Selasa, 06 Juli 2010

PT Satnusa Persada Tbk Gagal Bagi Dividen

BATAM - Perusahaan perakitan elektronik berbasis di Batam, PT Sat Nusapersada Tbk gagal bagi dividen pada pemegang saham terhadap kinerja keuangan 2009 karena masih merugi. Perseroan yakin bisa membagi dividen untuk kinerja tahun ini, karena diprediksi penjualan bisa tumbuh 23 persen atau 2,1 triliun rupiah.



Direktur Sat Nusapersada, Abidin Hasibuan mengatakan, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akhir pekan lalu telah disetujui tidak adanya pembagian dividen serta tidak ada dana yang dicadangkan karena perseroan masih mengalami kerugian terhadap kinerja keuangan 2009 sejumlah 36,3 miliar rupiah, lebih tinggi dibanding rugi yang diterima pada 2008 sebesar 5,1 miliar rupiah.

“Hasil RUPS telah disepakati tidak ada pembagian dividen terhadap kinerja keuangan 2009,” katanya akhir pekan lalu.

Sebelumnya Abidin mengatakan, akan membagi dividen pada pemegang saham dalam tahun kedua setelah perusahaannya terdaftar di Bursa, namun karena tidak diperolehnya keuntungan maka rencana tersebut gagal di realisasikan. Perseroan yakin bisa membagikan dividen untuk kinerja tahun 2010 ini, karena penjualan diprediksi tumbuh 23 persen atau 2,1 triliun rupiah disbanding 2009 yang 2 triliun rupiah.

Membaiknya kinerja tahun ini, kata Abidin dipicu oleh mulai pulihnya krisis global sehingga banyak pelanggan dari luar negeri mulai meningkatkan ordernya seiring membaiknya permintaan produk elektronik global.

Pada kuartal satu ini saja, perseroan telah membukukan penjualan 630,8 miliar rupiah naik 39,8 persen dibanding periode sama 2009 yang 451,3 miliar rupiah. Meski demikian, perseoan masih mengalami rugi bersih 1,8 miliar rupiah, turun signifikan dibanding rugi yang diterima periode sama 2009 yang 8,3 miliar rupiah.

Membaiknya kinerja tahun ini kata Abidin disebabkan pihaknya telah mengantongi order dari beberapa perusahaan besar seperti Sony Electronics, Kenwood dan Panasonics untuk mengerjakan komponen bahan baku Televisi, Tape Recorder untuk kendaraan roda empat, komponen Komputer dan lainnya. Order yang diterima tersebut naik 40 persen dibanding kontrak yang diterima sebelumnya.

Guna mengantisipasi lonjakan order atau permintaan pada tahun ini, perseroan juga akan melakukan beberapa strategi antara lain menambah jumlah pekerja hingga 2.000 orang dan membeli mesin produksi baru.

Untuk itu, perseroan telah mengalokasikan belanja modal (Capital Expenditure/Capex) sekitar 25 miliar sampai 30 miliar rupiah dari kas internal. Perseroan belum perlu mencari dana dari luar seperti pinjaman bank atau dana dari pasar untuk merealisasikan rencana pembelian mesin tersebut karena pasalnya kas perusahaan cukup sehat.

Kepala Riset Asia Financial Network (AFN) Rowena Suryobroto mengatakan, industri elektronik merupakan salah satu sector yang cukup baik pertumbuhannya pada tahun ini seiring dengan mulai pulihnya dampak krisis keuangan global. Pasalnya, peermintaan produk elektronik akan naik seiring dengan membaiknya pendapatan masyarakat.

Oleh karena itu, perusahaan elektronik tidak perlu ragu merealisasikan rencana ekspansi usahanya pada tahun ini, namun rencana tersebut akan terbentur oleh tingginya suku bunga kredit perbankan. Sementara itu, untuk mencari dana lewat pasar menurut dia baru bisa direalisasikan pada semester dua karena pada semester satu ekonomi masih belum bisa dibaca atau masih dalam Gray Area dan pada semester kedua baru , pasar baru bisa dijadikan patokan bagi manajemen untuk mengambil keputusan.(gus).

Tidak ada komentar: