Selasa, 13 April 2010

Menekuni Hobi Sambil Berbisnis



Foto : Ahie, pemilik Taman Eden di Batam

Berawal dari hobi memelihara tanaman hias seperti anthurium, aglaonema, adenium, anggrek dan tanaman bonsai, kini hobi tersebut telah menjadi sumber matapencaharian dengan omset puluhan juta setiap bulannya.




Ahie warga keturunan suku Tiong Hoa di Batam sudah menyukai tanaman hias seperti anggrek dan tanaman yang di bonsai sejak remaja dan saat ini dia telah memiliki ratusan koleksi tanaman hias sehingga hobinya itu dijadikan bisnis dan diapun telah mendirikan depot tanaman hias yang diberi nama “Taman Eden”.

“ Ada satu kepuasan ketika saya menanam tanaman kemudian hidup sampai dewasa lalu berbunga, wah itu kepuasan luar biasa,” katanya.

Untuk menekuni hobinya itu, Ahie sampai rela mengeluarkan uang cukup banyak untuk berburu tanaman hias sampai ke pelosok desa dan kota di Indonesia untuk menambah koleksinya, dan saat ini dia telah memiliki hampir seluruh jenis tanaman hias yang sedang tren saat ini.

Salah satu jenis tanaman hiasnya adalah Anthurium. Ini adalah tanaman hias tropis yang saat ini memiliki daya tarik cukup tinggi sebagai penghias ruanangan di berbagai hotel, pusat perbelanjaan, gedung perkantoran dan lainnya karena bentuk daun dan bunganya yang indah.

Di Indonesia terdapat sekitar tujuh jenis anthurium, yaitu Anthurium cyrstalinum (kuping gajah), Anthurium pedatoradiatum (wali songo), Anthurium andreanum, Anthurium rafidooa, Anthurium hibridum (lidah gajah), Anthurium makrolobum dan Anthurium scherzerianum. Kemudian untuk memperbanyaknya bisa dilakukan dengan dua cara yakni cara generatif dan vegetatif.

Proses pemeliharaan tanaman itu tidaklah terlalu sulit, tanaman dipelihara dengan menyiram 1 – 2 kali sehari. Daun yang sudah tua atau rusak karena hama dan penyakit, dipotong agar tanaman tampak bersih dan menarik. Sebaiknya tanaman ini dipelihara di tempat teduh karena Anthurium tidak tahan sinar matahari langsung.

Selain Anthurium, Ahie juga memiliki jenis tanaman hias unggulan lainnya seperti Aglaonema, adenium, anggrek dan tanaman bonsai.

Seluruh tanaman hias yang dimiliki Ahie dipajang di belakang rumahnya sebagai depo atau show room bagi konsumen yang ingin membeli atau sekedar menyewa. Di tempat itu pula dia melakukan pembibitan atau perbanyakan tanaman.

Tanaman hias yang dimiliki Ahie dijual dengan harga paling murah 10 ribu rupiah hingga yang paling mahal mencapai puluhan juta rupiah. Selain itu, dia juga menyewakan plus dekorasi yang tarifnya 175.000 rupiah per meter. Dengan usahanya itu, Ahie bisa memperoleh pendapatan puluhan juta rupiah setiap bulannya.

Untuk mengembangkan bisnisnya itu, Ahie selalu mengikuti setiap pameran yang dilakukan di Kota Batam atau kota lainnya di Indonesia sehingga jaringannya semakin luas untuk melancarkan pemasaran.

Selain itu, dia juga tidak lupa selalu meng up date informasi terbaru tentang tanaman hias yang lagi tren di masyarakat melalui internet atau majalan agribisnis.

Hal yang sama juga dilakukan Ida Kurnain (37). Awalnya Ida hanya menjalankan hobi memelihara tanaman hias, lalu dijadikannya bisnis sampingan dan saat ini menjadi bisnis utamanya sehingga dia harus meninggalkan pekerjaannya di sebuah perusahaan swasta di Batam karena ingin berkonsentrasi pada bisnis tanaman hiasnya.

Menurut Ida, untuk menjalani bisnis tanaman hias tidak perlu mengeluarkan modal cukup besar seperti bisnis lainnya. Biaya yang paling mahal hanya untuk perawatan membeli pupuk dan obat pemberantas hama . Sedangkan pembiakan dilakukan sendiri dengan cara generatif maupun vegetatif, sehingga dia tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk membeli bibit.

Yang perlu diperhatikan oleh penggiat namanan hias agar tanamannya bisa tumbuh sehat adalah dalam proses penyiapan media tumbuh, karena bila media tumbuhnya tidak baik maka tanaman tidak akan tumbuh secara baik.

Untuk itu Ida memberikan beberapa tips, menurut dia, medium tumbuh dibagi menjadi dua macam, yaitu medium tumbuh untuk persemaian dan untuk tanaman dewasa. Medium tumbuh terdiri dari campuran humus, pupuk kandang dan pasir kali. Humus atau tanah hutan dan pupuk kandang yang sudah jadi di ayak dengan ukuran ayakan satu cm, sedangkan pasir kali di ayak dengan ukuran ayakan tiga mm.

Humus, pupuk kandang dan pasir kali yang telah di ayak, dicampur dengan perbandingan 5 : 5 : 2. Untuk persemaian, medium tumbuh perlu disterilkan dengan cara mengukus selama satu jam.

Untuk menanam bunga anthurium misalnya, dapat digunakan pot tanah, pot plastik atau pot straso. Menurut Ida, pot yang paling baik adalah pot tanah karena memiliki banyak pori-pori yang dapat meresap udara dari luar pot. Apabila digunakan pot yang masih baru, pot perlu direndam dalam air selama 10 menit. Bagian bawah pot diberi pecahan genting atau pot yang melengkung, kemudian di atasnya diberi pecahan batu merah setebal 1/4 tinggi pot. Medium tumbuh berupa campuran humus, pupuk kandang dan pasir kali dimasukkan dalam pot.

“Bila proses dalam penyiapan mediam tumbuh diperhatikan saya yakin tanaman akan tumbuh dengan sehat,” katanya.

Kini, bisnis tanaman hias yang dimiliki Ida telah berkembang cukup pesat, pembelinya tidak hanya datang dari Batam tetapi juga banyak dari Singapura dan Malaysia, selain itu bisnis penyewaan bunganya juga sudah mulai masuk ke segmen kelas atas untuk pernikahan di hotel berbintang lima di Batam.

Industri Tanaman Hias

Kepala Dinas Kelautan, Pertanian, Peternakan dan Kehutanan (KP2K) Pemko Batam Suhartini mengatakan bisnis tanaman hias di Batam saat ini sudah berkembang cukup pesat karena permintaan yang cukup tinggi. Permintaan itu tidak hanya datang dari pasar lokal tetapi juga dari pasar mancanegara seperti Singapura , Malaysia , Jepang dan Korea .

Kondisi itu menjadi peluang bisnis bagi warga Batam sehingga hampir disetiap sudut kota Batam terdapat depo tanaman hias yang dikelola oleh masyarakat.

Pemerintah kota Batam pun melihat hal itu sebagai peluang untuk menciptakan lapangan kerja sehingga dikembangkan pusat industri tanaman hias di daerah Sei Temiang dilahan 10 hectare yang pengelolaanya bekerjasama dengan warga lokal.

“Permintaan tanaman hias cukup tinggi, namun sampai saat ini masih belum bisa dipenuhi oleh pengusaha di Batam, karena terbatasnya pasokan, sebab permintaan dari sekitar Batam juga banyak,” katanya. (gus).

Tidak ada komentar: