Sabtu, 14 November 2009

PT Holcim Indonesia Tbk Lanjutkan Rencana Ekspansi

BATAM – Perusahaan semen PT Holcim Indonesia Tbk diketahui akan melanjutkan rencana pembangunan pabrik semen di Tuban Provinsi Jawa Timur dengan nilai investasi ditaksir 600 juta dollar AS, menyusul peningkatan konsumsi semen paska meredanya dampak krisis keuangan global.








Corporate Communications Manager Holcim Indonesia Budi Primawan kepada Koran Jakarta mengatakan, perseroan sebelumnya telah merencanakan pembangunan pabrik semen di Tuban pada tahun ini karena kapasitas produksi sudah maksimal. Namun, rencana tersebut dihentikan sementara waktu pada pertengahan tahun lalu disebabkan konsumsi semen nasional dan global diperkirakan melambat akibat dampak krisis keuangan global, sehingga bila produksi ditingkatkan dikuatirkan tidak bisa diserap pasar.

Namun, kata dia mulai meredanya dampak krisis keuangan global ditandai dengan peningkatan konsumsi semen maka perseroan mulai melakukan kajian ulang untuk rencana pembangunan pabrik tersebut, dan dari hasil kajian yang sedang dilakukan saat ini diharapkan manajemen akan memutuskan waktu yang tepat untuk mulai melakukan pengerjaan pabrik di Tuban tersebut.

“Rencana pembangunan pabrik di Tuban akan dilanjutkan dan saat ini sedang dilakukan kaji ulang untuk menentukan waktu yang tepat dimulainya proses pembangunan pabrik,” katanya, Kamis (12/11).

Pembangunan pabrik itu menurut Budi sangat penting untuk menambah produksi, karena pabrik yang ada saat ini yakni di Ragogong Provinsi Jawa Barat dan Cilacap Provinsi Jawa Tengah serta pabrik grinding mill semen di Ciwandan, Banten kapasitasnya sudah hampir maksimal.

Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sekitar 8,5 juta ton klinker, dan produksi perseroan saat ini mencapai 7-7,9 juta ton klinker. Sehingga untuk menambah produksi maka kapasitas pabrik harus ditingkatkan. Bila pabrik di Tubah tersebut selesai dibangun maka kapasitas produksi perusahaan diperkirakan menjadi 10 juta ton klinker.

Terkait dengan dana untuk pembangunan pabrik, kata dia saat ini dananya sudah tersedia dari kas internal dan pinjaman bank. Perseroan telah mendapat komitmen pinjaman dari International Finance Corporation (IFC), anak usaha Bank Dunia senilai 150 juta dollar AS, sementara itu dana yang dibutuhkan ditaksir 525 juta dollar sampai 600 juta dollar AS.

Menurut Budi, akan dilanjutkannya pembangunan pabrik di Tuban juga setelah melihat kinerja perusahaan pada kuartal tiga tahun ini, dimana telah terjadi penguatan penjualan sejalan dengan membaiknya situasi pasar.

Hingga September 2009, perseroan membukukan penjualan 4,1 triliun rupiah naik 8,3 persen disbanding periode sama 2008 yang 3,8 triliun rupiah. Dengan demikian, arus kas operasi bersih naik sebesar 79 persen dan laba bersih naik sebesar 4,0 persen menjadi. 567 miliar rupiah.

Kuatnya kemampuan kas ini cukup untuk mengurangi hutang jangka panjang Perusahaan sebesar 40 persen, hingga hanya tinggal 1,89 triliun rupiah selama 12 bulan terakhir. Selain itu, kas tersebut juga digunakan untuk mendanai investasi peningkatan kapasitas produksi Perusahaan melalui akuisisi pabrik di Malaysia .

Eamon Ginley, Presiden Direktur Holcim Indonesia dalam rilis yang disampaikan ke Koran Jakarta Kamis (12/11) mengatakan, pertumbuhan industri semen kedepan diperkirakan makin prospektif, meskipun situasi ekonomi global masih menunjukan bahwa sejumlah perekonomian di dunia masih belum pulih.

Namun, kata dia Indonesia menunjukan pertumbuhan ekonomi yang baik dibawah pemerintahan yang sekarang. Oleh karena itu, konsumsi semen dalam beberapa tahun kedepan akan meningkat untuk kebutuhan pembangunan perkotaan dan infrastruktur, perumahan serta berbagai fasilitas publik yang akan berkembang sejalan dengan meningkatnya jumlah dan pendapatan penduduk.

Konsumsi Melonjak

Sementara itu, data dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) seperti yang dikutif dari PT Kresna Securities yang dipublikasikan Kamis (12/111) menunjukkan angka konsumsi semen nasional mendekati 3,8 juta ton di bulan Oktober yang merupakan angka konsumsi bulanan tertinggi tahun ini.

Konsumsi semen bulan Oktober melonjak lebih dari 49 persen dibanding bulan sebelumnya dengan kembali normalnya jumlah hari kerja bulan tersebut paska liburan Lebaran dibulan sebelumnya.

Secara kumulatif, konsumsi semen nasional selama sepuluh bulan pertama tahun ini turun tipis sekitar 2,0 persen (year on year/yoy) menjadi lebih dari 31 juta ton dibanding 31,7 juta ton periode yang sama tahun lalu. Disini terlihat bahwa kegiatan pembangunan di Indonesia Bagian Timur masih cukup agresif sementara kegiatan pembangunan di Jawa dan Sumatra sedikit melambat dibanding tahun lalu.

Bila diamati kinerja tiga produsen semen nasional di Indonesia, Semen Gresik (SMGR) menunjukkan kinerja yang positif dengan membukukan pertumbuhan penjualan lebih dari 2,0 persen selama sepuluh bulan pertama tahun ini ditopang oleh pertumbuhan yang agresif dari unitnya di Indonesia Timur, Semen Tonasa yang tumbuh sekitar 14 persen. Selama sepuluh bulan eprtama tahun ini, SMGR menjual lebih dari 14juta ton semen dibanding 13,7juta ton semen tahun lalu.

Sementara itu, Holcim Indonesia (SMCB) menjual sekitar 4,2 juta ton semen atau turun lebih dari 7,0 persen (yoy) dari 4,5juta ton tahun lalu sedangkan Indocement TP (INTP) menjual 9,3 juta ton atau turun lebih dari 9,0 persen (yoy) dibanding 10,2 juta ton tahun lalu. (gus).

Tidak ada komentar: