Minggu, 13 Desember 2009

Jelang Musim Libur Saham Tunggu ‘Bocoran’ Info

Menjelang musim libur akhir tahun, saham-saham di Jakarta kemungkinan akan marak mengantisipasi ‘bocoran-bocoran’ info-info seputar kinerja perusahaan tahun 2009. Emiten-emiten mulai mencoba untuk memberikan informasi-informasi seputar kinerja 2009 dan bujet tahun 2010. Hal tersebut akan memberikan insentif bagi pemodal untuk mengambil posisi beli.





Pada perdagangan minggu lalu, IHSG bergerak mendatar namun ditutup menguat di hari Jumat dan kembali ke teritori 2.500an setelah menguat ke posisi 2.519.1 atau 13,5 poin lebih tinggi dibanding posisi awal pekan di 2.505,6. Saham-saham yang sensitif terhadap inflasi rendah menopang pergerakan indeks naik seperti ASII, TLKM dan GGRM.

Pekan ini kami memperkirakan saham-saham memiliki momentum yang sangat terbatas untuk melanjutkan reli menjelang libur akhir tahun. Pergerakan indeks diperkirakan terbatas di kisaran 2.525 – 2.550 di penutupan tahun. Salah satu faktor negatif yang menghambat pergerakan ke atas adalah perseteruan DPR – Pemerintah perihal Bank Century dalam proses Hak Angket. Risiko politik ini dirasakan semakin menguat setelah Menteri Keuangan RI membuka adanya persoalan pribadi antara dirinya dengan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie. Menteri keuangan Sri Mulyani seolah-olah membeberkan bahwa Pansus Bank Century dan Hak Angket ini adalah ‘politik balas dendam’ terhadap dirinya dan koleganya.


New York Menguat

Sementara itu, saham-saham di bursa utama Wall Street mulai menguat menyusul jaminan dari Gubernur bank sentral AS, Ben Bernanke, bahwa the Fed tidak akan menaikkan suku bunga di tahun 2010 guna mendorong perekonomian yang diperkirakan tumbuh secara moderat saja. Dengan mempertahankan suku bunga rendah diharapkan sektor riil AS akan mampu menyediakan lapangan kerja baru dan mendorong ekonomi tumbuh lebih cepat.

Pernyataan Ben Bernanke tersebut diharapkan pula mendorong pasar hutang dan pasar saham bergerak naik. Pelaku pasar mengharapkan nilai imbal hasil investasi mereka di pasar obligasi dan pasar saham akan meningkat.

Tentunya situasi ini akan memperkecil peluang bursa-bursa di pasar emerging tumbuh kencang karena adanya faktor repatriasi modal kembali ke bursa-bursa utama seperti New York, London dan Nikkei.

Saham-saham domestik

Pelaku pasar diharapkan akan menggeser portofolionya dari sektor pertambangan ke sektor domestik seperti telekomunikasi, perbankan, jalan tol, semen, konstruksi, barang konsumen, farmasi, dan otomotif. Sektor ini diperkirakan memiliki ketahanan dalam menghadapi koreksi pasar.


Tidak ada komentar: