Senin, 05 April 2010

Green Pine Perbesar Saham di Inovisi

JAKARTA – Perusahaan jasa infrastruktur telekomunikasi bergerak, PT Inovisi Infracom Tbk akan rights issue pada Mei atau Juni ini dengan target dana 90 miliar rupiah yang akan digunakan untuk mengakuisisi dua perusahaan teknologi informasi (TI) di Singapura, sebagai pembeli siaga adalah pemegang saham mayoritas yakni PT Green Pine sehingga sahamnya dipastikan akan bertambah dari saat ini yang 65,22 persen.



Sekretaris Perusahaan Inovisi Benita Sofia mengatakan, perseroan akan melakukan penawaran saham terbatas atau rights issue pada Mei atau Juni ini dengan target dana sekitar 90 miliar rupiah. Dana itu selanjutnya akan digunakan untuk membeli/akuisisi dua perusahaan TI yang berkedudukan di Singapura yang nilainya juga diperkirakan 90 miliar rupiah.

Harga akuisisi tersebut, kata Sofia lebih tinggi dari harga awalnya yang hanya 48 miliar sampai 50 miliar rupiah karena rentang waktu pembelian yang cukup lama menyebabkan harga bergerak naik.

“Rencana Rights Issue sudah diberitahukan ke Otoritas Bursa diperkirakan Mei atau Juni ini, dananya untuk mengakuisisi perusahaan TI di Singapura yang harganya sekitar 90 miliar rupiah,” katanya, Selasa (30/3).

Rencana rights issue tersebut sudah dilaporkan ke otoritas bursa (Bapepam-LK) dan sebagai pembeli siaga adalah pemegang saham mayoritas yaitu PT Green Pine yang saat ini memiliki saham di Inovisi 65,22 persen (berdsarkan laporan tahun 2009).

Dengan demikian, PT Green Pine diperkirakan bakal menambah jumlah sahamnya di Inovisi menyusul rencana perusahaan itu yang bersedia membeli saham Inovisi dalam penawaran terbatas nantinya.

Menurut Sofia, dengan akuisisi tersebut diharapkan kapasitas perusahaan bisa meningkat sehingga penjualan naik. Perseroan menergetkan laba bersih naik dua kali lipat pada tahun ini yakni menjadi 28 miliar rupiah dibanding 2009 yang 14 miliar rupiah, penjualan ditargetkan sebesar 140 miliar rupiah atau naik 57,8 persen dibanding 2009 yang 88,7 miliar rupiah. Untuk memperbesar kapasitas usaha, perseroan juga telah melakukan penambahan modal dari 240 miliar rupiah menjadi 500 miliar rupiah.

Sementara itu, kinerja perusahaan pada tahun 2009 cukup memuaskan, perseroan membukukan penjualan 88,7 miliar rupiah naik 84,1 persen dibanding 2008 yang 48,2 miliar rupiah, sedangkan laba bersih melonjak hingga 900 persen menjadi 28,1 miliar rupiah dibanding 2008 yang 2,8 miliar rupiah.

Beli Software

Sementara itu, Direktur Inovisi Rafli Ridwan mengatakan, peseroan juga akan membeli software pada tahun ini untuk memperbarui teknologi yang ada saat ini. Dana yang akan digunakan untuk membeli software itu berasal dari sisa hasil IPO sekitar 10 miliar rupiah.

“Kami akan gunakan dana hasil IPO sekitar 10 miliar rupiah untuk membeli software atau perangkat lunak guna memperbarui sistem atau teknologi,” katanya.

Dikatakan, sesuai dengan rencana awal memang dana sisa hasil IPO itu akan digunakan untuk ekspansi usaha dengan cara membeli software bukan untuk membeli atau akuisisi dua perusahaan TI Singapura seperti yang akan dilakukan pada tahun ini.

Sementara itu, riset yang dilakukan International Data Corporation (IDC) tentang prospek bisnis TI 2010 menyebutkan, industri TI tahun ini cukup menggembirakan karena tahun ini permintaan produk TI akan mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Hasil riset IDC menunjukkan bahwa 2010 industri TI dan komputer tetap mengalami peningkatan positif. Hal itu didukung beberapa key drivers yang mendorong kondisi pasar TI nasional. Faktor pendorong itu, antara lain pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, pemerintahan sekarang sepertinya lebih terfokus pada sumberdaya TI untuk membantu tingkat produktivitas nasional, khususnya untuk bidang perbankan, pemerintahan dan pendidikan.

Faktor lain adalah ekspansi yang dilakukan oleh para stakeholders TI di Indonesia, seperti operator telekomunikasi, internet service providers, dan lainnya.

Pertumbuhan pasar perangkat TI dan komputer tersebut, sebenarnya sudah terlihat sejak 2009, di mana baik dari sisi hardware, software, dan services mengalami peningkatan yang positif, meski kondisi ekonomi dunia yang sedang melambat akibat dari dampak krisis global, dan itu akan terus berlanjut hingga tahun ini.

Overall market IT berdasarkan riset IDC tentang IT spending (software, hardware, dan services) untuk Indonesia tahun 2009 nilainya mencapai 7,5 miliar dolar. Artinya belanja TI mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,5 persen dibanding 2008 dan diprediksi akan mengalami pertumbuhan sebesar 8,1 persen pada 2010.

Untuk hardware, tingkat pertumbuhan pada 2009 sebesar 5,2 persen dibanding 2008 dan diprediksi akan tumbuh sebesar 7,1 persen untuk 2010. (gus).

Tidak ada komentar: