Kamis, 10 Desember 2009

PT Ratu Prabu Energy Tbk Akuisisi Tambang Emas

BATAM - Perusahaan energi dan properti, PT Ratu Prabu Energy Tbk diketahui telah mengakuisisi 100 persen saham perusahaan tambang emas di luar Jawa dengan nilai ditaksir 50 juta dollar AS, dengan demikian perseroan optimisitis kinerja pendapatan tahun depan bisa tumbuh 10-20 persen.





Direktur keuangan Ratu Prabu Energy Gemilang Zaharin mengatakan, perseroan bulan lalu telah mengakuisisi 100 persen saham perusahaan tambang emas yang berlokasi di luar Jawa. Nilai akuisisinya tidak disebutkan secara rinci, namun ditaksir mencapai 50 juta dollar AS atau sekitar 500 miliar rupiah dengan kurs 10.000 rupiah per dollar AS, seperti yang pernah dikatakan sebelumnya.

Dengan demikian pihaknya optimistis kinerja tahun depan bisa lebih baik di banding tahun 2009. Perseroan, kata dia memproyeksikan pendapatan dan labanya tumbuh sekitar 10-20 persen pada 2010.

Sikap optimistis itu dipicu oleh akan diperolehnya pendapatan dari bisnis tambang emas, dan juga dari usaha produksi minyak dan gas serta properti.

Dari bisnis minyak, kata dia akan ada tambahan pendapatan karena pihaknya berencana mengakuisisi pertambangan minyak yang sudah existing pada tahun depan. Selain itu, meningkatnya harga minyak dunia akan mendorong pertumbuhan pendapatan pada tahun depan.

Dari bisnis properti, kata Gemilang, perseroan akan membangun apartemen dan hotel (Tower Ratu Prabu III) dengan nilai investasi sekitar 90 juta dollar AS. Dananya diharapkan bisa diperoleh dari rencana penerbitan saham terbatas atau Rights Issue yang akan dilakukan tahun depan.

Penawaran saham terbatas dilakukan setelah rencana penerbitan obligasi terpaksa dihentikan prosesnya, karena konsultan keuangannya merekomendasikan kupon yang terlalu tinggi yakni sekitar 17 persen. Kupon yang tinggi itu, kata Gemilang dikuatirkan bisa membebani neracanya dalam jangka panjang.

Selain dari Rights Issue, dananya juga diharapkan bisa diperoleh dari pinjaman bank dan kas internal. Perseroan saat ini sedang negosiasi dengan beberapa bank antara lain Bank Syariah Mandiri dan CIMB Niaga untuk mendapatkan pinjaman.

Menurut Gemilang, alternatif pembiayaan dari pinjaman bank sangat memungkinkan karena suku bunga bank saat ini sedang turun, sehingga lebih menguntungkan pinjam bank dengan bunga rendah ketimbang obligasi dengan suku bunga atau kupon yang melebihi suku bunga bank.

Ditambahkan, dana hasil Rights Issue nantinya juga akan digunakan untuk membeli dua rig atau alat pengeboran barang tambang (Minyak, gas dan batubara) senilai 35 juta dollar AS atau 350 miliar rupiah dengan kurs 10 ribu rupiah.

Terkait dengan kinerja tahun ini, menurut Gemilang diperkirakan sama dengan tahun 2008, dengan laba bersih sekitar 25 miliar rupiah. Hingga September 2009, perseroan baru membukukan laba 23,1 miliar rupiah, turun hingga 88,9 persen dibanding periode sama tahun lalu yang 207,6 miliar rupiah. Sementara itu, pendapatan hingga September ini 362,8 miliar rupiah, turun 47,2 persen dibanding periode sama tahun lalu yang 687,035 miliar rupiah.

Kepala Riset PT Recapital Securities Poltak Hotradero mengatakan, emiten sektor energi tahun depan masih belum bisa dipastikan apakah kinerjanya lebih baik dibanding tahun ini. Pasalnya, harga minyak dunia diperkirakan masih tertekan disebabkan suplai yang berlebih dipicu oleh langkah Irak yang akan mulai memproduksi minyak dan cadangan minyak di Amerika Serikat yang berlebih. Kondisi itu diperparah lagi dengan belum pulihnya permintaan minyak global akibat dampak krisis keuangan dunia.

"Oleh karena itu, emiten energi harus berhati hati melakukan ekspansi usaha pada tahun depan," katanya, Kamis (10/12).

Sementara itu, langkah diversifikasi usaha juga diperkirakan tidak akan banyak menolong karena mencoba bisnis diluar dari bisnis utama memiliki risiko cukup tinggi, bila manajemen tidak memahami seluk beluk bisnis tersebut.

Terkait dengan rencana Ratu Prabu yang mengakuisisi tambang emas, menurut Poltak belum bisa dijadikan patokan akan meningkatkan kinerja perusahaan itu tahun depan, karena harga barang mineral sangat fluktuatif, contohnya harga nikel saja saat ini anjlok, dan tidak menutup kemungkinan harga emas yang saat ini tinggi juga bisa anjlok tahun depan.

Sementara itu, langkah perusahaan yang akan Rights Issue juga belum pasti diserap pasar, karena investor masih akan melihat fundamental emiten tersebut dan gain yang ditawarkan. (gus).

Tidak ada komentar: