Selasa, 06 Juli 2010

PT Zebra Nusantara Tbk akan Rigths Issue

JAKARTA – Perusahaan transportasi berdomisili di Surabaya Provinsi Jawa Timur, PT Zebra Nusantara Tbk berencana melakukan penawaran saham terbatas atau rights issue pada semester dua ini dengan target dana diatas 20 miliar rupiah untuk ekspansi usaha ke bisnis pertambangan. Perseroan juga menyiapkan dana dari internal sekitar 4 miliar sampai 5 miliar rupiah untuk membeli sekitar 300 Taxi pada tahun ini, dengan harapan kinerja 2010 lebih baik dibanding 2009.



Sekretaris Perusahaan Zebra Nusantara Wijiningsih mengatakan, perseroan berencana menawarkan saham terbatas atau rights issue pada semester kedua ini dengan target dana sekitar 20 persen dari jumlah ekuitas atau lebih dari 20 miliar rupiah. Dana itu akan digunakan untuk pengembangan usaha ke bisnis pertambangan, sayangnya dia belum bisa menyebut secara rinci sektor pertambangan yang akan digeluti.

“Kami akan mengadakan RUPS-LB sekitar tiga bulan lagi untuk mengambil keputusan soal rights issue, meski demikian proses administrasi akan segera kami urus ke Bapepam,”katanya, Senin (5/7). Dana hasil rights issue juga akan digunakan untuk menjalani bisnis baru di bidang pengujian kendaraan.

Pengembangan usaha ke sektor pertambangan, katanya dilakukan karena cukup prospektif, untuk itu perseroan sedang mengincar beberapa pertambangan yang ada di Provinsi Jawa Timur.

Sementara itu, dipilihnya pembiayaan lewat pasar atau rights issue dikarenakan biayanya dinilai lebih murah dibanding lewat bank dengan bunga yang cukup tinggi. Selain itu, perseroan juga baru menyelesaikan restrukturisasi hutang jangka panjang dengan sejumlah bank dengan biaya bunga yang cukup tinggi, sehingga langkah mencari dana lewat bank dihindari pada saat ini.

Perseroan belum mengetahui jumlah saham baru yang akan ditawarkan dan siapa yang akan menjadi pembeli siaga. Itu disebabkan, sampai saat ini masih dilakukan persiapan administrasi ke Bapepam-LK.

Menurut Wijiningsih, meskipun pihaknya akan memasuki bisnis baru di sektor pertambangan dan uji kendaraan, perseroan tidak akan meninggalkan bisnis lamanya di sektor transportasi yang menyediakan jasa Taxi dan rental Limousine. Pihaknya bahkan akan menambah 300 taxi sampai akhir tahun ini.

Penambahan 300 taxi tersebut akan dilakukan secara bertahap, dan pada tahap awal akan dibeli sekitar 100 taxi. Dana yang dibutuhkan untuk membeli 300 taxi sekitar empat miliar sampai lima miliar rupiah, dengan asumsi harga satu unit taxi sekitar 150 juta rupiah, sumber dananya akan diambil dari kas internal.


Kinerja Positif

Dengan dilakukannya pengembangan usaha dan ditambahnya jumlah taxi dan limousine, perseroan optimistis kinerja tahun ini lebih baik dibanding 2009, terlebih perseroan baru saja melesaikan restrukturisasi utang dengan sejumlah bank. Sayangnya, Wijiningsih belum bisa menyebutkan angka atau persentase pertumbuhannya.

Sementara itu, pada kuartal satu ini, perseroan membukukan pendapatan bersih 5,92 miliar rupiah naik tipis 1,4 persen dibanding periode sama 2009 yang 5,84 miliar rupiah.

Meski demikian perseroan masih mengalami rugi bersih 2,7 miliar rupia, lebih rendah dibanding rugi bersih kuartal pertama 2009 yang 4,2 miliar rupiah.

Menurut Wijiningsih masih adanya kerugian disebabkan beban usaha yang cukup tinggi dari biaya perbaikan mobil atau taxi karena sebagian besar taxi yang dimiliki saat ini merupakan kendaraan lama, selain itu beban upah tenaga kerja juga cukup tinggi.

Kepala Riset Asia Financial Network (AFN) Rowena Suryobroto mengatakan, kondisi pasar modal pada semester satu tahun ini sangat fluktuatif dan arah pasar belum bisa dibaca, sehingga investor masih wait and see untuk masuk terlalu dalam. Dengan demikian, sulit bagi perusahaan untuk mencari dana lewat pasar.

Kondisi pasar diperkirakan baru pulih pada semester dua ini, dipengaruhi isu global yakni sudah ada kepastian soal langkah langkah Eropa untuk memperbaiki ekonominya dan sudah ada kepastian soal rencana Cina terkait dengan kebijakan mata uangnya.

Kondisi itu berimbas positif terhadap kondisi pasar di dalam negeri, sehingga arah pasar sudah bisa diketahui, dan investor di perkirakan mulai masuk ke pasar sehingga lebih mudah bagi perusahaan mencari dana lewat pasar di semester dua ini.

Meski demikian, investor akan memilih milih sector dan emiten yang akan dibeli sahamnya, untuk itu kinerja dan performa perusahaan itu tetap menjadi acuan bagi investor.

Ekspansi usaha ke sektor pertambangan sendiri menurutnya masih cukup bagus dan merupakan sektor yang masih juga menjadi pilihan investor karena harga komoditas sangat fluktuatif sehingga perkembangan harga saham perusahaan perusahaan pertambangan cukup agresif. Dengan demikian, investor bisa ambil untung lebih besar dengan membeli saham perusahaan pertambangan dibanding sektor lainnya. (gus).



Tidak ada komentar: