Minggu, 25 April 2010

Paska Kerusuhan Drydock, Perusahaan Asing Merasa Nyaman di Batam

BATAM – Perusahaan asing yang beroperasi di kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas (FTZ) Batam masih merasa nyaman menjalankan kegiatan bisnisnya paska kerusuhan yang terjadi di perusahaan galangan kapal asal Dubai PT Drydock pekan lalu.



Factory Manager PT Tectron Manufacturing yang berkebangsaan Singapura, Ivan Leo ketika dihubungi Koran Jakarta mengatakan, kerusuhan yang terjadi di PT Drydock tidak akan berdampak pada operasional pabriknya, dan sampai saat ini perusahaan masih tetap beroperasi normal.

Kejadian itu juga tidak membuat cemas perusahaan asing yang ada di Batam, kata dia karena beberapa top manager perusahaan asing khususnya dari Singapura yang menjadi koleganya yang juga beroperasi di Batam tidak memandang kerusuhan yang terjadi di Drydock sebagai satu ancaman yang bakal mengambat aktivitas bisnis mereka.

“Menurut saya, kerusahan di Drydock hanya peristiwa kecil dan tidak berpengaruh sama sekali dengan aktivitas perusahaan kami, sejauh ini aman aman saja,” kata dia kepada Koran Jakarta, Minggu (25/4). PT Tectron Manufacturing sendiri merupakan perusahaan manufaktur asal Singapura yang memperkerjakan ribuan karyawan lokal.

Sementara itu, General Affair kawasan industri Batamindo Eddy Khadir mengatakan, kasus Drydock tidak berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan asing yang ada di kawasan industri Batamindo.

Batamindo sendiri merupakan kawasan industri yang didalamnya terdapat 72 perusahaan asing dari berbagai negara dengan jumlah tenaga kerja lokal sekitar 62.000 orang.

Meski tidak berpengaruh terhadap aktivitas operasional perusahaan di Batamindo, Eddy berharap kerusuhan seperti itu tidak terulang lagi di Batam karena bisa menimbulkan persepsi negatif terhadap iklim investasi di Batam.

“Sampai detik ini, tidak ada keluhan dari perusahaan asing yang beroperasi di Batamindo atas kejadian di Drydock,” katanya kepada Koran Jakarta, Minggu (25/4).

Sementara itu, Chief Executiv Officer PT Drydock World Graha, Dennis Welch ketika bertemu dengan unsur Muspida Pemerintah Kota Batam mengatakan, pihaknya menyesalkan kerusuhan tersebut, dan berharap operasional perusahaan bisa segera berjalan kembali.

Pasalnya, kata dia pihaknya harus segera menyelesaikan order kapal dari Eropa sebanyak dua unit. Kapal pesanan Eropa itu merupakan kapal yang dilengkapi peralatan canggih dan sedang dikerjakan pada saat kerusahan terjadi, namun terpaksa berhenti dikerjakan karena adanya kerusuhan sehingga pengiriman barang diperkirakan bakal telat.

Selain berharap operasional perusahaan segera berjalan kembali, Dennis juga akan mengevaluasi tentang upah, status dan berbagai kekurangan pihak perusahaan yang menjadi keluhan pekerja Indonesia . Dennis juga menjamin tidak ada pemutusan hubungan kerja.

PT Drydock World Graha adalah anak perusahaan Drydock World Dubai yang bergerak di bidang perbaikan dan pembuatan kapal. Perusahaan itu beroperasi di Batam sejak 2008 dengan total investasi sekitar 500 juta dollar AS atau 5 triliun rupiah dengan kurs 10 ribu rupiah per dollar AS.

Perusahaan yang berlokasi di Tanjung Uncang Batam tersebut memiliki jumlah tenaga kerja lokal sekitar 8000-10.000 orang, dan sebagai salah satu perusahaan galangan kapal terbesar di Batam perusahaan tersebut membayar karyawannya dengan upah standar yakni sekitar 7 ribu rupiah per jam sedangkan upah berdasarkan kontrak dari Owner minimal 40 dollar AS.

Wakil Ketua Asosiasi Galangan Kapal Batam, sutono mengatakan sebagai daerah yang diproyeksikan menjadi basis industri galangan kapal nasional, Batam memiliki banyak perusahaan galangan kapal, dan yang menjadi anggota Asosiasi saat ini lebih dari 60 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sekitar 50.000 orang, perusahaan galangan kapal terbesar antara lain, PT Dry Dock World, PT Karya Teknik Utama, dan PT ASL.

Satu perusahaan galangan kapal di Batam, kata dia rata rata bisa menyelesaikan sekitar lima tongkang dan 5-10 termasuk pekerjaan reparasi atau perbaikan kapal. Untuk satu unit tongkang biasanya membutuhkan waktu pengerjaan selama empat bulan sementara pembuatan satu kapal butuh waktu sembilan bulan.

Oleh karena itu, bila pengerjaan kapal atau tongkang terganggu, maka bisa dipastikan pengiriman order juga akan terlambat.

Kepala Kepolisian Daerah Kepulauan Riau Brigadir Jenderal Puji Hartanto mengatakan pihaknya telah mengijinkan PT Drydock World Graha untuk melakukan aktivitas kembali pasca kerusuhan. Puji menjamin keadaan akan terus kondusif dan pihaknya telah mengirim pasukan khusus untuk menjaga keamanan perusahaan dari tindakan anarkis.

Kabid Humas Polda Kepri, Anggaria Lopis ketika dihubungi Koran Jakarta mengatakan, PT Drydock World Graha akan beroperasi kembali pada hari ini (Senin/26/4).

“Perusahaan itu kembali action (beroperasi kembali) besok (senin),” katanya, Minggu (25/4).

Terkait dengan kerusuhan tersebut, Polda Kepri telah memeriksa 38 warga negara asing asal India dan enam pekerja Indonesia dan satu orang telah ditetapkan sebagai tersangka yakni Pramada Ganes, warga negara asing asal India.

Buntut dari kerusuhan di Drydock juga membuat Pemerintah Kota Batam akan menertibkan pekerja asing. Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, Rudy Sakyakirti mengatakan saat ini ada sekitar 4.000 pekerja asing di Batam dan 400 orang bekerja di Drydock.

“Kami akan mengevaluasi keberadaan tenaga kerja asing karena dari 4.000 TKA, hanya 2.600 orang yang telah mengurus Keterangan Izin Tinggal Sementara (KITAS), sisanya belum memperbarui KITAS,” kata dia.

Gubernur Kepri, Ismeth Abdullah dalam keterangan Pers pada Sabtu (24/4) mengatakan kerusuhan yang terjadi di Drydock tidak berpengaruh terhadap iklim investasi di Provinsi Kepri, khususnya di kawasan FTZ BBK (Batam, Bintan dan Karimun).

Investasi di Kepri sendiri setiap tahun terus mengalami pertumbuhan, pada 2009 saja jumlah tenaga kerja yang berhasil diserap di kawasan FTZ BBK sebanyak 675 ribu orang, sedangkan di Provinsi Kepri secara keseluruhan mencapai 1,4 juta orang.

Kemudian, jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) yang masuk selama 2009 sebanyak 1.290 PMA dengan investasi 12 miliar dollar AS. Dari jumlah itu, yang masuk sebagai Foreign Direct Investment (FDI) sebanyak 92 proyek dengan total investasi 2,0 miliar dollar AS.

“Untuk tahun 2010 ini nilai investasi yang ditargetkan di FTZ BBK sejumlah 5 miliar dollar AS, setara dengan 50 triliun rupiah dengan kurs 10.000 rupiah per dollar AS,” kata dia. (gus).

Tidak ada komentar: