Jumat, 23 Juli 2010

Teror HIV

Virus HIV yang menyebabkan penyakit Aids masih menjadi teror yang sangat menakutkan bagi sebagian warga Indonesia, hingga tahun 2009 saja terdapat 23.632 kasus HIV/Aids dengan angka kematian 3.492 orang. Tingginya angka kematian penderita Aids salah satunya disebabkan minimnya informasi tentang Aids dan ketidakpedulian kelompok masyarakat yang berisiko tentang penyakit tersebut.




Aids ( Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan penyakit yang cara kerjanya menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia, disebabkan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang masuk ke dalam tubuh manusia.

HIV dengan cepat akan melumpuhkan sistem kekebalan manusia, setelah itu seseorang penderita AIDS biasanya akan meninggal karena suatu penyakit (disebut penyakit sekunder) yang biasanya akan dapat dibasmi oleh tubuh seandainya sistem kekebalan itu masih baik.

Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.

Kasus AIDS pertama kali ditemukan di Amerika Serikat, pada 1981, tetapi kasus tersebut hanya sedikit memberi informasi tentang sumber penyakit ini. Sekarang ada bukti jelas bahwa AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV.

Di Indonesia, kasus AIDS pertama kali ditemukan pada tahun 1987. Seorang wisatawan berusia 44 tahun asal Belanda meninggal di Rumah Sakit Sanglah, Bali . Kematian lelaki asing itu disebabkan AIDS.

Hingga akhir tahun 1987, ada enam orang yang didiagnosis HIV positif, dua di antara mereka mengidap AIDS. Sejak 1987 hingga Desember 2001, dari 671 pengidap AIDS, sebanyak 280 orang meninggal. HIV begitu cepat menyebar ke seluruh dunia. Ibarat fenomena gunung es di lautan, penderita HIV atau AIDS hanya terlihat sedikit di permukaan.

Virus HIV atau AIDS ditularkan melalui transfusi darah dari pengidap HIV, berhubungan seks dengan pengidap HIV, ibu hamil pengidap HIV kepada janinnya, alat suntik atau jarum suntik/alat tatoo/tindik yang dipakai bersama dengan penderita HIV atau AIDS serta air susu ibu pengidap AIDS kepada anak susuannya.

Virus HIV bisa dicegah dengan membiasakan hidup sehat, yaitu mengkonsumsi makanan sehat, berolah raga, dan melakukan pergaulan yang sehat. Itu saja tidak cukup, masyarakat juga harus menghindari beberapa tindakan antara lain, Hindarkan hubungan seksual diluar nikah dan usahakan hanya berhubungan dengan satu pasangan seksual, Pergunakan selalu kondom, terutama bagi kelompok perilaku resiko tinggi.

Bagi seorang ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata positif HIV sebaiknya jangan hamil, karena bisa memindahkan virusnya kepada janin yang dikandungnya.

Orang-orang yang tergolong pada kelompok perilaku resiko tinggi hendaknya tidak menjadi donor darah.

Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya seperti; akupunktur, jarum tatto, jarum tindik, hendaknya hanya sekali pakai dan harus terjamin sterilitasnya. Jauhi narkoba, karena sudah terbukti bahwa penyebaran HIV atau AIDS di kalangan panasun (pengguna narkoba suntik) 3-5 kali lebih cepat dibanding perilaku risiko lainnya.

Banyak penderita HIV/Aids yang mengalami proses kematian dengan cepat karena kurangnya kepedulian dari keluarga dan lingkungannya, sehingga si penderita merasa terkucil dan mengucilkan diri, seolah tidak ada lagi harapan hidup. Padahal penderita Virus HIV masih produktif dan bisa melakukan berbagai aktivitas, oleh karena itu masyarakat harus merubah paradigma yang memandang penderita Aids sebagai sumber penyakit yang harus di jauhi dengan lebih memberi perhatian dan kesempatan kepada penderita HIV/Aids untuk mengembangkan dirinya dan menjalani sisa hidupnya dengan kegiatan yang positif. (gus).

Tidak ada komentar: