai 179 orang, satu orang ditemukan dalam keadaan tewas. Sementara itu, lebih dari 60 orang lagi dinyatakan hilang.

Sementara itu, kapal lainnya yang dinahkodai Nordan juga tenggelam pada hari Minggu (22/11) pukul 04.00 WIB. Kapal yang mengangkut sekitar 24 tenaga kerja Indonesia (TKI) dari pelabuhan Pontian Johor Bahru Malaysia itu rencananya akan berlabuh di pelabuhan Tanjung Balai Karimun. Namun, naas sebelum sampai di pelabuhan kapal dihempas gelombang tinggi menyebabkan kapal tersebut tenggelam.

Akibat musibah itu, sekitar Sembilan orang penumpang belum diketahui jenis kelaminnya dinyatakan hilang dan petugas dari kepolisian, TNI AL dan Dinas Perhubungan masih berusaha mencari korban yang hilang.

Informasi yang dihimpun Koran Jakarta menyebutkan, kapal yang belum diketahui identitasnya tersebut bertolak dari pelabuhan Johor sekitar pukul 00.00 WIB. Ketika di tengah perjalanan, kapal dihantam gelombang tinggi yang sebelumnya dilalui oleh kapal besar, akibatnya air dari gelombang masuk ke kapal yang menyebabkan kapal tidak stabil dan akhirnya tenggelam.

Sejumlah korban yang selamat antara lain, Samsuri (24), Jimi (41), Eko Wahyudi (30), Edi Prayitno (27), Iwan (39), Gunawan (35), Harianto (33), Riki (25), Gunawan (31), Kristian (26) serta Salma Aini (30) dan Nordan (38).

Sementara itu, pada Jumat (20/11), sebuah kapal pompong milik warga bobot 20 ton dilaporkan tenggelam di perairan Pulau Pandan Kabupaten karimun tidak jauh dari Pulau Parit akibat ombak besar.

Hingga berita ini diturunkan, kapal kapal yang tenggelam belum berhasil di temukan, sedangkan korban sejumlah puluhan orang yang belum diketahui angkanya secara pasti juga masih dinyatakan hilang dan petugas gabungan dari TNI AL, Kepolisian dan Dinas Perhubungan masih melakukan evakuasi. (gus).

Tidak ada komentar: