Rabu, 16 Desember 2009

Lusi Efriani : Peduli Usaha Mikro



Foto : Lusi Efriani

Tidak banyak orang yang sudah sibuk dengan rutinitasnya, namun masih punya waktu dan peduli kepada orang kecil yang punya bisnis. Salah satunya, Lusi Efriani yang sudah lebih dari lima tahun mendampingi pengusaha mikro di Provinsi Kepulauan Riau untuk meningkatkan usahanya.

Ibu dua anak asal Surabaya ini, kesehariannya bekerja sebagai Corporate Communication Officer di Avava Grup Internasional di Batam. Lusi juga dipercaya oleh Bank Indonesia Batam menjadi pendamping UKM sejak 2006 sampai sekarang.





Kepedulian Lusi kepada UKM bukan tanpa sebab, wanita yang masih punya keturunan ningrat ini, kesehariannya selalu berhubungan dengan masyarakat kecil yang tidak mampu mengembangkan usahanya karena berbagai alasan. Kurangnya perhatian pemerintah juga menjadi pemicu dirinya untuk membantu dan menolong pelaku usaha mikro tersebut.

Padahal kata Lusi, pelaku usaha mikro adalah tulang punggung negara, bila pelaku usaha kecil sukses dan berhasil dalam bisnisnya, sudah pasti akan membantu negara menjadi lebih kuat dari segi ekonominya, sehingga pemerintah tidak perlu mengelurkan dana besar untuk sekedar menciptakan lapangan kerja dengan membantu permodalan bagi pengusaha besar.

“Perhatian pemerintah terhadap usaha mikro yang saya rasakan masih sangat minim, sehingga saya terketuk untuk membantu dan mendampingi mereka,” katanya.

Lebih dari 100 pelaku usaha mikro di Kepri saat ini menjadi binaan Lusi, dan sebagian besar dari mereka menjadi sukses.

Untuk membantu usaha mikro tersebut, Lusi tidak segan segan turun langsung ke lapangan bahkan sampai kedesa yang sulit dijangkau untuk sekedar berbincang dengan pelaku usaha mikro tentang usahanya.

Dari hasil percincangan itu, Lusi lalu menentukan program apa yang sepantasnya diberikan pelaku usaha mikro tersebut. Dia lalu menjembati pelaku usaha mikro dengan perbankan (Bank Perkreditan Rakyat) untuk mendapatkan modal, Lusi juga melakukan pelatihan keuangan pada usaha mikro tersebut.

Selain itu, wanita ini juga sering melakukan seminar motivasi kepada pelaku usaha mikro agar tetap semangat menjalani bisnisnya.

Dari segi pemasaran, Lusi sering mengajak pelaku usaha mikro binaanya untuk mengikuti ajang pameran di dalam negeri dan luar negeri, seperti yang dilakukannya pada awal Desember lalu yang mengajak lebih dari 30 pelaku usaha mikro melakukan pameran dagang di Johor Bahru Malaysia.

Yang menarik dari diri Wanita yang lulus dari Sastra Inggris Universitas Airlangga pada 2003 ini adalah, aktivitas dampingan yang dilakukannya sama sekali tidak dipungut biaya, bahkan dia sama sekali tidak mendapat tunjangan atau biaya atau gaji dari lembaga apapun, termasuk pemerintah daerah.

“Saya tulus mengerjakan ini, karena hati kecil saya senantiasa mendorong untuk melakukan itu,” katanya.

Meski demikian, langkah dan kebajikan Lusi bukan tanpa perhatian dari pemerintah. Pada 25 Januari 2008 dia mendapat award atau penghargaaan dari Bank Indonesia batam serta pemerintah daerah sebagai Pembina UKM teladan. Hadiah langsung diserahkan oleh Bapak Irwan Lubis (Kepala Bank Indonesia Batam), Ahmad Dahlan (Walikota Batam) dan Ismeth Abdullah (Gubernur Kepulauan Riau) dalam acara Bank Gala Dinner 25 Januari 2008.

Saat ini, Lusi sedang mendampingi sejumlah pengrajin di Batam yang memproduksi arang. Arang yang dihasilkan dari pengrajin tersebut, dulunya hanya dijual di kota Batam saja dengan kualitas standar, saat ini produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura, Malaysia negara lainnya. Keberhasilan itu berkat dampingan yang dilakukan Lusi kepada pengrajin untuk meningkatkan kualitas arangnya dengan merubah proses pembakarannya. (gus).

1 komentar:

nanok mengatakan...

kira kira saya yg tinggal di kendal jateng bisa ikut gabung utk pelatihan arang batok yg menurt berita di kompas... salah satu perusahaan di negara cina membutuhkan suplai 1 jt ton arang batok per bulannya...(nanok hp 08562589776)