Minggu, 04 April 2010

Astra Otoparts Evaluasi Harga

JAKARTA – Perusahaan suku cadang kendaraaan, PT Astra Otoparts Tbk berencana mengevaluasi harga jual produknya bila pemerintah jadi menaikan tarif dasar listrik (TDL) 15 persen pada Juni ini, agar pendapatannya tidak menyusut.




Direktur Astra Otoparts Robby Sani mengatakan, jika pemerintah jadi menaikan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 15 persen pada Juni ini, maka biaya produksi diperkirakan meningkat. Oleh sebab itu pihaknya akan melakukan beberapa langkah untuk menekan beban usaha.

“Jika TDL naik maka biaya produksi diperkirakan bakal naik sehinggga kami akan mengambil beberapa langkah untuk menekan biaya produksi, salah satu cara yakni mengevaluasi harga jual,” katanya, Rabu (24/3).

Langkah pertama, kata dia melakukan efisiensi produksi caranya dengan mengoptimalkan proses produksi dan memperpendek rantai produksi. Kedua, mengevaluasi harga jual, meski demikian perseroan akan hati hati untuk mengambil keputusan menaikan harga karena harus disesuaikan dengan daya beli dari konsumen.

Komponen listrik sendiri, menurut Robby merupakan komponen biaya terbesar setelah biaya bahan baku yang mengambil porsi 50-70 persen dari seluruh ongkos produksi.

Dikatakan, meskipun ada tekanan terhadap produksi akibat rencana pemerintah yang akan menaikan TDL, perseroan akan agresif pada tahun ini. Untuk itu telah dianggarkan belanja modal sekitar 500 miliar sampai 700 miliar rupiah dari kas internal untuk pembelian mesin produksi baru dan pengembangan pabrik. Perseroan akan membeli mesin untuk produksi onderdil yang terbuat dari plastik, aki, baterai dan karet/rubber.

Investasi 500 miliar sampai 700 miliar itu, kata dia naik signifikan bila disbanding investasi 2009 yang hanya 150 miliar rupiah.

Dengan investasi itu, perseroan berharap kinerja penjualan tahun ini lebih baik dibanding 2009, sayangnya Robby belum bisa menyebutkan angka pertumbuhannya, namun bila dilihat dari hasil penjualan selama Januari sampai Februari 2010, angkanya lebih tinggi dibanding penjualan Januari-Februari 2009, hanya secara rinci tidak dapat disebutkan.

Sementara itu, penjualan selama 2009 sekitar 5,2 triliun rupiah lebih rendah dibanding realisasi 2008 yang 5,3 triliun rupiah.

Operasikan Mesin

Terkait dengan ekspansi pembangunan lima mesin plastic part yang dikerjakan pada 2009, menurut Robby mesin tersebut saat ini sudah selesai dipasang dan sudah mulai berproduksi. Mesin tersebut adalah mesin pembuatan plastik komponen untuk onderdil kaca spion kendaraan atau plastic part.

Dengan selesainya pembangunan mesin tersebut, maka volume produksi dipastikan meningkat dan akan memberi kontribusi positif terhadap pendapatan tahun ini.

Robby cukup yakin dengan kinerja tahun ini karena kondisi pasar juga lebih baik dibanding 2009 seiring dengan proyeksi pertumbuhan penjualan kendaraan roda dua dan roda empat yang akan mendorong peningkatan penjualan komponen kendaraan.

Untuk mengejar pertumbuhan penjualan tahun ini, perseroan akan meningkatkan bisnis ritelnya.

Sementar itu, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata mengatakan, konsumsi otomotif nasional tahun ini diprediksi naik dua kali lipat dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang 5,5 persen, sehingga pertumbuhan otomotif sekitar 10-12 persen.

Itu dipicu oleh langkah pemerintah yang akan memacu pembangunan infrastruktur yang masuk dalam rancangan utama prioritas kerja di era Kabinet Indonesia Bersatu ke-2 ini. Selain itu, membaiknya produksi dan harga komoditas tambang dan perkebunan juga akan menyumbang pertumbuhan kendaraan komersial di Indonesia. (gus).

Tidak ada komentar: