Rabu, 11 Agustus 2010

RONA - Kenduri Jamak Jelang Ramadhan

Beberapa hari menjelang bulan Ramadhan, seluruh warga di Pulau Penyengat melakukan tradisi kenduri jamak di Masjid Raya Shultan Riau untuk mendapat berkah dan pengampunan serta kekuatan untuk menjalani ibadah puasa.



Aktivitas warga di Masjid Raya Shultan Riau kian meningkat memasuki bulan Ramadhan seperti kegiatan pengajian, bersih bersih masjid dan lainnya. Lalu menjelang beberapa hari puasa, warga Pulau Penyengat mulai mempersiapkan aneka masakan untuk dibawa pada saat kenduri jamak di Majid tersebut.

Kenduri akan dipimpin oleh ulama setemapat dan dihadiri hampir seluruh warga pulau penyengat yang hanya berjumlah ratusan tersebut. Dalam kenduri itu, warga akan memohon kepada Allah SWT untuk diberikan pengampunan atas dosa yang telah dilakukan serta memohon untuk diberi kekuatan dalam menjalani ibadah puasa.

Kenduri tidak hanya di hadiri warga yang ada di pulau, tetapi warga penyengat yang merantau ke berbagai daerah juga biasanya akan pulang untuk mengikuti tradisi tersebut. Selepas kenduri, warga biasanya akan langsung melakukan jiarah ke makam leluhur yakni para pemimpin atau Raja Riau yang wafat dan dimakamkan di sekitar masjid. Selain itu warga juga banyak yang jiarah ke makam Raja Ali Haji yang merupakan pujangga besar tanah air.

Kegiatan menjiarahi makam para Raja dan kerabat kerajaan Melayu di Penyengat juga dilakukan banyak warga Indonesia dari berbagai daerah, konon para pemimpin negara ini juga banyak yang melakukan jiarah ke makam tersebut.

Aktivitas jiarah yang dilakukan masyarakat akan meningkat tajam jelang Ramadhan, ratusan warga tiap harinya akan datang ke Pulau Penyengat untuk berjiarah. Akibatnya, Pulau Penyengat yang hanya memiliki luas sekitar 240 hektare tersebut penuh sesak oleh warga yang akan berjiarah pada saat jelang bulan Ramadhan.

Anwar salah seorang tokoh pemuda Pulau Penyengat mengatakan, memasuki bulan puasa dan lebaran biasanya menjadi berkah bagi warga pulau karena banyak masyarakat dari luar pulau yang datang untuk shalat di Masjid Penyengat dan melakukan jiarah.

Kedatangan pejiarah dari luar pulau itu tentu memberi pemasukan bagi warga karena permintaan bunga dan makanan meningkat. Selain puasa dan lebaran, pejiarah juga ramai ke Pulau Penyengat pada saat hari besar Islam lainnya seperti Maulid Nabi dan Isra Mirad.

Namun kata dia, sayangnya pemerintah daerah dinilai belum mendukung kegiatan warga tersebut sebab fasilitas umum di Penyengat masih sangat minim sehingga warga atau pejiarah ataupun turis yang datang ke pulau penyengat kurang nyaman akibat minimnya fasilitas.

Selain, itu sejumlah objek wisata di penyengat juga belum di kelola secara baik bahkan beberapa objek seperti benteng pertahanan yang dibangun abad 18 untuk menentang penjajahan Belanda pada saat itu, seolah dibiarkan dengan kerusakannya dan belum diperbaiki hingga saat ini.

Padahal objek wisata itu sangat penting bagi catatan sejarah nasional. Selain itu 17 objek wisata lainnya di Pulau penyengat juga belum dikelola secara baik. Kemudian jalan untuk menuju ke objek wisata tersebut juga dibangun asal asalah yang membuat pengunjung merasa tidak nyaman. (gus).

Tidak ada komentar: