Jumat, 23 Juli 2010

Bank Indonesia Batam Menggerakan Ekonomi Daerah



Foto : Elang Tri Praptomo/Pemimpin BI Batam

Bank Indonesia (BI) tidak hanya berperan menjaga stabilitas moneter, perbankan dan sistem pembayaran sesuai Undang Undang, ternyata juga berperan sebagai motor atau penggerak pembangunan di daerah yang dilakukan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah. Seperti yang dilakukan Kantor BI Batam yang telah membina sekitar 70 usaha mikro atau UMKM di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan berbagai sektor usaha antara lain peternakan ikan lele, perkebunan sayur mayur dan usaha perdagangan.



Pembinaan yang dilakukan BI Batam mengantarkan pengusaha kecil dan menengah tersebut menjadi lebih professional dan memahami arti penting dari manajemen selain kualitas produksi sehingga lebih mudah bagi mereka untuk mencari sumber pembiayaan untuk tambahan modal dari bank karena usaha yang dijalankan prospektif sehingga bank menganggap mereka bankable dan layak untuk diberikan kredit.

Dampaknya, kinerja perbankan di Provinsi Kepri mengalami pertumbuhan setiap tahunnya, seiring dengan tingginya kredit yang disalurkan. BI Batam mencatat jumlah kredit yang telah disalurkan hingga Mei 2010 sejumlah 13,05 triliun Rupiah, tumbuh 17,5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 11,1 triliun Rupiah.

Secara keseluruhan dari sektor ekonomi yang dijalani masyarakat, jumlah kredit yang disalurkan perbankan di Kepri juga mengalami pertumbuhan akibatnya loan to defosit ratio (LDR) juga tumbuh sebesar 70,93 persen pada Mei 2010 lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang 68,98 persen. Meski demikian, perbankan di Kepri masih tetap prudent dalam memberikan kredit, itu terlihat dari angka NPL yang masih rendah yakni 3,26 persen.

Secara nasional jumlah kredit yang disalurkan perbankan juga mengalami pertumbuhan 18,6 persen pada semester satu 2010, sehingga BI merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini dari 17-20 persen menjadi 22-24 persen.

Untuk mengetahui peran BI Batam dalam pengembangan sektor Rill dan UMKM, berikut petikan wawancara yang dilakukan wartawan Koran Jakarta, Agus Salim bersama Pemimpin Bank Indonesia Batam, Elang Tri Praptomo.

Tabel : Jumlah Kredit yang disalurkan di wilayah Kerja BI Batam
Kredit Mei 2009 April 2010 Mei 2010
Modal Kerja 3,791,934 4.309.108 4.454.527
Investasi 2,431,489 2.354.410 2.487.054
Konsumsi 4,888,492 5.994.192 6.112.173
Sumber : Kantor Bank Indonesia Batam

Belum banyak masyarakat yang mengetahui peran BI dalam pengembangan sektor rill dan UMKM, bisa dijelaskan ?...

Sejak berlakunya UU nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia lalu diubah dengan UU nomor 3 tahun 2004 maka kebijakan BI dalam membantu pengembangan UMKM
mengalami perubahan paradigma yang cukup mendasar, karena BI tidak dapat lagi memberikan bantuan keuangan secara langsung yang dulu disebut kredit likuiditas Bank Indonesia (KLBI).

BI selanjutnya hanya bisa berperan secara tidak langsung melalui peningkatan intensitas dan efektifitas pemberian bantuan teknis seperti pelatihan, penyediaan informasi, fasilitasi, promosi, pengembangan riset, survey dan inovasi.

Pendekatan yang digunakan kepada UMKM juga bergeser dari development role menjadi promotional role dan pendekan yang memberikan subsidi kredit dan bunga murah juga bergeser kepada pendekatan yang lebih menitikberatkan pada kegiatan pelatihan kepada petugas bank, pandamping UMKM, penelitian dan penyediaan informasi.

Meski demikian, kami masih tetap memberi dukungan kepada pertumbuhan sektor rill dan UMKM karena secara keseluruhan hal itu sangat menyangkut dengan fungsi BI sebagai penjaba stabilitas moneter. Namun…bantuan yang diberikan lebih difokuskan pada peningkatan fungsi intermediasi perbankan serta untuk mendukung sistem perbankan yang sehat.

Lalu apa yang telah dilakukan BI Batam dalam pengembangan sektor rill dan UMKM di Provinsi Kepri ?..

Kantor BI Batam memiliki tim yang bekerja hingga ke pelosok pulau dan desa di Kepri untuk memberdayakan sektor rill dan UMKM, dan sudah lebih dari 70 usaha mikro atau UMKM yang kami bina, diantaranya lebih dari 20 UMKM yang sukses dan bankable sehingga bisa lebih mudah mencari tambahan modal dari perbankan.

Sektor usaha yang dilakukan warga binaan kami sangat beragam seperti peternakan ikan lele, budidaya sayur mayur, perdagangan dan lainnya, dan Alhamdulillah produk sayur mayur dari UMKM yang kami bina sudah ada yang berhasil masuk ke supermarket modern seperti Carrefour di Batam.

Kami juga membentuk beberapa cluster seperti di Daerah Tanjung Uma, Sei Temiang, dan Botania Garden di Batam yang tujuannya untuk mengelompokan masyarakat di satu kawasan agar lebih mudah untuk mencari pembiayaan lewat bank.

Apakah yang dilakukan BI Batam hanya sebatas pembinaan, bagaimana dengan permodalan ?..

Untuk permodalan kami mengajak Pemerintah Daerah dan Bank yang memiliki program KUR (Kredit Usaha Rakyat) agar bisa membantu masyarakat tersebut selain itu warga juga kami arahkan untuk bankable, sehingga UMKM dapat mengelola usaha dengan baik dan memudahkan dalam mengakses kredit perbankan. Khusus untuk permodalan, KBI Batam melakukan analisa pola pemberdayaan dan lending model yang sesuai dengan karakter UMKM setempat.

Kalau mencari kredit lewat Bank tentu tidak mudah bagi UMKM karena kebanyakan UMKM di Indonesia tidak bankable, menurut anda ?..

Oleh karena itu kami melakukan pembinaan UMKM agar bisa bankable, kami sendiri tidak punya wewenang untuk mengintervensi bank agar mencairkan kredit pada pengusaha tertentu karena bank punya prosedur untuk menyalurkan kredit, dan selama ini kami hanya menghimbau kepada perbankan agar memberikan kredit pada UMKM.

Penguatan peran dan fungsi KKMB sebagai pendamping UMKM, sehingga keberadaan KKMB dapat meningkatkan UMKM yang bankable, memberikan kegiatan konsultatif terhadap pelaku usaha baru dan mampu menjembatani antara UMKM dan bank.
`
Selain itu, kami juga mendorong pertumbuhan BPR (Bank Perkreditan Rakyat) yang memang fokus pada pemberian kredit untuk usaha mikro, dan jumlahnya saat ini di Kepri sudah mencapai 35 BPR. Bahkan beberapa diantaranya telah membuka cabang yang hingga kini berjumlah 10 kantor cabang. Keberadaannya cukup signifikan membantu pengembangan sektor rill dan UMKM di Kepri.

Bisa disebutkan salah satu UMKM binaan BI Batam yang telah berhasil ?..

Peternakan ikan lele di Batu 12 Kota Tanjung Pinang, usaha yang dilakukan warga di tempat itu menjadi pilot project bagi kegiatan fasilitasi percepatan pemberdayaan ekonomi daerah di daerah lain.

Kami memilih sektor usaha tersebut karena budidaya ikan lele merupakan usaha yang cukup potensial dan saat ini berkembang cukup pesat di Kepri. Daerah itu juga memiliki sumber air yang cukup untuk peternakan lele. Sementara itu, metode yang kami kembangkan adalah budidaya dengan pakan plankton yang merupakan makanan alami ikan lele sehingga peternak tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk membeli pakan atau pellet. (gus).








Tidak ada komentar: