Minggu, 25 April 2010

Aksi Brutal Karyawan Drydock Usik Investor Asing

BATAM – Investor asing mulai terganggu dengan iklim investasi di Indonesia khususnya di Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) paska pembayaran gedung perkantoran yang dilakukan ribuan Karyawan PT Drydock World akibat salah komunikasi dengan salah satu karyawan asing di perusahaan tersebut.



Kepala Badan Promosi dan Investasi Provinsi Kepualauan Riau (Kepri) Syek Muhamad Taufik kepada Koran Jakarta mengatakan, pihaknya langsung mendapat telpon dari beberapa investor asing dan kedutaan besar India di Indonesia terkait pembakaran yang dilakukan ribuan karyawan perusahaan galangan kapal di Batam yakni PT Drydock World terhadap perkantoran perusahaan tersebut yang berlokasi di Tanjung Uncang Batam.

Menurut Taufik, investor tersebut resah dengan kejadian itu dan kuatir bila akan merambat ke perusahaan lainnya.

“Kita masih mengandalkan investasi dari orang asing sehingga dengan kejadian pembakarn buruh PT Drydock yang merupakan perusahaan asing dikuatirkan bisa menimbulkan persepsi negatif terhadap iklim investasi di Kepri,” katanya, Kamis (22/4).

Kondisi itu, katanya sudah pasti telah merugikan perusahaan yang kantornya di baker dan merugikan pemerintah karena selama ini sudah mengeluarkan biaya besar untuk melakukan promosi investasi ke berbagai negara. Pasalnya, aksi brutal buruh itu langsung dipublikasikan oleh banyak media asing dan nasional sehingga bisa diketahui di seluruh dunia dan menimbulkan persepsi negative terhadap iklim investasi di Indonesia khususnya di Provinsi Kepri.

Oleh karena itu, Taufik berharap kejadian tersebut merupakan yang terakhir dan tidak akan terjadi lagi dikemudian hari sehingga aparat berwenang diminta untuk cepat mengambil tindakan dan menghukum yang bersalah.

Kepoltabes Barelang, Kombes Leonidas Braksan mengatakan, pihaknya segera menyelidik aksi pembakaran tersebut dan akan menindak karyawan yang memicu aksi meskipun orang asing.

“Biarkan kami yang menyelesaikan masalah ini dengan manajemen, imigrasi dan Depnaker. Saya dipihak buruh ,” katanya.

Kerusuhan yang terjadi di PT Drydock bermula dari ucapan seorang pegawai asing (ekspatriat) yang berasal dari India yang mengatakan pekerja Indonesia bodoh atau ‘All Indonesian are stupid’. Ucapan itu segera memicu emosi karyawan dan dampaknya puluhan mobil dan perkantoran perusahaan dibakar oleh ribuan karyawan.

Gedung perkantoran yang dibakar karyawan sebanyak enam gedung dan dua perkantoran serta 26 unit mobil milik perusahaan.

“Dia bilang All Indonesian are stupid,” kata seorang karyawan yang tidak mau disebutkan namanya. (gus).

Tidak ada komentar: