Selasa, 06 Juli 2010

IPO PT Semen Batam Terancam Batal Tahun Ini

BATAM - Perusahaan semen yang merupakan anak usaha Grup Bosowa, PT Semen Batam diperkirakan batal IPO (Initial Public Offering) pada tahun ini, menyusul belum ditunjuknya penjamin emisi serta belum ada kepastian kesanggupan membeli dari pembeli siaga.



CEO Grup Bosowa Erwin Aksa mengatakan, pihaknya masih memproses rencana IPO anak usahanya PT Semen Batam, namun belum diketahui kepasitan realisasinya. Perseroan sendiri belum menunjuk underwriter atau penjamin emisi.

“Kami belum menunjuk Underwriter selain itu stand by buyer juga belum pasti sehingga rencana IPO tahun ini belum bisa dipastikan,” katanya, Senin (28/6).

Terkait dengan kesiapan pembeli siaga yakni perusahaan asal Dubai , menurut Erwin belum diketahui kesanggupannya untuk membeli saham yang akan ditawarkan sehingga pihaknya belum dapat menentukan kepastian waktu untuk IPO. Sebelumnya, Erwin menargetkan IPO pada kuartal dua tahun ini.

Perusahaan itu diperkirakan akan melepas 20 persen saham anak usahanya, PT Semen Batam ke publik. Sebelumnya perseroan akan melakukan terlebih dahulu Strategic Sale dengan melepas 30 persen saham kepada investor Timur Tengah.

Dana yang diharapkn dari IPO dan Strategic Sale tersebut diperkirakn 600 miliar rupiah yang akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi Semen Batam dan membangun infrastuktur pembangkit listrik dan pengembangan pelabuhan di Batam untuk menunjang kegiatan produksi.

PT Semen saat ini mempu memproduksi 600 ribu ton per tahun dengan kapasitas produksi 1,2 juta ton per tahun. Perseoan juga memiliki dua fasilitas hulk loading dan dua unit alat pengepakan untuk memproduksi semen. Pada 2009 Semen Batam membukukan penjualan sekitar 600 miliar rupiah, lebih tinggi dibanding periode sama 2008.

Kepala Riset Asia Financial Network (AFN) Rowena Suryobroto mengatakan, untuk saat ini perusahaan disarankan tidak melakukan IPO karena pasar masih konsolidasi. Selain itu sentimen negatif dari Eropa terkait dengan krisis di beberapa negara Eropa serta belum pulihnya ekonomi Amerika Serikat dan kebijakan mata uang Cina yang belum pasti juga diperkirakan akan berpengaruh negative terhadap pasar dalam negeri sehingga investor belum berani masuk terlalu dalam ke pasar.

Oleh karenanya, jika perusahaan akan merealisasikan IPO saat ini dikuatirkan target dana tidak tercapai karena investor masih ragu.

Pasar diperkirakan sudah bisa diketahui arahnya pada semester kedua ini, meski demikian, perusahaan yang akan IPO tidak bisa berharap dana dari investor asing karena banyak perusahaan di Eropa dan Amerika yang menghadapi masalah keuangannya dan akan menarik dana investasinya dari berbagai negara ke negara asalnya.

“Pada semester kedua ini lebih ada kejelasan, karena sudah ada kepastian soal penanganan krisis di Eropa sehingga IPO bisa dilakukan,” katanya, Senin (28/6).

Terkait dengan prospektif industri semen, Research Analys PT Asia Securities, Arga Pradita Sutiyono dalam riset yang dipublikasikan Desember 2009 menyebutkan, prospek industri semen tahun 2010 diperkirakan bakal meningkat dan lebih baik dibanding tahun sebelumnya karena beberapa pertimbangan, pertama, dukungan pemerintah terhadap program pengembangan infrastruktur dimana peluang pertumbuhan infrastruktur adalah 3,0 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) untuk tahun 2010 hingga 2014.

Kedua, Bahan baku yang masih mencukupi, karena beberapa lokasi bahan baku kapur dan Gamping masih tersebar luas di seluruh daerah Indonesia . Ketiga, Peningkatan konsumsi semen yang terus naik setiap tahun dengan laju pertumbuhan permintaan 7-8 persen per tahun. Keempat, Pertumbuhan permintaan di Kalimantan dan Sumetra naik 15-18 persen setiap tahun.

Kelima, ditunjang oleh kecenderungan naiknya harga semen dimana harga semen naik 14 persen sejak tahun 2008. Kelima, Peningkatan kapasitas produksi semua produsen semen karena dalam lima tahun terkahir kapasitas pabrik semen akan mengalami full capacity. (gus)

Tidak ada komentar: