Kamis, 22 Juli 2010

Modus : Untung Ratusan Juta Dari Piala Dunia

Sekali pasang taruhan minimal 100 ribu rupiah per orang, jika berhasil nebak skor dalam pertandingan piala dunia tersebut maka uang bisa menjadi 200 ribu rupiah, tapi sedikit yang bisa berhasil menebak sehingga keuntungan Akiong dan dua rekannya bisa mencapai ratusan juta setiap hari selama piala dunia berlangsung.



Jika tidak ada sms pengaduan ke markas Poltabes Barelang, mungkin Akiong atau Susanto dan dua rekannya masing masing Hui Yong alias Harto dan Yui Li alias Salomon bisa menikmati keuntungan sebagai Bandar judi piala dunia hingga ratusan juta rupiah hanya dalam beberapa hari saja.

Akiong tidak mengira, enam orang yang berpakaian preman ternyata polisi dan menangkapnya ketika dia sedang menghitung uang taruhan peserta judi bola. Tanpa berkata apapun, akhirnya Akiong beserta uang taruhan, laptop dan dua rekannya di giring ke kantor polisi untuk diperiksa.

Diceritakan, awalnya dia hanya iseng main tebak tebakan skor gol selama piala dunia bersama rekan rekan dan saudaranya. Tapi, lama kelamaan dia menjadi Bandar dan mengajak rekan dan saudaranya untuk taruhan dengan menebak skor dalam piala dunia yang sedang dipertandingkan.

Dari rekan dan saudaranya, perjudian yang dilakukan Akiong yang sehari harinya adalah pedagang Handphone tersebut mulai menyebar ke banyak orang dan mulai banyak orang yang ikut bertaruh.

Modus yang dilakukannya adalah dengan menebak skor dalam piala dunia yang sedang berlangsung, setiap peserta judi minimal memasang taruhan 100 ribu rupiah. Peserta yang ingin ikut taruhan cukup mengirim sms ke nomor handphone AKiong dan uang taruhan selanjutnya bisa dijemput oleh anak buah Akiong atau diantar langsung oleh peserta judi.

Menurutnya dalam satu hari peserta yang ikut bisa mencapai 100 orang lebih dengan taruhan bervariasi dari mulai 100 ribu rupiah sampai jutaan rupiah. Sebagian besar peserta judi tersebut tidak berhasil menebak skor sehingga kalan dan Akiong bisa mereguk untung jutaan rupiah setiap harinya.

Keuntungan paling tinggi kata Akiong saat pertandingan Jerman melawan Inggris, banyak peserta yang menebak Inggris yang menang dengan skor 1-0 tapi ternyata Jerman yang menang.

Kedok Akiong terungkap setelah kepolisian Poltabes Barelang menerima sms dari seseorang yang mengaku sering ikut judi bola yang dilakukan Akiong, si pengirim sms itu menyebut tempat dilakukan transaksi dan modus yang dilakukan Akiong sehingga mudah bagi polisi untuk menangkap Akiong.

Akiong sendiri tidak mengira kalau permainan judi yang hanya dilakukannya dikalangan etnis Tiong Hoa bisa tercium polisi sehingga dia harus berususan dengan Polisi.

Kapoltabes Barelang AKBP Eka Yudha Satriawan mengatakan, pihaknya memang telah menangkap tiga tersangka masing-masing Hui Yong alias Harto, Yui Li alias Salomon dan Akiong alias Susanto yang diduga menjadi Bandar judi selama piala dunia berlangsung.

Ketiganya sampai saat ini masih belum mengaku, namun dari pengaduan masyarakat mereka memang benar adalah Bandar judi bola tersebut, dan polisi masih melakukan pemeriksaan.

Ketiganya orang yang ditangkap itu merupakan pedagang telepon genggam (handphone), dan ketiganya tertangkap di Kawasan perdagangan Plaza Mitra Mall dan Plaza Aviari daerah Batuaji Batam ketika sedang melakukan transaksi judi bola sekitar pukul 20.00 WIB, Minggu (27/6).

Dari tangan para tersangka, disita barang bukti berupa uang taruhan sebanyak 6,3 juta rupiah, satu unit laptop, empat unit ponsel, tiga buah buku bank dan daftar rekap peserta judi. Omzet ketiga Bandar tersebut mencapai ratusan juta setiap harinya.

"Mereka kita tangkap setelah mendapat laporan dari masyarakat adanya praktik perjudian bola yang dilakukan dengan modus tebak skor melalui SMS," kata Eka.

Dikatakan, perjudian itu terungkap setelah para tersangka menerima SMS dari pemain, yakni Cai, Wia dan Thoa berisi nama negara yang akan dipilih jelang pertandingan Jerman melawan Inggris. Saat dilakukan penyergapan, para tersangka tak bisa mengelak.

Para bandar ini meraup untung cukup besar dari pemain yang rata-rata teman mereka. Pasalnya, jumlah taruhan setiap pertandingannya mencapai ratusan juta rupiah setiap harinya dengan menggunakan modus yang dilakukan dalam perjudian ini adalah penetuan skor dari setiap pertandingan. Para pemain hanya mengirim SMS negara mana yang ditahan dan berapa skornya. Selanjutnya, ada kurir yang disiapkan untuk menjemput uang taruhan dari setiap pemain.

"Jika para pemain kalah tebak, maka uang taruhan jadi milik bandar, dan setiap peserta judi biasanya bertaruh minimal 100 ribu per orang" kata Eka.

Ketiga tersangka selanjutnya diancam dengan pidana perjudian karena melanggar pasal 303 KUHP.

Selain menangkap Bandar judi bola piala dunia, Kepolisian juga menangkap peserta judi bola diwilayah Tanjung Pinang Provinsi Kepri yang diduga kuat ada sangkut pautnya dengan permainan judi yang di motori oleh Akiong.

Satuan Reskrim Polresta Tanjung Pinang menangkap tiga orang yang diduga bermain judi, dan dari tangan ketiga tersangka tersebut, polisi menyita uang tunai satu juta rupiah dan tiga telepon genggam yang digunakan untuk berjudi.

Kasat Reskrim Polresta Tanjung Pinang AKP Hary Purnomo mengatakan, penangkapan Jimi, A Cok, dan Kalep berdasarkan informasi dari masyarakat. Para tersangka biasa bermain judi di sebuah kafe di Bintan Center yang juga menggelar nonton bareng piala dunia.

Tersangka Jimi mengakui perbuatannya. Dia bermain judi hanya sekadar iseng agar suasana menonton bareng pertandingan sepakbola menjadi menarik. Polisi menduga ada bandar besar yang mengkoordinir praktik judi di Bintan. Sebab, transaksi judi bola di wilayah tersebut mencapai puluhan juta rupiah.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, para tersangka kini meringkuk di Mapolresta Tanjung Pinang . Mereka dijerat Pasal 303 KUHP tentang Perjudian dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.(gus).




Judi Kembali Marak di Batam


Praktik judi kembali mewabah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), terutama Kota Batam, mulai dari judi ketangkasan atau jack pot hingga toto Singapura, bahkan saat pertandingan piala dunia berlangsung dijadikan bandar sebagai permainan judi.


Kota Batam sudah sejak lama dikenal sebagai kota Judi, bahkan sekelompok masyarakat menghendaki agar judi di legalkan di Kota Batam karena memberi banyak masukan atau pendapatan bagi warganya. Bahkan seorang pengusaha nasional juga sudah menyatakan minat untuk membangun Kasino atau pusat judi di Pulang Rempang namun terbentur dengan hiruk pikuk dan protes dari Anggota DPR hingga saat ini, dan rencana itu sudah di dahului oleh Singapura dengan membangun Kasino di Pulau Sentosa.


Sejumlah tempat di Batam sampai saat ini diduga masih melakukan praktik judi meskipun dengan balutan permainan ketangkasan, diantaranya di hotel Formosa, pusat perbelanjaan Nagoya dan Batu Aji, Penguin, dan Pasar Jodoh, di mal Nagoya Hill dan Batam City Suqare (BCS).


Salah satu judi permainan judi yang terkenal di Batam saat ini adalah permainan toto Singpura atau Sie Jie. Dalam permainan ini, pemain yang memasang taruhan sebesar 1.000 rupiah, jika tebakan angkanya benar maka mendapatkan hadiah sebesar1,8 juta rupiah.


Uniknya, untuk taruhan kecil itu, agen tidak perlu memberikan tanda bukti baik berupa kupon maupun catatan. Jika uang taruhan sudah di tangan bandar, pemasang cukup mengirimkan angka tebakan melalui sms (pesan singkat). Bagi tebakan yang kena, agen akan menginformasikan lewat sms.


Permainan judi tersebut sudah mewabah dan beredar hingga ke kampung kampung. Hendri (41), warga Kampung belimbing Batam mengungkapkan, setiap putaran (tiga kali sepekan), dia selalu menyisihkan sedikitnya 5.000 rupiah untuk memasang sie jie. Sejauh ini, Abizar mengaku, tebakannya belum pernah menang tapi dia tetap terus bermain.


Pria asal Medan itu mengaku tidak merasa melanggar hukum ketika memasang sie jie. Alasannya, yang memasang tidak hanya masyarakat awam, tetapi oknum aparat juga. Malah dirinya pernah mendapat percikan dari seorang oknum polisi yang tebakannya kena. "Waktu itu saya diberi lima ribu. Lumayanlah, bisa pasang lima puluh tebakan. Tapi, dasar uang setan dimakan hantu, walau sudah pasang lima puluh tebakan, tak ada yang kena," katanya geram.


A Ling (35), warga Windsor , lebih tertarik membeli kupon dari pada lewat sms. Kendati harganya lebih mahal, yakni 1 dolar Singapura, ia tetap memilih kupon. "Namanya saja tebakan, Mas. Makin besar taruhan, hadiah juga lebih besar. Makanya, saya lebih suka beli kupon langsung," ucapnya.


Menurut A Sun, agen sie jie sudah cukup banyak di sekitar Nagoya , Jodoh, Windsor dan Pelita. Untuk mendapatkan kupon, pemasang cukup datang ke tempat tertentu seperti warung kopi, biliar, fotocopy bahkan conter ponsel. Khusus untuk kedai kopi, salah satu ciri bahwa kedai kopi itu menjual kupon sie jie, jika banyak yang keluar masuk tanpa minum.


"Saya juga seperti itu. Habis beli kupon, langsung pergi. Kita takut terjadi sesuatu. Namanya judi, bisa saja kita dijebak aparat," sebutnya.


Pani (47), pengusaha di Nagoya , mengaku setiap putaran menghabiskan sedikitnya 2 juta Rupiah, ada kalanya, ia membeli kupon langsung ke Singapura. Walaupun biaya lebih tinggi, tidak terlalu bermasalah baginya. "Yang penting bagi kita jaminan keamanan. Kalau di Singapura, kita tidak perlu pikirkan resiko ditangkap polisi. Di Singapura, kupon dijual bebas, termasuk di super market," katanya.


Dikatakan, para pengusaha batam cukup banyak penggemar sie jie Singapura, malah tidak jarang terjadi, ada rekannya yang bertindak sebagai bandar. Jika tebakan tidak kena, uang menjadi milik bandar. Sebaliknya, jika tebakan kena, bandar akan mengganti sesuai dengan ketentuan baku sie jie. "Kami sudah saling percaya. Bahkan bandar bisa berganti-ganti seperti arisan," ucapnya.(gus).

Tidak ada komentar: