Minggu, 27 Desember 2009

Investor Menunggu Santa Claus Rally

Investor pada perdagangan di minggu terakhir tahun 2009 menunggu apa yang disebut Santa Claus Rally, yaitu kenaikan saham-saham di akhir tahun. Beberapa faktor yang ditunggu pelaku pasar adalah adanya window dressing. Window dressing adalah strategi para fund manager untuk memperbaiki kinerja portofolio reksadananya di akhir tahun dengan menjual saham-saham yang diperkirakan mencatatkan kerugian dan membeli saham-saham yang diperkirakan mencatatkan keuntungan besar.





Sebagaimana diketahui, karena laporan kinerja reksadana sebuah perusahaan investasi biasanya diterbitkan di setiap akhir kuartal atau akhir tahun maka aksi window dressing sangat membantu mereka untuk ‘memoles’ portofolio yang memang disukai oleh para investor dalam brosur-brosur penjualan mereka. Strategi window dressing ini umumnya lebih marak dijalankan pada akhir penutupan tahun sehingga seringkali mengerek harga saham naik.

Kami meyakini bahwa aksi window dressing ini akan marak pada minggu ini. Namun apakah aksi window dressing para fund manager ini akan mampu mendorong indeks IHSG naik menyentuh 2.600? Beberapa hal yang cukup menjanjikan adalah harga-harga saham unggulan telah mengalami koreksi dari sejak awal Desember yang lalu. Tentu hal ini akan menjadi entry point bagi pemodal institusi untuk melakukan aksi beli di saham-saham blue chips. Sebaliknya saham-saham mid cap yang gagal memenuhi ambisi pencapaiannya akan menjadi sasaran jual.


Faktor Bank Century tidak berpengaruh

Faktor Bank Century meskipun menjadi topik hangat di media-media di Jakarta. Bahkan kantor Kepresidenan terlalu defensif sehingga langkah ini justru memicu kembali maraknya perbincangan media massa. Bahkan hilangnya peredaran buku mengenai skandal Bank Century dikait-kaitkan dengan ’operasi intelijen’. Kami melihat bahwa sebenarnya Pemerintah SBY overreacting menanggapi perkembangan kasus Bank Century ini. Tentu hal ini kontraproduktif mengingat pasar sudah menganggap kasus tersebut sudah pada tahap anti klimaks.


Bursa Global Menanti Rally

Tidak hanya di Jakarta, bursa-bursa saham di seluruh dunia juga menanti penutupan tahun dengan harapan baru dan tentunya rally kenaikan saham-saham. Aksi-aksi window dressing di hampir seluruh bagian dunia diharap-harap oleh pelaku pasar guna mendongkrak harga saham mereka. Bagi investor ritel, kenaikan ini sangat dinanti-nanti sehingga mereka bisa merealisasikan sebagian portofolio mereka untuk perayaan liburan tahun baru nanti.

Pada penutupan sebelum hari Natal kemarin, indeks bursa-bursa dunia termasuk IHSG mengalami kenaikan meskipun belum terlalu signifikan. Indeks Dow berhasil menembus titik 10.500. Demikian pula dengan IHSG yang kembali rebound ke titik 2.460.

Untuk IHSG beberapa faktor pendorong kenaikan adalah inflasi tahun 2009 yang rendah di kisaran 2,8% - 3,0%, tingkat suku bunga rendah yang bertahan di 6,5%, dan membaiknya kinerja saham-saham domestik seperti perbankan, telekomunikasi, otomotif, semen, barang konsumen, infrastruktur, farmasi, peritel, distribusi dan beberapa saham-saham komoditi tertentu. Saham-saham Grup Bakrie, meskipun masih menjadi titik perhatian pelaku pasar di Indonesia, akan menjadi gerai-gerai pertaruhan apakah mulai menggeliat naik atau turun?

Namun aksi window dressing justru diperkirakan akan menjadi faktor negatif bagi BUMI dan DEWA karena para fund manager kemungkinan mengkhawatirkan penurunan lebih dalam sehingga mereka mengantisipasinya dengan profit taking. Bahkan mereka telah mengganti portofolio batubara dengan saham ADRO, PTBA dan ITMG.

Tidak ada komentar: